Sukses

Menko Luhut: Indonesia Bakal Ekspor Durian ke China, Segini Nilai Peluang Cuannya

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, pengembangan kerja sama ekspor durian dengan China akan berikan manfaat ekonomi di daerah.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan investasi Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan sejumlah rencana investasi dan proyek kerja sama dengan China.

Hal itu disampaikan Luhut setelah melakukan kunjungan kerja ke Tiongkok pada dua minggu lalu, yang ia bagikan melalui akun instagram pribadinya @luhut.pandjaitan.  "Kemarin dengan Pak Wang Yi baik dalam bilateral, kami hampir tiga jam ketemu berdua maupun juga dengan tim, kemudian kita tindak lanjuti semua. Masalah itu sebenarnya adalah perencanaan dan eksekusi dari perencanaan," kata Menko Luhut, dikutip Kamis (27/6/2024).

Dia menuturkan, perencanaan dan eksekusi yang baik adalah syarat keberhasilan kerjasama bilateral maupun sebuah investasi. Itulah yang ia lakukan pada kunjungan ke Tiongkok dua minggu lalu guna mendorong implementasi beberapa proyek kerjasama antara kedua negara mitra, Indonesia dan China.

Beberapa rencana investasi yang ia bahas bersama Tiongkok antara lain terkait rencana ekspor durian Tiongkok yang nilanya mencapai USD7-8 miliar atau setara Rp131 triliun (1 USD=Rp16.405). "Orang mungkin pada aneh, tapi durian ini sebesar USD 7-8 miliar mereka impor," ujar dia.

Dia menuturkan, bisa dibayangkan bila satu kabupaten di Indonesia, katakanlah hanya berpenduduk 80 ribu hingga 100 ribu jiwa, bisa ekspor USD 100 juta  durian ke Tiongkok per tahun. Kabupaten tersebut bisa mendapat pemasukan sebesar Rp1,5 triliun.

"Tentu akan memberikan manfaat perekonomian yang signifikan di suatu daerah. Jadi, jangan dianggap enteng. Nah, makanya kerja sama ini betul-betul kita buat dengan BGI Genomics untuk research, sehingga betul-betul durian itu durian yang bagus," tutur dia.

Meskipun membutuhkan waktu 3-4 tahun untuk berbuah, tetapi dari sekarang Pemerintah telah mulai menanam pohon durian di Humbang Hasundutan, di Fakfak Barat yang ditanam dilahan 100 hektare.

Kemudian, Pemerintah juga akan menanam pohon durian di Palu, dan di beberapa tempat yang duriannya oleh National Development and Reform Commusion (NDRC) Tiongkok dianggap bagus.

Selain itu, pihaknya juga membahas beberapa kerja sama di bidang energi hijau, peningkatan kualitas alat-alat dan fasilitas kesehatan dalam negeri, serta Investasi perusahaan tekstil berskala besar.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kerja Sama Pendidikan

Selanjutnya paling menarik dan menjadi perhatian utamanya adalah rencana kerjasama pendidikan, dengan universitas-universitas terbaik di Tiongkok seperti Tsinghua dan Fudan.

Sebagai negara dengan pendanaan riset terbesar kedua di dunia dengan total dana riset sebesar USD551,1 miliar, Tiongkok adalah pilihan yang masuk akal bagi Indonesia untuk bekerjasama dalam pengembangan SDM.

"Saya mengajukan penawaran kepada mereka agar menerima lulusan terbaik dari pelajar-pelajar Indonesia, untuk melakukan studi Undergraduate maupun Graduate program di sana. Setelah lulus, mereka juga bisa mengikuti program pelatihan kerja di perusahaan-perusahaan di Tiongkok sebelum kembali ke Indonesia," ujar dia.

Di sisi lain, Luhut melihat kepemimpinan strategis diplomasi antara dua negara sahabat ini adalah faktor penting keberlangsungan hubungan bilateralnya. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Indonesia dan Tiongkok dalam mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat.

Ia berharap intensitas pembicaraan tingkat tinggi yang diikuti dengan kerja sama yang terus diperdalam di beberapa sektor, dapat membawa kemajuan bukan hanya bagi Indonesia dan Tiongkok. Melainkan juga berdampak kepada masa depan negara-negara berkembang lainnya dalam membangun komunitas untuk masa depan bersama.

 

3 dari 4 halaman

Menko Luhut Bertemu Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Bahas Apa Saja?

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan melaksanakan pertemuan bilateral bersama  Menteri Luar Negeri China H.E. Wang Yi, di kawasan Geopark ChangBai Shan, Kamis, 13 Juni 2024.

Pertemuan ini membicarakan beberapa hal terkait usulan tiga arah kerja sama yang disepakati pada pertemuan HDCM ke-4 di Labuan Bajo Indonesia beberapa bulan lalu.

"Saya menekankan dua langkah penting yaitu: pertama, pembentukan task force untuk mendorong kerja sama ketahanan pangan dan kesehatan. Kedua, tiga bidang kerja sama pembangunan hijau, pembangunan digital, dan kesejahteraan rakyat diarahkan untuk implementasi berbagai MoU G2G yang telah ditandatangani pada 2023 lalu, untuk bidang kerja sama ekonomi digital, transisi energi dan hilirisasi,” ujar Menko Luhut seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (14/6/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Menko Luhut juga menyampaikan agar perusahaan-perusahaan Tiongkok yang telah bekerjasama dengan Indonesia dalam investasi energi hijau, turut mengundang suppliernya untuk berinvestasi di tanah air. Khususnya industri baterai berbasis nikel untuk menggunakan produksi nikel di Indonesia.

 

 

4 dari 4 halaman

Potensi Tenaga Surya

Terkait besarnya potensi tenaga surya yang Indonesia miliki yakni sebesar 3000GW, serta permintaan signifikan dari negara tetangga seperti Singapura sebesar 11GW hingga 2035, Menko Luhut juga mendorong produsen tenaga surya dan supply chain China untuk mendirikan pabrik di Indonesia.

"Perihal peningkatan kualitas udara, kami juga meminta dukungan “technical assistance untuk penurunan polusi dari PLTU di Indonesia. Saya juga mengundang pemerintah Tiongkok untuk berpartisipasi dalam Indonesia International Sustainability Forum yang sekiranya akan digelar pada 5-6 September 2024 mendatang," ujarnya.

Pada 2025, kedua negara akan merayakan 75 tahun hubungan diplomatik bersama. Menko Luhut berharap hubungan bilateral kedua negara ini tetap saling mendukung dan mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya bersama-sama.

"Seperti dua batang bambu yang tumbuh berdampingan kemudian menjulang mencapai langit. Sehingga model kemitraan strategis komprehensif yang kami jalin bersama selama ini, menjadi model percontohan rasa senasib sepenanggungan untuk mewujudkan masa depan bersama-sama bagi negara berkembang lainnya," ujar dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini