Sukses

Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Dapat Setrum Listrik dari Tenaga Surya

Ketersediaan listrik tenaga surya di dusun di Cilacap ini memiliki cerita yang panjang.

Liputan6.com, Jakarta Ternyata masih ada wilayah di Pulau Jawa yang kesulitan mengakses listrik. Lokasi tersebut tepatnya berlokasi di Dusun Bondan, Desa Ujungalang, Kecamatan Kampung Laut. Warga desa di wilayah ini  masih mengandalkan pasokan Listrik dari tenaga surya yang dikelola secara mandiri oleh koperasi.

Ketersediaan listrik tenaga surya di sana memiliki cerita yang panjang. Untuk menjangkau wilayah ini harus menggunakan perahu compreng atau kapal kecil dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam dari Dermaga Sleko, yang lokasinya tidak jauh dari Nusakambangan.

Saat malam tiba, dusun menjadi gelap. Warga umumnya menggunakan pelita minyak tanah untuk penerangan. Sebagian warga ada yang menarik kabel dari kelurahan lain untuk mengalirkan listrik dengan jarak hingga 5 kilometer.

Air bersih sangat sulit dan mahal karena mengandalkan pasokan dari daerah lain. Penghasilan mereka tidak menentu karena tambak yang menjadi gantungan hidup sering dilanda rob sehingga ikan bandeng dan udang yang dibesarkan hanyut sebelum sempat dipanen.

Jarak antar rumah penduduk sangat renggang dan tidak ada fasilitas MCK. Tetapi,  Dusun Bondan sebagai wilayah pesisir kaya akan potensi alam seperti angin dan surya.

Adalah PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap yang kemudian menganalisis permasalahan dan potensi yang ada di Dusun Bondan, bekerjasama dengan Mohamad Jamaludin pemuda asal Dusun Bondan.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, dikembangkan program E-mas Bayu & E-Mbak mina yang merupakan akronim dari Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin (Bayu) dan Energi Mandiri Tambak Ikan (Mina)

"Tujuannya agar masyarakat di dusun tersebut dan sekitarnya bisa mendapatkan energi untuk penerangan kehidupan mereka,” kata Manager CSR dan SMEPP PT KPI Edward Manaor Siahaan.

Program E-Mas Bayu ini merupakan komitmen Pertamina untuk mengembangkam energi bersih berwawasan lingkungan.

Bantuan program CSR tersebut berupa prototipe Hybrid Energy One Pole (HEOP) yang mengonversikan energi surya dan angin menjadi listrik.

Prototipe HEOP yang saat itu hanya mampu menghasilkan arus listrik searah atau direct current (DC) untuk 14 titik sambungan.

Selain itu, Pertamina memberikan bantuan panel surya untuk 14 titik yang letaknya jauh dari lokasi HEOP. Dusun Bondan mulai terang walau pun listrik tersebut belum dapat digunakan untuk alat elektronik.

Pertamina kemudian berkolaborasi dengan Politeknik Negeri Cilacap (PNC) mengembangkan energi listrik tenaga hibrida (PLTH) dengan daya 6.000 Watt Peak (WP) pada 2018 dengan 5 kincir angin dan 12 panel surya.

Pada 2018, bantuan tersebut telah secara resmi diserah terimakan kepada masyarakat Dusun Bondan dan diresmikan penggunaannya oleh Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup pada 5 Maret 2019.

Untuk mendukung keberadaan dan keberlanjutan PLTH, dibentuk kelompok pengelola PLTH. Mereka mendapatkan pelatihan untuk pengelolaan dan pemeliharaan PLTH.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Respons Warga

Pemerintah desa juga memberikan respons positif dengan membuat peraturan desa pertama yang mengatur tentang pengembangan, pemanfaatan dan pengelolaan energi baru terbarukan.

Kapasitas listrik yang dibangun kemudian bertambah menjadi 12.000 WP dan diresmikan pengoperasiannya pada akhir 2020. Penggunaan energi terbarukan sebesar itu berhasil mengurangi emisi hingga 7,51 ton C02 eq per tahun.

Oleh kelompok, listrik dialirkan ke rumah 37 Kepala Keluarga yang mencakup 242 orang masing-masing 500 watt, masjid, sekolah, dan dua rumah produksi. Pengeluaran warga untuk keperluan penerangan akhirnya berkurang drastis dari Rp75 ribu - Rp100 ribu menjadi Rp25 ribu.

“Saat ini, 100% anak usia pelajar yang sebelumnya tidak bisa belajar di malam hari kini sudah bisa leluasa belajar di malam hari karena sudah diterangi oleh cahaya lampu,” kata Jamal.

 

3 dari 3 halaman

Beragam Manfaat dan Institusi Baru

PLTH memberikan beragam manfaat untuk masyarakat. Selain digunakan untuk menghasilkan penerangan, listrik dimanfaatkan untuk pengoperasian alat desalinasi air dari payau menjadi tawar dan aerator tambak kelompok nelayan atau program Energi Mandiri Tambak Ikan (E-Mba Mina).

“Aerator tambak atau mesin penghasil gelembung udara yang berguna untuk menggerakkan air di dalam akuarium, kolam atau tambak, agar kaya kandungan oksigennya,” jelas Jamal.

Pemanfaatan aerator tambak, mendukung program intensifikasi tambak ikan dengan teknologi tambak polikultur biofilter, sebuah teknologi untuk meningkatkan produksi ikan bandeng, dengan memadukan antara tanaman mangrove dan sejumlah biota yang dibudidayakan seperti ikan bandeng, udang, dan kerang totok.

Ketersediaan listrik mendorong kehidupan masyarakat Bondan lebih sehat. Mereka mudah mendapatkan air bersih setelah Pertamina menginisiasi Sistem Desalinasi Air Berbasis Masyarakat (Sidesimas) untuk mengubah air payau menjadi air tawar sehingga dapat dikonsumsi warga.

Keberadaan E-Mas Bayu mendorong lahirnya institusi sosial baru yaitu kelompok UMKM Ibu Mandiri dan Ibu Mekar Jaya.

Mereka mengolah sebagian hasil tambak menjadi produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Pendapatan anggota Kelompok Ibu Mandiri yang awalnya Rp1 juta meningkat 50% menjadi Rp 2 juta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.