Liputan6.com, Jakarta - Citi ditunjuk oleh Pemerintah Indonesia sebagai Joint Bookrunner penerbitan Triple Tranche Sukuk dengan imbalhasil 5,4%, 5,5% dan 5,8% untuk tenor 5, 10 dan 30 tahun (Green Sukuk Tranche). Penerbitan Sukuk Global ini sebesar USD 2,35 miliar yang terdiri atas USD 750 juta dengan tenor 5 tahun, USD 1 miliar dengan tenor 10 tahun, dan USD 600 juta dengan tenor 30 tahun dalam format 144A.
Dana yang dihimpun dari penerbitan Sukuk ini akan mendukung Pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan umum, dimana Green Sukuk yang berjangka waktu 30 tahun akan digunakan secara eksklusif untuk membiayai atau membiayai kembali sebagaimana yang tertera dalam Kerangka Surat Berharga Negara SDGs Republik Indonesia.
Chief Executive Officer Citi Indonesia Batara Sianturi menjelaskan, Citi mendukung program keberlanjutan dari pemerintah melalui penerbitan Sukuk Hijau untuk Indonesia. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen global Citi untuk mendorong keuangan berkelanjutan dan mendukung masyarakat di tempat Citi beroperasi.
Advertisement
"Kami berharap dana yang dihimpun melalui penerbitan Sukuk Hijau ini dapat mendukung inisiatif hijau dan biru Pemerintah Indonesia, serta memastikan masa depan Indonesia yang berkelanjutan," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (8/7/2024).
Mengutip keterangan resmi Direktorat Pembiayaan Syariah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, sebagai bagian dari komitmen dan dedikasi jangka panjang Pemerintah untuk green and sustainable financing, serta upaya dalam melawan perubahan iklim, Sukuk Global tenor 30 tahun diterbitkan dalam seri green yang didukung oleh kumpulan aset hijau yang signifikan milik Pemerintah.
Mengutip SDGs Roadmap BAPPENAS (2019) dan Second Biennial Update Report (2018), Indonesia membutuhkan setidaknya USD 400-750 miliar untuk mencapai target SDGs tahun 2030 dan USD 247 miliar untuk melaksanakan aksi mitigasi iklim hingga tahun 2030.
Dengan meningkatnya keinginan investor dan pasar untuk mengintegrasikan SDGs ke dalam kerangka investasi mereka, obligasi SDGs dapat menjadi solusi pendanaan untuk membantu menjembatani kesenjangan pembiayaan ini.
Â
Mengembangkan Ekonomi Hijau
Head of Integrated Corporate Bank Citi Indonesia Anthonius Sehonamin bangga mendapat kesempatan untuk berkontribusi pada penerbitan Sukuk dan Sukuk Hijau untuk Pemerintah Indonesia.
Sejak pasar obligasi Green, Social, and Sustainability (GSS) dimulai pada tahun 2014, investor dan pasar semakin banyak yang mengadopsi pendekatan holistik untuk keberlanjutan, dengan mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke dalam kerangka investasi mereka.
Oleh karena itu, kami berharap Sukuk Hijau ini dapat membantu membiayai tujuan pemerintah dalam mengembangkan ekonomi hijau yang berjelanjutan.
Di Indonesia, Citi telah terlibat dalam beberapa transaksi keuangan berkelanjutan yang signifikan. Beberapa diantaranya penawaran Sukuk Hijau senilai USD 1 miliar (bagian dari penawaran Sukuk senilai USD 2 miliar) untuk pemerintah Indonesia pada tahun 2023, penyediaan fasilitas keuangan sosial bersama sebesar Rp 650 miliar ( USD 41,3 juta) dan Rp150 miliar (USD 10 juta) untuk PT Permodalan Nasional Madani pada tahun 2023, penyediaan pembiayaan bersama senilai USD 100 juta untuk Bank BTN untuk proyek perumahan terjangkau bagi masyarakat berpendapatan rendah hingga menengah, dan transaksi lainnya yang dipimpin oleh Citi seperti penawaran obligasi global dual currency senilai USD 4,2 miliar untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya pemulihan Covid-19.
Advertisement
Penghargaan
Di awal tahun ini, Citi Indonesia menerima beragam penghargaan terkait keuangan berkelanjutan.
Citi Indonesia dinobatkan sebagai Best Bank for Sustainable Finance dan Best Green Bond Geothermal Energy dari The Asset, serta Highly Commended: Best Sustainable Bank (International) dari FinanceAsia. Keduanya merupakan grup multi-media keuangan terkemuka bagi para investor Asia dan global.