Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia memelah pada perdagangan Selasa terimbas kenaikan imbal hasil surat utang Amerika Serikat (AS). Sementara investor tengah mencerna pernyataan dari Gubernur Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) Jerome Powell.
Data pekerjaan AS akan dirilis pada pekan ini yang bisa mempengaruhi gerak harga emas. Data tersebut akan menjadi salah satu sinyal bagi investor untuk melihat potensi penurunan suku bunga AS.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Rabu (3/7/2024), harga emas di pasar spot turun 0,21% ke angka USD 2.326,90 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS turun sekitar 0,2% menjadi USD 2.335,30 per ons.
Advertisement
Imbal hasil obligasi Treasury AS berjangka waktu 10 tahun yang menjadi acuan mencapai level tertinggi dalam satu bulan pada perdagangan Senin dan tetap tinggi pada hari Selasa. Hal ini membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik.
“Pasar masih sangat sensitif terhadap diskusi apapun mengenai suku bunga atau apapun yang berkaitan dengan kebijakan Fed. Jadi, saya pikir ini masih dalam momentum menunggu dan melihat,” kata analis Blue Line Futures Phillip Streible.
Gubernur the Fed Jerome Powell mengatakan bahwa Bank sentral AS masih memerlukan lebih banyak data sebelum memangkas suku bunga untuk memastikan pembacaan inflasi yang lebih lemah baru-baru ini memberikan gambaran sebenarnya tentang apa yang terjadi pada tekanan harga.
Data pada hari Selasa menunjukkan lowongan pekerjaan AS naik menjadi 8,14 juta pada bulan Mei.
Harga Emas Sudah Turun 5%
Sedangkan pada Jumat nanti fokus pelaku pasar akan beralih ke data non-farm payroll (gaji non-pertanian) yang akan sangat penting dalam menilai apakah pasar tenaga kerja AS tetap tangguh terhadap latar belakang tingkat suku bunga yang tinggi selama beberapa dekade.
Harga emas telah turun 5% dari rekor tertinggi USD 2.449,89 per ons yang dicapai pada tanggal 20 Mei. Saat itu, harga emas reli didukung oleh permintaan safe-haven yang didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi serta pembelian bank sentral yang terus-menerus, yang merupakan kategori permintaan yang penting.
“Permintaan fisik masih lemah di pasar-pasar utama seperti India dan Turki namun ada tanda-tanda pemulihan di sana karena konsumen ingin melindungi diri dari faktor-faktor lain seperti inflasi lokal yang masih tetap tinggi,” kata seorang pedagang.
Advertisement
Logam Lainnya
Sedangkan untuk harga logam lainnya, perak di pasar spot turun 0,3% menjadi USD 29,35 per ounce. Platinum naik 1,7% menjadi USD 994,82 per ons dan paladium melonjak 3,6% menjadi USD 1.007,22.
Fokus yang dapat mempengaruhi harga paladium saat ini adalah prospek penjualan mobil hibrida yang lebih baik dibandingkan pertumbuhan pasar kendaraan listrik bebas paladium yang lebih lambat.