Sukses

Badai Tropis Beryl Bikin Harga Minyak Mentah Turun

Shell menghentikan produksi dan mengevakuasi personel dari platform Perdido sekitar 200 mil selatan Galveston. Hal tersebut diungkap dalam pernyataan perusahaan pada hari Jumat.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat (AS) turun 1% pada perdagangan Senin. Penurunan harga minyak acuan ini karena pelaku pasar menilai dampak Badai Tropis Beryl pada infrastruktur penyulingan, produksi, dan ekspor Gulf Coast.

Pusat Badai Nasional melaporkan bahwa Badai Beryl menerjang daratan dekat Matagorda, Texas, sebagai badai Kategori 1 dengan kecepatan angin maksimum 80 mil per jam. Matagorda berjarak sekitar 150 mil timur laut Corpus Christi, fasilitas ekspor minyak mentah terkemuka di AS.

Beryl kemudian diturunkan statusnya menjadi badai tropis dengan kecepatan angin maksimum 60 mil per jam dan diperkirakan akan semakin melemah. Badai tersebut bergerak ke arah timur laut.

"Minyak dan produk-produk minyak merosot akibat badai tersebut karena beberapa skenario terburuk Badai Beryl untungnya tidak akan terjadi," kata analis senior Price Futures Group Phil Flynn dalam catatan hari Senin.

Mengutip CNBC, Selasa (9/7/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus dipatok USD 82,33 per barel, turun 83 sen, atau 1%. Dari awal tahun sampai dengan saat ini harga minyak AS naik 14,9%.

Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak September dipatok USD 85,75 per barel, turun 79 sen, atau 0,91%. Sepanjang tahun ini harga minyak Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia ini naik 11,3%.

Untuk harga bensin kontrak Agustus dipatok USD 2,53 per galon, turun 2 sen atau 0,83%. Tahun ini harga bensin naik 20,7%.

 

2 dari 3 halaman

Shell

Shell menghentikan produksi dan mengevakuasi personel dari platform Perdido sekitar 200 mil selatan Galveston. Hal tersebut diungkap dalam pernyataan perusahaan pada hari Jumat.

Presiden Lipow Oil Associates Andy Lipow mengatakan bahwa platform tersebut memproduksi sekitar 100.000 barel per hari, atau bpd, sekitar 5,5% dari produksi minyak di Teluk Meksiko.

“Saya tidak memperkirakan badai ini akan memengaruhi pasokan atau harga secara signifikan; konsumen tetap akan mendapatkan pasokan bensin mereka. Kebanyakan orang bahkan tidak akan menyadarinya,” kata Lipow dalam sebuah catatan pada hari Minggu.

Lipow melanjutkan, akan ada beberapa pengurangan dalam operasi penyulingan dan penundaan dalam pengiriman produk ke Florida, Tetapi harga bensin akan tetap stabil selama badai.

"Setelah itu, harga bensin mungkin akan naik karena harga minyak mentah berjangka telah naik baru-baru ini, katanya.

 

3 dari 3 halaman

Musim Badai

Investor khawatir tentang musim badai tahun ini dengan Colorado State University memperkirakan musim badai yang sangat aktif tahun ini.

Asosiasi pengendara AAA mengungkapkan, harga bensin di SPBU rata-rata sekitar USD 3,50 per galon secara nasional pada hari Senin, sekitar 1 sen lebih tinggi dari minggu lalu tetapi 3 sen lebih rendah dari bulan lalu.

"Ada cukup momentum pasar untuk mendorong harga naik selama beberapa minggu ke depan, mungkin hingga sekitar USD 3,60 atau lebih," Denton Cinquegrana, kepala analis minyak di Oil Price Information Service, mengatakan kepada "Fast Money" CNBC pada hari Jumat.

"Namun, harga bensin tidak mungkin mencapai angka USD 4 per galon kecuali ada sesuatu yang benar-benar menggila," kata Cinquegrana.