Sukses

Indonesia dan Australia Garap Transisi Energi Bareng, mulai Hidrogen hingga Mineral Kritis

Indonesia dan Australia tandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang kerjasama transisi energi, sebagai turunan dari Letter of Intent (LoI) on the Establishment of Energy Dialogue.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar pertemuan bilateral dengan Department of Climate Change, Energy, the Environment, and Water (DCCEEW) untuk membahas kerja sama transisi energi Indonesia dengan Australia.

Pada pertemuan ini juga ditandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang kerjasama transisi energi, sebagai turunan dari Letter of Intent (LoI) on the Establishment of Energy Dialogue, oleh Secretary of DCEEW Australia, David Fredericks.

"MoU ini sebagai bentuk kerja sama Indonesia dengan Australia, yang ditandatangani sebagai tindak lanjut dari LoI yang telah ditandatangani Menteri ESDM dan Menteri Perubahan Iklim dan Energi Australia, pada 1 September 2022 lalu," jelas Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi dikutip dari keterangan resmi, Rabu (3/7/2024).

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana telah menandatangani naskah MoU secara desk-to-desk untuk kemudian dokumen ditukar (exchange) dan ditandatangani oleh Secretary of DCEEW Australia setelah agenda pertemuan bilateral selesai.

Eniya menyampaikan, kerjasama yang disepakati dalam MoU ini adalah terkait transisi energi, di antaranya integrasi jaringan energi terbarukan, energi baru dan terbarukan, teknologi bersih, termasuk Carbon Capture and Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS), efisiensi energi di sisi pasokan dan permintaan, serta rantai pasok energi bersih.

"Dengan ruang lingkup yang begitu luas, kami harap kerja sama antara Indonesia dan Australia, terutama dalam bidang transisi energi dapat berlangsung dengan baik, serta memberi manfaat bagi kedua negara," pungkas Eniya.

Adapun pada 1 September 2022 di Bali, Menteri ESDM dan Minister for Climate Change and Energy Australia menandatangani Letter of Intent (LoI) on the Establishment of Energy Dialogue sekaligus melaksanakan Energy Dialogue tingkat Menteri pertama.

Berdasarkan LoI dimaksud, kedua kementerian bersepakat untuk bekerja sama di sejumlah workstream, antara lain:

  • Pengembangan EBT dan integrasi jaringan
  • Efisiensi energi
  • Penangkapan, pemaaatan, dan penyimpanan karbon
  • Standar di bidang energi dan sumber daya
  • Ketahanan sektor energi
  • Hidrogen
  • Infrastuktur energi dan sumber daya
  • Mineral kritis
  • Transisi energi yang adil
  • Sektor pertambangan, pengelolaan energi dan pemanfaatan teknologi rendah emisi

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Australia Targetkan 82% Listrik Energi Terbarukan di 2035, Ambisius?

Sebelumnya, Pemerintah Australia memasang target 82 persen listrik yang dipakai pada 2035 dihasilkan dari energi terbarukan. Terkesan ambisius, namun target ini diyakini dapat tercapai pada waktu yang ditentukan.

“Kami yakin bahwa kami dapat memanfaatkan lebih dari 80% energi terbarukan dalam sistem kelistrikan kami. Dan menurut kami hal ini ambisius, namun dapat dicapai,” kata Jenny McAllister, Australian Assistant Minister for Climate Change and Energy saat ditemui Liputan6.com di Sidney (20/5/2024).

Upaya penggunaan listrik dari energi terbarukan merupakan bagian dari Net Zero Plan (NZP) yang dicanangkan pemerintah Australia. Emisi nol persen itu sendiri diproyeksikan akan tercapai pada 2050.

Energi terbarukan seperti energi sinar matahari dan angin yang sedang digiatkan pemerintah Australia akan mengurangi porsi energi fosil yang saat ini banyak dipakai.

“Hal ini tentu saja berarti bahwa peran bahan bakar fosil dalam sistem ketenagalistrikan kita akan menurun,” jelas Jenny.

 Di sisi lain, kesadaran pelaku pasar dan masyarakat Australia akan pemakaian energi terbarukan juga kian meningkat.

“Secara khusus, proyeksi yang diberikan kepada kami oleh operator pasar energi menunjukkan hal yang baik. Kami melihat adanya penurunan yang sangat signifikan dalam kontribusi pembangkit listrik berbahan bakar batubara antara saat ini dan 2035,” ungkapnya.

3 dari 4 halaman

Investasi

Segala rencana yang dibuat pemerintah Australia diyakini masih on the track, termasuk masalah investasi. Berkembangnya investasi di bidang energi terbarukan disebutkan Jenny dikarenakan inisiatif kebijakan yang dilakukan saat ini.

“Saya rasa, ada dua inisiatif kebijakan yang sangat penting, yang pertama berkaitan dengan transmisi, dan satu lagi yang berkaitan dengan pembangkit listrik. Keduanya dirancang untuk mendorong investasi kerena kami memiliki sistem energi yang aman dan terjangkau.”

4 dari 4 halaman

Net Zero Plan

Rencana Net Zero Pemerintah Australia merupakan aksi untuk memperlambat perubahan iklim.

Australia terikat dengan Perjanjian Paris, dan berkomitmen terhadap tujuan global untuk menahan kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2 °C dan mengupayakan menjaga pemanasan di bawah 1,5 °C.

Net Zero Plan akan memandu transisi mereka dalam menuju target emisi gas rumah kaca nol pada tahun 2050.

Bersamaan dengan NZP, Pemerintah Australia juga akan menetapkan target pengurangan emisi tahun 2035 yang ambisius namun dapat dicapai. NZP akan melanjutkan kebijakan pengurangan emisi pemerintah Australia saat ini. Ada 4 bagian dari rencana tersebut, yakni, mekanisme pengamanan, 82 persen target listrik terbarukan, skema investasi pembangkit listrik, dan standar efisiensi kendaraan baru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.