Liputan6.com, Jakarta Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tertua di Indonesia, PT Pos Indonesia sadar harus terus berinovasi untuk dapat bertahan dalam mengarungi era digital seperti yang terjadi saat ini.
Pada tahun 2020, PT Pos Indonesia yang bergerak dalam layanan logistik ini, menerapkan tujuh transformasi usaha, yaitu business transformation, product and channel transformation, transformation process, technology transformation, human resource transformation, organization transformation, dan culture transformation.
"Kami melakukan transformasi. Ada tujuh transformasi yang kami lakukan. Salah satunya, dari manual ke digital. Selama ini, orang-orang datang ke Kantorpos," ujar Haris dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (28/6/2024).
Advertisement
Salah satu transformasi yang dilakukan Pos Indonesia adalah aplikasi Pospay. "Pada periode covid-19 tahun 2020 memaksa kami untuk menghadirkan layanan yang sifatnya digital. Akhirnya lahirlah Pospay pada 2021. Peralihan nama dari Pos Giro Mobile menjadi Pospay," ungkap Haris.
Pos Indonesia melakukan transformasi agar tetap relevan dengan saat ini dan masa depan. Karena itu, ke depannya, Pos akan terus melakukan inovasi agar layanan perusahaan bisa diterima masyarakat sesuai dengan kebutuhan.
"Kami akan terus berinovasi. Kami berharap dengan inovasi ini kami akan lahir 278 tahun," ujar Haris.
Berkat transformasi yang dilakukan, Pos Indonesia meraih penghargaan di ajang Indonesia Digital Popular Brand Award (IDPBA) 2024. Pada acara tersebut, BUMN yang dikenal saat ini dengan brand PosIND mendapat penghargaan dalam kategori produk Jasa Pengiriman Uang Non Bank.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris di Ballroom 2, Hotel JW Marriot Jakarta, Kamis, 27 Juni 2024. Haris mengungkapkan rasa syukurnya atas penghargaan yang diterima Pos Indonesia.
"Pertama, terima kasih kami sampaikan atas penghargaan yang diberikan oleh Pospay, salah satu brand Pos Indonesia. Penghargaan ini merupakan pengakuan terhadap program transformasi yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia sehingga tahun ini, insyaallah PT Pos Indonesia hadir di nusantara selama 278 tahun," ujar Haris.
Bukti Kesuksesan Transformasi
Haris menilai penghargaan ini menjadi bukti kesuksesan transformasi dan inovasi yang dilakukan Pos Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, hal tersebut juga menjadi penyemangat perseroan untuk terus melakukan inovasi sehingga tetap relevan dan eksistensi selama 278 tahun di Tanah Air.
Haris menjelaskan perjalanan Pos Indonesia memulai transformasi terutama dalam layanan transaksi keuangan. Awalnya, BUMN tertua di Tanah Air itu lebih dikenal sebagai pos dan giro, kemudian berkembang sebagai Pos yang kini memiliki lima portofolio di jasa keuangan.
"Jadi saat ini kami punya lima portofolio produk di jasa keuangan. Pertama, benda pos dan meterai. Kemudian, kami punya layanan produk payment, kemudian remitansi yang dulu dikenal wesel pos. Kemudian, fronting dan terakhir penyaluran dana," jelas Haris.
Kelima produk ini telah berkontribusi bagi pendapatan Pos Indonesia kurang lebih 30 persen. Pada era digitalisasi saat ini, Pos terus menghadirkan produk yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat salah satunya, Pospay.
Advertisement
Cerita Dirut Pos Indonesia Sulap Perusahaan Rugi Jadi Cetak Laba Tertinggi sepanjang Sejarah
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi bercerita mengenai pengalamannya saat diangkat menjadi orang momor satu di perusahaan logistik BUMN pada 2020. Empat tahun lalu Pos Indonesia tengah mengalami krisis keuangan sehingga terus merugi.
Ada tiga faktor penyebab merosotnya performa Pos Indonesia. Pertama, adanya persoalan keuangan yang dialami oleh perusahaan saat itu.
"Pos Indonesia mengalami pelemahan finansial. Revenue perusahaan berada di angka yang tidak baik," kata Faizal dalam acara BookTalk & Ngopi Sore di Pos Bloc, Jakarta, Rabu (12/6).
Kedua, performa bisnis Pos Indonesia kalah bersaing dengan para kompetitornya. Utamanya yang paling kentara adalah layanan bisnis di bidang jasa kurir dan logistik.
"Perusahaan ini tidak menjadi top of mind. Banyak konsumen yang merasa tidak puas dengan pelayanannya," bebernya.
Krisis ketiga yang dialami Perusahaan tertua di Indonesia ini adalah masalah kedisiplinan. Dia menyebut, banyak pegawai Pos Indonesia yang bersikap acuh akan aturan jam kerja
"Disiplin operasional hancur. Seperti jam kerja itu sebelum jam 17.00 sudah pada pulang. Bagaimana kita mau memuaskan konsumen?” ucapnya.
Transformasi Bisnis
Atas sejumlah persoalan tersebut, Faizal fokus melakukan transformasi bisnis di segala lini Pos Indonesia. Antara lain dengan mengembangkan digitalisasi dan perbaikan kualitas layanan.
"Kita punya mobile apps yang bisa dipantau secara langsung oleh konsumen. Bahkan, tersedia nama dan nomor telepon kurir yang mengirimkan paket," tegasnya.
Melalui tranformasi bisnis ini perusahaan berhasil membukukan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah pada 2022 lalu. Pada tahun buku 2022 PT Pos Indonesia (Persero) meraih laba bersih hingga Rp 650 miliar, diikuti peningkatan nilai aset menjadi Rp11,149 triliun.
"Maka, kami sebagai perusahaan tidak mungkin dapat menyediakan semua sumber daya, kalau pun ada maka akan sangat memakan biaya. Oleh karenanya, kolaborasi adalah jalan pintas untuk mengakselerasi inovasi," tandasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement