Sukses

Kapal Kargo Tak Bisa Lama-Lama Bongkar Muat di Pelabuhan Non Petikemas Pelindo, Kok Bisa?

Direktur Utama PT Pelindo Multi Terminal, Ary Henryanto menuturkan, aspek digitalisasi merupakan salah satuhal yang perlu dihadirkan di seluruh terminalnya.

Liputan6.com, Jakarta - Subholding Pelindo Multi Terminal, PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) bisa memantau langsung pergerakan kapal bongkar muat di pelabuhan non-petikemas yang dikelolanya. Alhasil, kapal angkut tidak bisa lagi berlama-lama untuk proses tersebut.

Direktur Utama PT Pelindo Multi Terminal, Ary Henryanto mengatakan ini menjadi buah transformasi yang dijalankan sesuai dengan langkah induk perusahaan, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo). Utamanya pada aspek digitalisasi yang memantau langsung pergerakan kapal.

"Jadi nanti kargo di hari ini posisi bisa berapa yang dibongkar atau yang dimuat ketahuan posisinya. Dan ini merupakan salah satu hal yang perlu kita hadirkan di seluruh terminal kita," ujar Ary di Djakarta Theatre, Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Salah satu yang jadi perhatiannya adalah waktu kedatangan hingga keberangkatan kapal angkut (port stay) di pelabuhan non petikemas. Menurut dia, transformasi yang dilakukan berhasil mencatatkan kinerja lebih baik.

"Port stay di sini jauh lebih baik, jauh lebih baik, apapun ceritanya, port stay sama cargo stay zaman dulu itu tidak ada namanya pengawasan by system. Jadi masing-masing terminal itu mengerjakan sesuai dengan kebiasaan yang ada di lingkungan masing-masing," ujarnya.

Namun, kini bisa dipantau langsung bahkan dari jarak yang jauh seperti kantor pusat PT Pelindo Multi Terminal. Ketika ada kapal yang kedapatan terlalu lama dari waktu normal, maka, petugas di lapangan akan melakukan interupsi. Tujuannya mendorong proses bongkar muat segera dilakukan.

"Sekarang dipaksa oleh sistem, proses bisnis dan seterusnya yang bisa dimonitor oleh kantor pusat. Jadi seperti kelihatan nih kapal kosong, kita telpon, kita dorong, itu pemilik kontrol kita telpon, dan yang kontrol akan menginterupsi di lapangan untuk segera melakukan bongkar muat," tegasnya.

2 dari 4 halaman

Kargo Andalan

Ary menerangkan ada beberapa jenis kargo yang jadi andalannya. Pertama, barang-barang curah kering seperti batu bara, pangan, hingga pakan. Serta, barang curah cair seperti minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

"Andalan ktia adalah ada dua, curah kering dalam bentuk bisa batu bara, bisa pangan, bisa pakan, andalan kita itu dan CPO posisinya. Termasuk juga kendaraan, kendaraan juga andalan kita," ungkapnya.

Dia menargetkan, proses bongkar muat dari jenis-jenis kargo itu bisa meningkat dari tahun lalu. Kendati begitu, Ari belum mengungkap angka pasti pelayanan kargo non-petikemas untuk periode 2024.

"Target kita setahun didalam setahun 2024 itu yang pasti adalah lebih tinggi dari tahun kemarin posisinya, dan tahun ini kita operate tambahan ada 4 terminal juga," terangnya.

3 dari 4 halaman

Resmi Kelola 4 Pelabuhan Nonpetikemas

SPMT kini mengoperasikan total 36 branch pelabuhan. Anak perusahaan SPMT, seperti PT Pelabuhan Tanjung Priok, mengelola 11 branch pelabuhan, sementara PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk mengelola 5 terminal, dan PT Terminal Curah Utama.

Adapun, 4 tambahan pengelolaan pelabuhan non-petikemas diantaranya Tanjungpinang dan Tanjung Balai Karimun di Kepulauan Riau, Sibolga di Sumatera Utara, dan Bima di Nusa Tenggara Barat.

Empat pelabuhan non petikemas itu resmi dioperasikan SPMT sejak 1 Juli 2024. Direktur Strategi dan Komersial SPMT Rizki Kurniawan, menyebut serah operasi cabang pelabuhan dari Pelindo ke subholding merupakan rangkaian aksi korporasi permurnian dan penataan bisnis Pelindo Group pasca merger Pelindo di Oktober 2021.

"Dengan hadirnya SPMT dalam pengoperasian 4 cabang baru ini akan meningkatkan kinerja dan produktivitas pelabuhan melalui berbagai program standarisasi yang akan dijalankan ke depannya, sehingga pada akhirnya dapat memberikan dampak positif bagi pengguna jasa, stakeholders, serta ekonomi wilayah," kata Rizki.

 

4 dari 4 halaman

Subholding Pelindo Luncurkan Sistem Drone Safety Patrol

Sebelumnya, PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) sebagai Subholding Pelindo pada klaster logistik dan hinterland development meluncurkan sistem Drone Safety Patrol. 

Sistem ini merupakan salah satu inovasi perusahaan dalam kegiatan patroli keamanan dan keselamatan di lingkungan operasional perusahaan, agar lebih efektif dan efisien.

"Implementasi budaya HSSE (Health, Safety, Security, & Environment) di era transformasi teknologi ini merupakan tanggung jawab seluruh elemen dan menjadi perhatian perusahaan. Hal ini melatarbelakangi perusahaan meluncurkan sistem Drone Safety Patrol, yang kini diterapkan di beberapa area layanan SPSL, antara lain di Depo PIL Belawan, dan Lapangan CCDC MTI Makassar,” kata Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis SPSL, Retno Soelistianti, ditulis Rabu (28/2/2024).

Ia menjelaskan, sistem Drone Safety Patrol ini tidak hanya meningkatkan pengawasan terhadap penerapan sistem manajemen K3, tetapi juga membawa efisiensi biaya dalam pelaksanaan program pemantauan K3. 

Selain itu, sistem ini juga mengurangi risiko kecelakaan selama kegiatan patroli dan memberikan hasil patroli dengan pandangan yang lebih luas dan menyeluruh.

Adapun peluncuran sistem Drone Safety Patrol di lingkungan operasi SPSL sejalan dengan peringatan Bulan K3 Nasional 2024 yang mengusung tema ‘Budayakan K3, sehat dan selamat dalam bekerja, terjaga keberlangsungan usaha’. 

SPSL secara aktif melibatkan seluruh karyawan untuk mensukseskan Bulan K3 Nasional 2024. Berbagai kegiatan digelar, seperti safety webinar, safety talk, hingga lomba-lomba K3, serta kampanye tentang kesehatan, keamanan, dan keselamatan kerja.

"Dengan meningkatkan budaya HSSE dan K3 dalam setiap aktivitas, kami berharap dapat mencegah dan mengurangi potensi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, melindungi keselamatan tenaga kerja,  dan memastikan kelancaran proses operasional serta tercapainya target zero accident," pungkas Retno.

 

Video Terkini