Sukses

Pelindo Sudah Lunasi Utang Rp 11 Triliun Sejak Oktober 2021 sampai Sekarang

posisi utang PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo pada 2023 sebesar Rp 49,87 triliun. Adapun komposisi utang dolar AS pada 2023 sekitar USD 2,49 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, Arif Suhartono mengungkapkan, setelah merger, sejak 1 Oktober 2021 hingga Juli 2024, Pelindo telah melunasi utang sebesar Rp 11 triliun.

“Sudah kita lunasi sekitar Rp 11 triliun dan di sini salah satu yang naik dari angkanya dari sisi USD adalah terkait currency karena di tahun 2021 kursnya Rp 14.269 dan di tahun 2023 sudah Rp 16.000,” kata Arif dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (3/7/2024).

Arif menjelaskan posisi utang PT Pelabuhan Indonesia (Persero) pada 2023 sebesar Rp 49,87 triliun. Adapun komposisi utang dolar AS pada 2023 sekitar USD 2,49 miliar.

“Setiap 1.000 pelemahan maka akan ada penambahan sekitar Rp 2,4 triliun, ini kalau dari sisi utang seperti ini,” jelasnya.

Pada 2024, perseroan memproyeksikan utang semakin turun terkait dengan adanya divestasi jalan tol yang diharapkan selesai pada 2024. Divestasi ini diperkirakan akan mengurangi utang sebesar Rp 8 triliun.

Kinerja Pelindo pada 2023 berhasil mengalami peningkatan. Perseroan berhasill membukukan pendapatan Rp 31 triliun dan mencatat laba bersih sebesar Rp 4,01 triliun.

EBITDA perseroan juga mengalami peningkatan menjadi Rp 10,35 triliun pada 2023 dibandingkan Rp 10,11 triliun pada tahun sebelumnya.

“Seiring dengan pertumbuhan, kita tetap jaga EBITDA nya tetap tumbuh pada 2023 Rp 10,35 triliun,” ujarnya.

2 dari 3 halaman

Pelindo Setor Rp 2,68 Triliun ke Negara pada Kuartal I 2024

Sebelumnya, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo telah memberikan kontribusi kepada negara sebesar Rp 2,68 triliun pada kuartal I 2024.

Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono mengatakan nilai ini diharapkan tumbuh hingga 4 kali lipat hingga akhir 2024. Total setelah melakukan merger, sejak 2021 Pelindo telah berkontribusi kepada negara sebesar Rp 20,9 triliun. Kontribusi ini berasal dari berbagai sektor pendapatan negara. 

"Komposisinya itu adalah dari dividen, PPh, PNBP, Konsesi, PBB, dan PPN,” kata Arif dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (3/7/2024). 

Arif menambahkan, Pelindo masuk dalam jajaran 10 besar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam sisi dividen. Meskipun begitu, dari sisi pendapatan, Arif memperkirakan Pelindo berada pada posisi 12 atau 13 dari perusahaan BUMN lainnya. 

Pada kesempatan yang sama, Arif menjelaskan rencana kerja perseroan pada 2025. Perseroan menargetkan pada 2025 bisa menjadi integrator ekosistem pelabuhan kelas dunia. 

 

3 dari 3 halaman

Rencana Ekspansi

Arif menuturkan hal ini dapat dicapai dengan beberapa hal yaitu dengan rencana ekspansi secara regional dan internasional. Kemudian dengan peningkatan pemanfaatan teknologi informasi, dan penguatan dukungan konektivitas dan ekosistem logistik.

"Ini bagaimana agar Pelindo Port dan logistik bisa terhubung dengan baik yang pada akhirnya memberikan dampak positif bagi ekosistem,” pungkasnya. 

Video Terkini