Sukses

Garuda Indonesia-Singapore Airlines Mau Gandengan Berbagi Untung di 3 Rute Penerbangan

Nantinya akan diterapkan pembagian keuntungan antara Garuda Indonesia dan Singapore Airlines.

Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan Singapore Airlines (SQ) akan membentuk koint venture atau kerja sama komersial di beberapa rute penerbangan. Nantinya akan diterapkan pembagian keuntungan antara Garuda Indonesia dan Singapore Airlines.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan pihaknya saat ini tengah menjalin komunikasi dengan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Target dia, kerja sama dua maskapai ini akan diumumkan sebelum pergantian pemerintahan pada Oktober 2024 mendatang.

"Coming soon. Jadi ini kan musti dapat persetujuan juga dari komite persaingan usaha (KPPU), kita lagi bicara mestinya sih dapet dukungan," ujar Irfan di Kompleks DPR RI, dikutip Kamis (4/7/2024).

Dia mengungkapkan, setidaknya ada 3 rute penerbangan yang dilayang Garuda Indonesia dan Singapore Airlines. Yakni, Jakarta-Singapura, Surabaya-Singapura, dan Bali-Singapura.

Nantinya, pada 3 rute tersebut, Garuda Indonesia dan Singapore Airlines akan berbagi keuntungan. Tentunya, dia memastikan, ada fasilitas dan layanan yang serupa antara keduanya.

"Intinya adalah dengan JV itu rute yang kita terbang dan SQ terbang itu yaitu JKT-Singapura, SBY-Singapura, Bali-Singapura itu harga kita sama, service kita sama, sama lah. Jadi orang mau naik Garuda mau naik SQ di rute itu plus minus sama, terus kita kemudian revenue share," urainya.

"Jadi orang semua mau pindah ke Garuda ya kita musti kasih sebagian revenue kita ke mereka (Singapore Airlines), jadi supaya kita istilahnya persaingannya gak bunuh-bunuhan lah," sambungnya.

 

2 dari 2 halaman

Saling Menguntungkan

Lebih lanjut, Irfan menerangkan kerja sama ini akan memberikan keuntungan bagi kedua maskapai. Termasuk dari sisi finansial nantinya. Menurutnya, sifat kerja sama ini juga bisa berubah sewaktu-waktu jika ada salah satu pihak merasa rugi.

"Mestinya menguntungkan kedua belah pihak baik finansial maupun lain-lainnya. Tapi kita sama-sama tahu bahwa dalam perjanjian ada jangka waktu. Jadi kalau ternyata di perjalanannya ada salah satu pihak merasa 'kok gua jadi rugi ya', bisa kita berhentikan atau direvisi perhitungan angkanya. Kita sama SQ sekarang cukup sering kolaborasi," bebernya.

Meski begitu, Irfan belum mengungkap berapa besaran pembagian keuntungan dari keduanya. Menurutnya, akan ada hitungan secara proporsional.

"Nanti kita adjust berapa persen-berapa persen, gak mungkin 50:50," tegasnya.

Dia menyampaikan, Singapore Airlines juga tengah menjajaki pembicaraan dengan komite persaingan usaha di negaranya. Harapannya, bisa mendapat respons positif agar kedepannya bisa segera diterapkan.

"Ya diskusi saya sama teman-teman di SQ ya secepatnya, karena mereka juga harus lewat proses persetujuan persaingan usaha kan, kita kan gak mau merugikan dan dianggap melakukan monopoli atau oligopoli kan," pungkas Irfan.

 

Video Terkini