Sukses

Spin-off Unit Usaha Syariah Tahun Depan, BTN Siapkan Dana Jumbo

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyiapkan dana sekitar Rp 1,5 - 6 triliun untuk mendukung proses spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) atau BTN Syariah. Rencana spin off BTN Syariah akan dilakukan pada semester I 2025 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyiapkan dana sekitar Rp 1,5 - 6 triliun untuk mendukung proses spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) atau BTN Syariah. Rencana spin off BTN Syariah akan dilakukan pada semester I 2025 mendatang.

Direktur Utama BTN Nixon L. P. Napitupulu mengungkapkan rencana strategis tersebut. Spin off BTN Syariah masuk dalam daftar aksi korporasi perusahaan yang akan dilakukan pada paruh pertama 2025 mendatang.

"Kami juga sedang menyiapkan spin off UUS Rp 1,5 sampai Rp 6 triliun total capital-nya, supaya dia nggak turun ke BUKU I. Kita harapkan dia tetap di BUKU II,” ujar Nixon dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (8/7/2024).

BUKU yang dimaksud Nixon adalah kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU). BUKU II mengindikasikan posisi BTN Syariah dijaga pada posisi yang baik.

Dia menjelaskan, BTN Syariah mencatatkan kinerja yang cukup baik. Misalnya, aset yang tumbuh 17,9 persen menjadi Rp 55 triliun per Maret 2024. Lalu, pembiayaan tumbuh 20 persen menjadi Rp 39 triliun.

Kemudian, dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 43 triliun atau tumbuh 20,3 persen. Serta, laba bersih yang mencapai Rp 164 miliar atau tumbuh 56,1 persen secara tahunan.

"DPK juga tumbuhnya jauh lebih bagus dari induknya (BTN) yaitu 20 persen. Kemudian laba bersihnya baiknya 56 persen," ujar dia.

Kinerja Makin Baik

Dia menjelaskan, transformasi yang dilakukan di tubuh BTN Syariah berhasil mengerek kinerjanya menjadi semakin positif. Kemudian, BTN Syariah memiliki target konsumen yang jelas dan mampu tumbuh baik.

"Kami sangat senang pak karena mereka tumbuh organik dengan sangat baik dan memang mensasar segmen perumahan dan pembiayaan consumer juga," ucapnya.

Jadi gak main ke mana-mana. Jadi ini bank nggak main ke corporate, nggak main ke commercial, tidak main ke UMKM juga. Jadi lebih ke kebutuhan consumer masyarakat pada umumnya di bidang perumahan terutama dan mereka menginginkan akadnya secara syariah,” sambung Nixon.

 

2 dari 3 halaman

BTN Untung Rp 1,1 Triliun per Mei 2024

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatatkan pencapaian on track dalam kinerja keuangannya per Mei 2024, dengan mengumumkan laporan keuangan bulan dalam situs resmi BTN.

Dalam laporan keuangan bulan Mei 2024, BTN mencatatkan kredit sekitar Rp348,40 triliun. Posisi kredit tersebut tercatat mengalami kenaikan sebesar 14,38% year-on-year (yoy) dari Rp304,6 triliun.

Kemudian, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun terekam meningkat sebesar 13,39% yoy dari sekitar Rp360,8 triliun per Mei 2024 menjadi Rp318,2 triliun dalam periode yang sama.

Tidak hanya itu, laporan keuangan BTN per Mei 2024 juga mencatatkan total aset perseroan mengalami peningkatan sebesar 12,70% yoy per Mei 2024.

Posisi tersebut naik dari Rp400,5 triliun per Mei 2023 menjadi sekitar Rp451,3 triliun pada Mei 2024. Dengan kinerja tersebut, per Mei 2024, laba bersih BTN terekam sekitar Rp1,16 triliun.

 

3 dari 3 halaman

KPR Terus Cerah

Sebelumnya, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan sektor perumahan mencatatkan akselerasi sejalan dengan kondisi ekonomi yang juga positif. Peningkatan di sektor perumahan juga didukung berbagai kebijakan pembebasan pajak yang mendukung sektor tersebut.

Dampaknya, lanjut Nixon, penyaluran kredit dan pembiayaan perumahan di perseroan juga tumbuh positif.

“Hal ini juga tidak terlepas dari upaya perseroan menurunkan angka backlog perumahan dan menyediakan rumah yang layak bagi seluruh masyarakat,” ujar Nixon.

Adapun, secara nasional, berdasarkan data terbaru yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK, pertumbuhan kredit di sektor perbankan per April 2024 13,09% yoy.

Data OJK tersebut juga menunjukkan pertumbuhan DPK di industri perbankan nasional mencatatkan kenaikan sebesar 8,21% yoy.