Sukses

Bank Sentral Eropa Tak Buru-Buru Pangkas Suku Bunga, Ini Alasannya

Pperkembangan ekonomi yang baik menunjukkan penurunan suku bunga tidak mendesak bagi ECB.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral Eropa (ECB) mengungkapkan pihaknya masih memerlukan lebih banyak waktu untuk menurunkan suku bunga.

Namun, ECB masih optimistis inflasi zona euro masih berada di jalur menuju 2% dan perkembangan ekonomi yang baik menunjukkan penurunan suku bunga tidak mendesak, kata Presiden ECB Christine Lagarde pada Senin, 1 Juli 2024.

"Perlu waktu bagi kita untuk mengumpulkan data yang cukup untuk memastikan bahwa risiko inflasi di atas target telah berlalu," kata Presiden ECB Christine Lagarde pada Forum Bank Sentral, dikutip dari US News, Selasa (2/7/2024).

"Pasar tenaga kerja yang kuat berarti kita dapat meluangkan waktu untuk mengumpulkan informasi baru," lanjutnya.

Seperti diketahui, ECB pada Juni 2024 telah menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya setelah kenaikan suku bunga paling agresif yang pernah tercatat, tetapi menahan diri untuk tidak melakukan tindakan selanjutnya.

ECB mencoba mengambil jalan yang sempit, merekonsiliasi ketidakpastian inflasi dan pertumbuhan yang lemah. Ketidakpastian akan memerlukan kehati-hatian dalam menurunkan suku bunga, tetapi pelemahan ekonomi yang terus-menerus memperkuat alasan untuk melakukan pelonggaran suku bunga, sehingga menarik ECB ke arah yang berlawanan.

Lagarde mengakui dilema ini, dan memperingatkan Eropa masih belum bisa terhindar dari resesi, meskipun terdapat sedikit peningkatan pertumbuhan pada kuartal terakhir.

"Pendaratan lunak (soft landing) masih belum bisa dijamin," bebernya.

"Kita juga perlu menyadari fakta bahwa prospek pertumbuhan masih belum pasti," tambah Lagarde.

Indikator-indikator pertumbuhan dalam beberapa pekan terakhir menunjukkan hasil yang lebih lemah dari ekspektasi, menantang pandangan umum bahwa stagnasi ekonomi selama satu setengah tahun telah berakhir dan pemulihan mulai terjadi.

Namun, para investor masih bertaruh bahwa kekhawatiran terhadap inflasi akan lebih besar daripada ketakutan terhadap resesi. dan ECB akan sangat lambat dalam menurunkan suku bunga, terutama karena Federal Reserve AS juga mengisyaratkan penahanan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

ECB Belum Pede Soal Inflasi Eropa

ECB kini memperkirakan antara satu dan dua pemangkasan lagi untuk tahun ini, dan hanya empat pemotongan antara saat ini dan akhir tahun 2025.

Hal ini terutama disebabkan oleh prospek inflasi zona euro yang masih terlalu suram. Pertumbuhan harga di Eropa diperkirakan akan berada di kisaran 2,5% selama sisa tahun ini, sebelum turun kembali ke target ECB sebesar 2% pada akhir tahun 2025.

Meskipun disinflasi terjadi relatif cepat selama setahun terakhir, biaya jasa yang tinggi mengancam proses tersebut dan para pembuat kebijakan kini fokus pada apakah perusahaan mulai menyerap pertumbuhan upah yang cepat, atau terus mendorong upah yang lebih tinggi kepada pelanggan.

"Kita masih menghadapi beberapa ketidakpastian mengenai inflasi di masa depan, terutama dalam hal bagaimana hubungan keuntungan, upah dan produktivitas akan berkembang dan apakah perekonomian akan terkena guncangan baru dari sisi penawaran," jelas Lagarde.

3 dari 4 halaman

Pertama Sejak 2019, Bank Sentral Eropa Pangkas Suku Bunga jadi 3,75%

Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, menandai langkah pertama sejak tahun 2019.

Penurunan suku bunga ECB telah diantisipasi secara luas dalam beberapa hari terakhir, meskipun tekanan inflasi masih menghantui 20 negara zona euro.

Melansir CNBC International, Kamis (6/6/2024) ECB memangkas suku bunga utamanhya menjadi 3,75%, turun dari rekor 4% sejak September 2023.

"Berdasarkan penilaian terkini terhadap prospek inflasi, dinamika inflasi yang mendasarinya, dan kekuatan transmisi kebijakan moneter, kini tepat untuk mengurangi tingkat pembatasan kebijakan moneter setelah sembilan bulan mempertahankan suku bunga tetap stabil," kata Dewan Pengurus ECB dalam keterangannya.

Dalam proyeksi makroekonomi terbaru yang akan dianalisis secara cermat oleh investor, staf ECB menaikkan perkiraan inflasi rata-rata tahunan zona Euro untuk tahun 2024 menjadi 2,5% dari sebelumnya 2,3%.

ECB juga menaikkan perkiraan inflasi Eropa tahun 2025 menjadi 2,2% dari 2%. Sedangkan proyeksiinflasi zona Euro tahun 2026 tetap pada 1,9%.

 

4 dari 4 halaman

Inflasi Membayangi

Kepala ekonom zona euro di UBS Global Wealth Management, Dean Turner mengatakan, pemangkasan lebih lanjut pada pertemuan ECB berikutnya pada Juli 2024 sudah tidak mungkin terjadi, tetapi sudah dikesampingkan oleh angka-angka terbaru.

"Sedikit peningkatan pada perkiraan inflasi sudah diperkirakan, inflasi telah mencetak sedikit lebih panas dari perkiraan pasar, namun dalam hal waktu pemangkasan berikutnya saya masih memperkirakan pada bulan September mendatang," ungkap Turner.

Penurunan suku bunga ECB pada Juni ini menempatkannya di depan Federal Reserve AS, karena bank sentral terbesar di dunia itu masih terhambat oleh tingkat inflasi AS.

Kanada pada Rabu menjadi negara G7 pertama yang memangkas suku bunga pada siklus saat ini, sementara bank sentral Swedia dan Swiss telah mengumumkan penurunan suku bunga mereka sendiri tahun ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini