Sukses

Bank Indonesia Ingatkan Tantangan Inflasi di Tengah Ketidakpastian Global

Asisten Gubernur BI, Doddy Zulverdi menuturkan, meski ketidakpastian global berlanjut tetap harus menjaga pertumbuhan ekonomi domestik terutama dari sisi konsumsi.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat yang didukung aktivitas pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Namun, tantangan inflasi yang meningkat di tengah ketidakpastian global yang berlanjut harus diwaspadai.

Hal itu disampaikan Asisten Gubernur BI, Doddy Zulverdi seperti dikutip dari Antara, Jumat (28/6/2024).

"Hal tersebut perlu disikapi dengan cara memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam pengendalian inflasi daerah khususnya melalui program-program unggulan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID)," ujar Doddy, saat memberikan sambutan dalam acara Pengukuhan Kepala Perwakilan BI Purwokerto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat pekan ini.

Meskipun ketidakpastian global berlanjut, Doddy menuturkan, pertumbuhan ekonomi nasional tetap kuat ditopang oleh aktivitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dia menuturkan, diperlukan sinergi serta kolaborasi dalam menjaga daya saing dan kualitas produk UMKM di daerah.

"Untuk menjaga pertumbuhan ekonomi khususnya dari sisi konsumsi, upaya untuk mewujudkan ekosistem transaksi digital di daerah perlu untuk terus diperkuat," ujar dia.

Dia menilai, salah satu cara yang dapat dilakukan di antaranya semakin memperbanyak titik-titik penerimaan pembayaran transaksi digital baik di ritel maupun keperluan retribusi di daerah. Ia mengatakan kelancaran transaksi dalam perekonomian melalui peredaran uang rupiah yang baik senantiasa memerlukan sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan.

"Untuk itu, kami mengajak untuk bersama-sama menerapkan sikap Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah di seluruh penjuru daerah agar perekonomian berjalan lancar dan tumbuh merata," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Inflasi Terkendali di Purwokerto

Terkait dengan kegiatan pengukuhan tersebut, dia menyampaikan apresiasi kepada Rony Hartawan atas kontribusi dan kinerja terbaik yang telah diberikan semasa menjabat sebagai Kepala Perwakilan BI Purwokerto sejak 2022 hingga 2023.

Ia menilai, hal itu tercermin dari terkendalinya inflasi di wilayah kerja BI Purwokerto berkat dukungan sinergi dan kolaborasi yang baik antara anggota TPID dengan Bank Indonesia Purwokerto.

"Kepada Ibu Christoveny yang mengemban amanah sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto untuk melanjutkan sinergi dan kolaborasi dengan pemerintah daerah serta mitra strategis lainnya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan didukung dengan inflasi yang rendah dan stabil," ujar Dody.

Pengukuhan Kepala Perwakilan BI Purwokerto tersebut merupakan rangkaian dari pelantikan dan serah terima jabatan yang telah dilakukan pada 15 Desember 2023.

Dalam hal ini, Christoveny yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Kepala Perwakilan BI Sumatera Barat dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan BI Purwokerto menggantikan Rony Hartawan yang saat sekarang menjabat Kepala Perwakilan BI Sulawesi Tengah.

3 dari 4 halaman

Inflasi Amerika Serikat Sentuh 3,3% pada Mei 2024

Sebelumnya, Inflasi Amerika Serikat menunjukkan perlambatan pada Mei 2024. Angka inflasi terbaru menjadi berita yang menggembirakan beberapa jam sebelum Federal Reserve (the Fed) membuat pengumuman terbaru mengenai suku bunga.

Melansir CNN Business, Kamis (13/6/2024) indeks harga konsumen AS naik 3,3% dari tahun sebelumnya, melambat dari tingkat 3,4% pada  April 2024, menurut laporan terbaru Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat.

Secara bulanan, inflasi AS tetap datar untuk pertama kalinya sejak Juli 2022. Turunnya harga bahan bakar menjaga inflasi negara tersebut tetap terkendali menyusul kenaikan 0,3% pada April.

"Ini adalah berita terbaik yang bisa kami dapatkan pagi ini,” Philip T. Powell, direktur eksekutif Indiana Business Research Center dan profesor klinis di Indiana University Kelley School of Business.

"Federal Reserve telah mengawasi untuk memastikan angka (inflasi bulanan) ini berada di bawah 0,2%," ujarnya, seraya menambahkan bahwa "Jika ya, berarti inflasi akan turun, yang berarti (The Fed) bisa menurunkan suku bunga".

Perlambatan inflasi AS kali ini didukung oleh turunnya harga gas menjadi 2,2% dari 3,6% pada April. Harga pangan secara keseluruhan yang naik hanya 0,1%.

Adapun inflasi inti AS yang tidak termasuk gas dan pangan hanya naik 0,2% pada Mei 2024, dan menandai laju paling lambat sejak Oktober 2023 lalu, dan tingkat tahunannya turun menjadi 3,4%.

Adapun harga jasa transportasi di Amerika yang juga menurun untuk pertama kalinya sejak musim gugur tahun 2021, turun 0,5% pada Mei 2024. Dan harga asuransi kendaraan bermotor turun sebesar 0,1%, sangat kontras dengan lonjakan yang terlihat selama dua bulan terakhir.

 

4 dari 4 halaman

The Fed Prediksi Suku Bunga Dipangkas Hanya Sekali pada 2024

Sebelumnya, The Federal Reserve atau The Fed memproyeksikan, pihaknya akan menurunkan suku bunga hanya satu kali tahun ini.

Melansir CNN Business, Kamis (13/6/2024) pernyataan tersebut datang hanya beberapa jam setelah laporan inflasi utama Amerika Serikat menunjukkan tekanan harga perlahan-lahan mereda bagi konsumen.Namun, pejabat The Fed memproyeksikan tren ini belum cukup kuat untuk memangkas suku bunga.

Pejabat bank sentral mencatat dalam perkiraan ekonomi baru mereka memperkirakan inflasi AS akan kembali meningkat pada akhir tahun ini.

Sebelumnya, pada Desember 2024 The Fed memperkirakan akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun 2024. Namun, inflasi yang membandel kini mendorong penurunan tersebut menjadi hanya satu langkah.

Pasar mengakhiri hari dengan beragam meskipun berita inflasi CPI lebih baik dari perkiraan, setelah S&P dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi .

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan data Indeks Harga Konsumen AS pada Rabu, 11 Juni 2024, yang menunjukkan inflasi turun menjadi 3,3% bulan lalu dari 3,4% pada April sebagai berita yang menggembirakan.

Namun, Powell tidak menunjukkan antusias penuh. Bos The Fed juga enggan mengungkapkan apakah data baru inflasi AS akan mendorong potensi penurunan suku bunga.

“Tentu saja, pembacaan inflasi yang lebih baik akan membantu hal tersebut," katanya dalam konferensi pers setelah pertemuan pada Rabu sore.

Namun, dia memperingatkan data inflasi Amerika hanyalah satu bagian dari teka-teki dan keputusan untuk menurunkan suku bunga yang akan didasarkan pada totalitas data ekonomi.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.