Sukses

Jerman Tak Izinkan China Beli Anak Usaha Volkswagen

Keputusan memblokir kesepakatan tersebut terjadi hanya beberapa pekan setelah Eropa menaikkan tarif impor EV dari Tiongkok.

Liputan6.com, Jakarta Jerman telah memblokir penjualan anak perusahaan Volkswagen ke China karena alasan keamanan nasional.

Keputusan untuk memblokir kesepakatan tersebut terjadi hanya beberapa pekan setelah Uni Eropa menaikkan tarif impor kendaraan listrik dari China yang memicu perselisihan dagang dengan Beijing, yang beberapa hari kemudian meluncurkan penyelidikan terhadap harga daging babi Uni Eropa.

Melansir CNN Business, Senin (8/7/2024) Menteri Perekonomian Jerman, Robert Habeck mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa Berlin menyambut baik investasi dari perusahaan asing, namun teknologi yang relevan dengan keamanan publik harus dilindungi dari negara-negara yang dianggap tidak selalu memiliki hubungan persahabatan dengan negaranya.

Pada konferensi pers yang sama, Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengatakan dia menyambut baik keputusan pemerintah Jerman.

Adapun MAN Energy Solutions yang menyatakan bahwa pihaknya menghormati keputusan pemerintah.

"(Kami) sekarang akan memulai proses terstruktur untuk menutup divisi turbin gas, yang akan berlangsung dalam beberapa bulan mendatang," ungkap perusahaan itu dalam keterangannya.

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan bahwa Tiongkok menentang tindakan "politisasi" terhadap kerja sama komersial yang normal.”

"Kami berharap Jerman akan menyediakan lingkungan bisnis yang adil dan tidak diskriminatif bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia, termasuk perusahaan Tiongkok," jelasnya.

MAN Energy Solutions, bagian dari Grup Volkswagen, mengatakan pada Juni 2023 bahwa mereka berencana menjual bisnis turbin gasnya ke CSIC Longjiang GH Gas Turbine Co (GHGT) milik Tiongkok.

Namun tinjauan pemerintah Jerman yang dimulai pada bulan September 2023 menimbulkan kekhawatiran terkait kemungkinan penggunaan turbin gas untuk menggerakkan kapal perang.

 

2 dari 3 halaman

UE Berlakukan Tarif Impor Sementara EV China 38%

Tarif tambahan UE, yang dapat menambah biaya impor mobil listrik dari Tiongkok sebanyak 38%, akan berlaku mulai Jumat (12/8) untuk periode awal empat bulan.

UE kabarnya akan membuat keputusan final pada bulan November apakah akan menerapkan tarif tersebut selama lima tahun.

Sebelumnya, Komisi Eropa mengatakan bahwa pihaknya telah meningkatkan konsultasi dengan pemerintah Tiongkok dengan tujuan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut.

Sementara itu, pihak Volkswagen menilai bahwa keputusan UE tidak tepat mengingat lemahnya permintaan kendaraan listrik di Jerman dan wilayah sekitarnya.

"Dampak negatif dari keputusan ini lebih besar daripada potensi manfaatnya bagi industri otomotif Eropa dan khususnya Jerman," ucap perusahaan itu.

 

3 dari 3 halaman

Nilai Dagang Jerman-Tiongkok

Total nilai dagang Jerman dan Tiongkok mencapai 255 miliar euro tahun lalu, menurut angka pemerintah Jerman.

Namun hubungan Berlin dengan Beijing mengalami ketegangan dalam beberapa tahun terakhir, ketika Jerman berusaha melindungi produsen lokal dan mengurangi ketergantungannya pada Tiongkok.

Negara ini sangat terpukul oleh hubungan ekonomi yang erat dengan Rusia setelah perang di Ukraina khususnya ketergantungan yang besar pada gas alam Rusia, dan ingin mengurangi risiko terjadinya hal serupa di masa depan.

Pada November 2022, Jerman memblokir penjualan salah satu pabrik semikonduktornya ke perusahaan teknologi milik Tiongkok, juga karena alasan keamanan.