Sukses

Lebih Mahal, Cek Harga Emas Dunia Hari ini

Harga emas di pasar spot naik 0,24% menjadi USD 2.364,39 per ons, setelah turun lebih dari 1% pada sesi sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka AS menguat 0,2% menjadi USD 2.367,80.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas bergerak tipis pada perdagangan Selasa (Rabu waktu Jakarta) karena kurs dolar Amerika Serikat (AS) menguat dan imbal hasil Treasury naik tipis. Sementara itu, investor menantikan data inflasi Juni AS yang akan dirilis akhir minggu ini untuk kejelasan lebih lanjut tentang jalur suku bunga AS.

Dikutip dari CNBC, Rabu (10/7/2024), harga emas dunia di pasar spot naik 0,24% menjadi USD 2.364,39 per ons, setelah turun lebih dari 1% pada sesi sebelumnya. Sedangkan harga emas berjangka AS menguat 0,2% menjadi USD 2.367,80.

Kurs dolar AS menguat 0,14% terhadap mata uang utama lainnya, membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun sedikit lebih tinggi.

Kepala Strategi Komoditas TD Securities, Bart Melek mengatakan, ada harapan bahwa Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) kemungkinan besar akan mulai memangkas suku bunga paling cepat pada bulan September, yang berkontribusi positif terhadap kondisi pasar saat ini.

Data ekonomi AS terkini menunjukkan pasar tenaga kerja yang melambat, memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS akan segera mulai memangkas suku bunga.

Namun, Ketua The Fed Jerome Powell pada hari Selasa dalam kesaksiannya di depan kongres mengatakan inflasi “masih di atas” target Fed sebesar 2%, tetapi telah membaik dalam beberapa bulan terakhir dan “data yang lebih baik akan memperkuat” alasan untuk penurunan suku bunga bank sentral.

Indeks Harga Konsumen

Fokus sekarang beralih ke data indeks harga konsumen (IHK) pada hari Kamis, dengan angka-angka terkini menunjukkan penurunan dari tingkat yang tak terduga tinggi pada awal tahun.

Kepala Analis Pasar Exinity Group Han Tan mengatakan,  jika pasar diperlihatkan bukti inflasi AS yang masih membandel, hal itu dapat mendorong logam mulia untuk melepaskan lebih banyak keuntungan baru-baru ini.

Menurut FedWatch Tool milik CME Group, saat ini para pedagang melihat peluang sekitar 75% terjadinya penurunan suku bunga pada bulan September. Daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil cenderung meningkat ketika suku bunga lebih rendah.

Tak jauh berbeda dengan harga emas, harga perak naik 0,16% menjadi USD 30,83 per ons, harga platinum turun 1,52% menjadi USD 998,10 dan harga paladium turun 3% menjadi USD 978,1. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Anjlok Parah, Ternyata Gara-gara Ini

Harga emas turun lebih dari 1% pada perdagangan Senin. Penurunan harga emas dunia ini terjadi karena tertekan reli kenaikan pasar saham dan aksi ambil untung dari investor.

Sebelumnya, harga emas memang telah melalui reli panjang sehingga sejumlah investor melihat sudah bisa merealisasikan keuntungan. Reli harga emas ini terjadi atas ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (the Fed) akan memangkas suku bunga pada September.

Mengutip CNBC, Selasa (9/7/2024), harga emas di pasar spot turun 1,5% menjadi USD 2.354,59 per ons, setelah naik ke level tertinggi sejak 22 Mei pada hari Jumat. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 1,5% menjadi USD 2.362,70 per ons.

“Ini terlihat seperti banyak aksi ambil untung, dan ekuitas menguat pagi ini, yang sedikit bersaing dengan logam mulia,” kata analis pasar senior RJO Futures Bob Haberkorn.

Wall Street Cetak Rekor

Indeks acuan di AS yaitu Nasdaq dan S&P 500 mencetak rekor tertinggi, sementara Dow Jones mencapai level tertinggi lebih dari satu bulan.

"Namun, saya yakin Anda akan melihat harga emas lebih tinggi berdasarkan prediksi bahwa Fed akan memangkas suku bunga. Alat pemantau Fed melihat pemangkasan suku bunga akan dilakukan pada bulan September dan kemudian pemangkasan lagi mungkin dilakukan pada bulan November dan Desember yang akan menjadi tren positif bagi emas." tambah Bob Haberkorn.

3 dari 3 halaman

Pasar Tenaga Kerja

Data minggu lalu menunjukkan pasar tenaga kerja yang melambat membuat bank sentral AS tetap pada jalur untuk segera mulai memangkas suku bunga.

Pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 71% bahwa the Fed akan memangkas suku bunga pada September dan akan ada pemangkasan lagi pada Desember.

"Jika kita mendapatkan kejutan penurunan lain dalam data inflasi, yang telah kita lihat secara konsisten dalam data AS, maka itu akan menjadi pendorong bagi emas," kata analis pasar keuangan Capital.com Kyle Rodda.

 Investor minggu ini akan fokus pada kesaksian Ketua Fed Jerome Powell di Kongres setengah tahunan, komentar dari serangkaian pejabat Fed, dan data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Kamis.

Di tempat lain, bank sentral konsumen utama China menahan diri dari pembelian emas untuk cadangannya selama dua bulan berturut-turut pada bulan Juni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini