Liputan6.com, Jakarta Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menyebut pemerintahan era berikutnya di tangan Prabowo Subianto akan mendorong industri pengolahan (hilirisasi) rumput laut (seaweed) di tahun pertamanya bekerja.
Hilirisasi rumput laut rencananya akan dikedepankan bersama perluasan program hilirisasi tambang untuk produk-produk yang telah diolah di dalam negeri, semis nikel dan bauksit.
Baca Juga
"Ada nanti di tahun 2025, salah satunya kita akan ada beberapa hal di dalam industrialisasi itu. Salah satunya adalah untuk mendorong hilirisasi seaweed, meneruskan hilirisasi tambang yang lebih inklusif dan berkelanjutan, dan beberapa hal lain," ujarnya di Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Kendati begitu, Amalia belum mau buka-bukaan lebih lanjut soal kelanjutan program hilirisasi tambang di 2025, lantaran itu masih dalam tahap kajian.
Advertisement
Pengolahan
Sementara untuk rumput laut, ia menilai sektor industri pengolahan pada komoditas tersebut punya potensi besar lantaran Indonesia jadi produsen seaweed terbesar kedua dunia setelah China.
"Kita saat ini baru ekspor seaweed-nya aja langsung, belum diolah. Sekarang kita mau mendorong pengolahan harus ada di Indonesia. Nilai tambah harus ada di Indonesia," kata Amalia.
"Kalau kita memperpanjang rantai nilai dari produksi menjadi produk turunan, itu akan memberikan efek pengganda yang luar biasa terhadap ekonomi Indonesia," sebutnya.
Â
Apa Untungnya Pengolahan Rumput Laut
Selain itu, program hilirisasi rumput laut pun dinilai menjanjikan kesejahteraan ekonomi bagi para petani di sektor hulunya. "Sehingga nanti kalau kita olah di Indonesia, ini juga akan meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan pendapatan buat petani kita," imbuhnya.
Adapun Bappenas saat ini tengah menyusun rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) secara teknokratik, yang kemudian telah diselaraskan dengan visi dan misi Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih.
"Jadi tentunya di dalam RPJMN ini agenda industrialisasi berbasis SDA (sumber daya alam) itu akan kita jalankan, tetapi dengan cara lebih inklusif dan berkelanjutan. Sehingga nanti pertumbuhan ekonomi kita akan dorong tinggi, tetapi harus bisa dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat sampai di tingkat bawah," tuturnya.
"Keterlibatan masyarakat juga akan lebih baik, dan juga menjadi ramah lingkungan, tidak merusak lingkungan, itu yang kita sebut dengan lebih sustainable," pungkas Amalia.
Advertisement