Sukses

Dibangun Sejak 2018, Terminal Bus Demak Akhirnya Bisa Selesai Tahun Depan

Lokasi pembangunan Terminal Bus Demak berada di Desa Jogoloyo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, dengan luas lahan 50.392 m2.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan bahwa akan dua terminal Tipe A yang beroperasi di 2025. Kedua terminal Tipe A ini yaitu Terminal Demak di Jawa Barat, dan Terminal Air Sebakul di Bengkulu.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Risyapudin Nurdin memastikan bahwa proses pembangunan kedua terminal tersebut masih berjalan dan ditargetkan rampung tahun ini.

“Dari 112 yang sudah diserahkan ke Ditjen Hubdat, dua di antaranya masih proses pembangunan yaitu terminal Demak, dan Terminal Air Sebakul,” ungkap Risyapudin Nurdin dalam rapat dengan Komisi V DPR, dikutip Jumat (5/7/2024)

“Kedua terminal tersebut kami targetkan untuk dioperasikan pada 2025,” katanya.

Lokasi pembangunan Terminal Bus Demak berada di Desa Jogoloyo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak, dengan luas lahan 50.392 m2. Terminal ini mulai dibangun pada 2018 untuk tahap persiapan dan pekerjaan konstruksi lahan senilai Rp 3,5 miliar.

Pembangunan Terminal Tipe A Demak dilaksanakan secara multiyears dengan target selama 2020, dengan total anggaran sekitar Rp 60 miliar. Kementerian Perhubungan akan mengupayakan percepatan pembangunan Terminal Tipe A Demak. Namun target pembangunan ini molor. 

Adapun Terminal Air Sebakul yang ditargetkan rampung di tahun ini, sejak mulai diproses tahun 2023 lalu. Pembangunan Terminal Air Sebakul mencapai Rp 10 miliar untuk tahap pertama, dan akan ditambah lagi hingga Rp 15 miliar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dirjen Hubdar Buka Suara soal Terminal Tipe A yang Sepi Penumpang

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat buka suara terkait terminal-terminal Tipe A yang dinilai sepi penumpang.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat (Hubdar) Risyapudin Nursin, tak memungkiri beberapa terminal-terminal Tipe A kurang ramai dibandingkan terminal tipe lainnya. Namun, hal itu karena lokasi terminal  yang kurang strategis.

"Memang betul terminal ini sejarahnya yang utama kita penyerahan dari pemerintah daerah pada saat itu. Sehingga terminal-terminal ini berada mungkin pada posisi-posisi yang kurang strategis, kurang tepat," kata Risyapudin saat ditemui di SCTV Tower, Senayan, Jakarta, Rabau (3/7/2024).

Kendati demikian, ia menegaskan dalam hal ini pihaknya melakukan suatu revitalisasi untuk memberikan pelayanan-pelayanan terhadap perusahaan otobus (PO) yang akan melakukan perjalanan lebih jauh.

"Nah, dalam hal ini kita melakukan suatu pembangunan-pembangunan terhadap terminal A, yang mana di salah satu sisi kita juga harus meningkatkan pelayanan di situ," ujar dia.

Terminal penumpang Tipe A, yaitu yang berfungsi melayani kendaraan penumpang umum untuk angkutan antar kota antar propinsi (AKAP), dan angkutan lintas batas antar negara, angkutan antar kota dalam propinasi (AKDP), angkutan kota (AK) serta angkutan pedesaan (ADES).

 

3 dari 3 halaman

Bisa untuk Fungsi Lain

Risyapudin menjelaskan, meningkatkan pelayanan dalam artian yakni memberikan rasa aman, nyaman, tenang kepada seluruh penumpang bus dan dengan sistem tiket yang elektronik, sehingga mudah diakses oleh seluruh masyarakat.

Di sisi lain terminal-terminal Tipe A juga bisa dimanfaatkan untuk fungsi-fungsi yang lain, misalkan bisa dibangun mall, dibangun penginapan, atau tempat-tempat usaha-usaha yang mempunyai daya tarik seperti para UMKM, yang pada saat ini memang terminal sudah multifungsi.

"Selain juga untuk angkutan orang, juga diberikan pelayanan-layanan untuk masyarakat yang ingin membuka usaha di terminal itu sendiri. Ini hal-hal yang kita mencoba meningkatkan dan kita berusaha terus supaya angkutan AKAP khususnya, termasuk juga AKDP secara umum yang ada di provinsi itu, bisa memanfaatkan terminal secara maksimal," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini