Sukses

Turun Lagi, Cek Harga Minyak Dunia Hari Ini

Harga minyak mentah Brent turun 30 sen atau 0,34% menjadi USD 87,04 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 32 sen atau 0,38%, menjadi USD 83,56, karena aktivitas menurun akibat libur Juli di AS.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun pada awal perdagangan hari Kamis (Jumat waku Jakarta) setelah data ketenagakerjaan dan aktivitas bisnis AS keluar lebih lemah dari yang diharapkan, yang menjadi tanda-tanda ekonomi mungkin mendingin di negara konsumen minyak terbesar dunia itu.

Dikutip dari CNBC, Jumat (5/7/2024), harga minyak mentah Brent turun 30 sen atau 0,34% menjadi USD 87,04 per barel. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 32 sen atau 0,38%, menjadi USD 83,56, karena aktivitas menurun akibat libur Juli di AS.

Di Amerika Serikat, data pada hari Rabu menunjukkan pengajuan pertama untuk tunjangan pengangguran AS meningkat minggu lalu, sementara jumlah orang yang menganggur meningkat lebih lanjut ke titik tertinggi.

Secara terpisah, laporan Ketenagakerjaan ADP menunjukkan gaji swasta meningkat sebanyak 150.000 pekerjaan pada bulan Juni, di bawah konsensus yang memperkirakan peningkatan sebesar 160.000, dan setelah naik sebanyak 157.000 pada bulan Mei.

Dalam tanda lebih lanjut hilangnya momentum dalam perekonomian, indeks ISM Non-Manufaktur, ukuran aktivitas sektor jasa AS, turun ke level terendah empat tahun sebesar 48,8 pada bulan Juni, jauh di bawah konsensus 52,5, di tengah penurunan tajam dalam pesanan.

Namun, data ekonomi yang lebih lemah dapat memperkuat argumen Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) untuk mulai memangkas suku bunga, kata para analis, sebuah langkah yang akan mendukung pasar minyak karena suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan permintaan.

“Arah data terkini sesuai dengan bias pelonggaran The Fed,” kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

“Perlambatan momentum pertumbuhan akan mendukung dorongan disinflasi dalam beberapa bulan mendatang, yang membuka jalan bagi The Fed untuk memangkas suku bunga," tutup dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Minyak Mentah Naik Lebih dari 1% pada Rabu

Sebelumnya, harga minyak mentah berjangka naik lebih dari 1% pada hari Rabu setelah penurunan besar harga minyak pada persediaan di AS menandakan peningkatan permintaan menjelang Hari Kemerdekaan pada tanggal 4 Juli.

Persediaan minyak mentah AS turun sebesar 12,2 juta barel minggu lalu, menurut Administrasi Informasi Energi. Persediaan bensin turun sebesar 2,2 juta barel.

"Baik bensin maupun distilat juga menunjukkan penurunan meskipun pengoperasian kilang lebih tinggi, dengan permintaan yang lebih tinggi untuk keduanya—terutama untuk bensin—karena pompa bensin menambah stok menjelang libur akhir pekan Hari Kemerdekaan," kata Matt Smith, analis minyak utama di Kpler.

Berikut adalah harga penutupan energi pada hari Rabu dikutip dari CNBC, Kamis (4/7/2024):

  • West Texas Intermediate- Kontrak Agustus: USD 83,88 per barel, naik USD 1,07 atau 1,29%. Sejak awal tahun, minyak AS naik 17%.
  • Brent- Kontrak September: $87,34 per barel, naik USD 1,10 atau 1,28%. Sejak awal tahun, patokan global naik 13,4%.

Harga bensin rata-rata USD 3,51 per galon menjelang tanggal 4 Juli, naik sekitar 2 sen dari minggu lalu, menurut asosiasi pengemudi AAA. Diperkirakan 60 juta orang Amerika, yang merupakan rekor, akan melakukan perjalanan darat untuk liburan, menurut AAA.

Patrick De Haan, kepala analisis minyak di GasBuddy, mengatakan harga telah sedikit naik menjelang liburan karena harga minyak mentah naik USD 10 dalam beberapa minggu terakhir, meskipun permintaan bensin masih agak lemah.

 

3 dari 3 halaman

Capai Level Tertinggi Dua Bulan

West Texas Intermediate dan Brent mencapai harga tertinggi dalam dua bulan pada hari Selasa karena kekhawatiran bahwa Badai Beryl dapat mempengaruhi infrastruktur minyak di Pantai Teluk. Namun, harga akhirnya ditutup lebih rendah karena badai diperkirakan akan melemah sebelum mungkin mencapai Texas selatan seawal hari Minggu.

John Evans, analis di broker minyak PVM, mengatakan premi harga badai sebagian besar telah terkikis karena Beryl diperkirakan akan melemah menjadi badai tropis, tetapi penurunan besar pada persediaan minyak mentah "mungkin telah menyelamatkan penurunan harga lebih lanjut setelah berita badai tersebut."

Helima Croft, kepala global strategi komoditas di RBC Capital Markets, mengatakan dampak badai terhadap pasar minyak menjadi kurang jelas karena AS tidak lagi terlalu bergantung pada produksi minyak lepas pantai. Penutupan kilang bisa menjadi peristiwa bearish dengan membatasi permintaan.

"Kami dulu menganggap badai sebagai potensi perkembangan bullish jangka pendek yang tak diragukan lagi untuk pasar minyak, sekarang gambarnya tidak begitu jelas," kata Croft kepada CNBC's "Last Call" pada Selasa malam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini