Sukses

IMF Kasih Wejangan ke Fed Soal Penurunan Suku Bunga, Ini Isinya

Suku bunga dana fed fund The Fed saat ini berada dalam kisaran 5,25% hingga 5,50% sejak Juli 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva menyarankan Federal Reserve (The Fed) untuk tetap menunggu menurunkan suku bunga sampai akhir tahun ini.

Georgiva menyoroti AS sebagai satu-satunya negara G20 yang mengalami pertumbuhan di atas tingkat sebelum pandemi, dan pertumbuhan yang kuat menunjukkan risiko kenaikan inflasi yang sedang berlangsung.

"Kami menyadari adanya risiko-risiko positif yang penting," kata Georgieva dalam sebuah konferensi pers, dikutip dari CNBC International, Jumat (28/6/2024).

"Mengingat risiko-risiko tersebut, kami setuju bahwa The Fed harus mempertahankan suku bunga kebijakan pada tingkat saat ini setidaknya hingga akhir 2024," ujarnya.

Sebagai informasi, suku bunga dana fed fund The Fed saat ini berada dalam kisaran 5,25% hingga 5,50% sejak Juli 2023.

IMF memperkirakan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti, yang menjadi ukuran inflasi AS versi The Fed, akan berakhir pada tahun 2024 pada kisaran 2,5% dan mencapai tingkat target The Fed sebesar 2% pada pertengahan tahun 2025. 

Perkiraan tersebut lebih cepat dari proyeksi The Fed untuk tahun 2026.

Kekuatan Ekonomi AS

Kekuatan ekonomi AS selama siklus kenaikan suku bunga The Fed dibantu oleh pasokan tenaga kerja dan peningkatan produktivitas, kata Georgieva, sambil menyoroti perlunya bukti yang jelas bahwa inflasi AS akan turun ke target 2% sebelum The Fed menurunkan suku bunganya.

Meskipun demikian, penilaian IMF yang "lebih optimis” terhadap lintasan penurunan inflasi didasarkan pada indikasi melemahnya pasar tenaga kerja di AS dan melemahnya permintaan konsumen.

"Saya ingin menyadari bahwa pelajaran yang kita peroleh dari (beberapa) tahun terakhir adalah kita berada pada masa yang lebih penuh ketidakpastian. Ketidakpastian ini juga ada di depan. Namun kami yakin bahwa The Fed akan mengatasi hal tersebut, dan tentunya dengan kehati-hatian yang sama seperti yang ditunjukkan selama setahun terakhir," jelas Georgieva.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

The Fed Prediksi Suku Bunga Dipangkas Hanya Sekali pada 2024

The Federal Reserve atau The Fed memproyeksikan, pihaknya akan menurunkan suku bunga hanya satu kali tahun ini.

Melansir CNN Business, Kamis (13/6/2024) pernyataan tersebut datang hanya beberapa jam setelah laporan inflasi utama Amerika Serikat menunjukkan tekanan harga perlahan-lahan mereda bagi konsumen.Namun, pejabat The Fed memproyeksikan tren ini belum cukup kuat untuk memangkas suku bunga.

Pejabat bank sentral mencatat dalam perkiraan ekonomi baru mereka memperkirakan inflasi AS akan kembali meningkat pada akhir tahun ini.

Sebelumnya, pada Desember 2024 The Fed memperkirakan akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun 2024. Namun, inflasi yang membandel kini mendorong penurunan tersebut menjadi hanya satu langkah.

Pasar mengakhiri hari dengan beragam meskipun berita inflasi CPI lebih baik dari perkiraan, setelah S&P dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi .

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan data Indeks Harga Konsumen AS pada Rabu, 11 Juni 2024, yang menunjukkan inflasi turun menjadi 3,3% bulan lalu dari 3,4% pada April sebagai berita yang menggembirakan.

Namun, Powell tidak menunjukkan antusias penuh. Bos The Fed juga enggan mengungkapkan apakah data baru inflasi AS akan mendorong potensi penurunan suku bunga.

"Tentu saja, pembacaan inflasi yang lebih baik akan membantu hal tersebut," katanya dalam konferensi pers setelah pertemuan pada Rabu sore.

Namun, dia memperingatkan data inflasi Amerika hanyalah satu bagian dari teka-teki dan keputusan untuk menurunkan suku bunga yang akan didasarkan pada totalitas data ekonomi.

3 dari 3 halaman

AS Catat Inflasi 3,3% pada Mei 2024

Amerika Serikat menunjukkan perlambatan pada bulan Mei 2024. Angka inflasi terbaru menjadi berita yang menggembirakan beberapa jam sebelum Federal Reserve membuat pengumuman terbaru mengenai suku bunga.

Melansir CNN Business, Kamis (13/6/2024) indeks harga konsumen AS naik 3,3% dari tahun sebelumnya, melambat dari tingkat 3,4% di bulan April 2024, menurut laporan terbaru Biro Statistik Tenaga Kerja negara itu.

Secara bulanan, inflasi AS tetap datar untuk pertama kalinya sejak Juli 2022. Turunnya harga bahan bakar menjaga inflasi negara tersebut tetap terkendali menyusul kenaikan 0,3% di bulan April.

"Ini adalah berita terbaik yang bisa kami dapatkan pagi ini," Philip T. Powell, direktur eksekutif Indiana Business Research Center dan profesor klinis di Indiana University Kelley School of Business.

"Federal Reserve telah mengawasi untuk memastikan angka (inflasi bulanan) ini berada di bawah 0,2%," ujarnya, seraya menambahkan bahwa "Jika ya, berarti inflasi akan turun, yang berarti (The Fed) bisa menurunkan suku bunga".

Perlambatan inflasi AS kali ini didukung oleh turunnya harga gas menjadi 2,2% dari 3,6% di bulan April. Harga pangan secara keseluruhan yang naik hanya 0,1%.

Adapun inflasi inti AS yang tidak termasuk gas dan pangan hanya naik 0,2% pada Mei 2024, dan menandai laju paling lambat sejak Oktober 2023 lalu, dan tingkat tahunannya turun menjadi 3,4%.

Adapun harga jasa transportasi di Amerika yang juga menurun untuk pertama kalinya sejak musim gugur tahun 2021, turun 0,5% pada bulan Mei 2024. Dan harga asuransi kendaraan bermotor turun sebesar 0,1%, sangat kontras dengan lonjakan yang terlihat selama dua bulan terakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini