Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan bupati di seluruh negeri untuk mengembangkan potensi di daerah masing-masing, salah satunya pada sektor pariwisata.
Saat membuka rapat kerja nasional (Rakernas) ke-16 Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), Jokowi menyoroti kesuksesan negara Bhutan mampu menarik minat turis dengan lingkungan alam dan tradisi budayanya yang unik.
Baca Juga
"(Bhutan) mengambil hanya volume tertentu di kuota, mengambil turis pasar atas, high value dan low volume. Ini bisa kita tiru seperti ini karena banyak alam kita yang lebih bagus," ujar Jokowi dalam pidatonya pada Pembukaan Rakernas XVI APKASI, dikutip Rabu (10/7/2024).
Diakui Jokowi melihat, Indonesia memiliki banyak kabupaten yang unik namun belum cukup intens dalam mempromosikannya. Dia membandingkan dengan Bhutan, yang mengenakan iuran dari turis untuk menjaga kelestarian alamnya.
Advertisement
"Saya cek berapa mereka kena iuran untuk perlindungan alamnya, hampir setengah triliun di dapat. Ini bukan dari ekonominya, tapi dari iurannya saja," bebernya.
Maladewa
Tak hanya Bhutan, Jokowi juga menyoroti kesuksesan Maladewa yang memiliki keindahan pantai, di mana perairan Indonesia juga tak kalah indah. Dia mencatat, Maladewa berhasil mencatat 30% pendapatan dari sektor pariwisata.
Adapun Afrika yang menawarkan pariwisata di alam liar yang juga menarik banyak minat wisatawan internasional.
"Di Afrika ini bisa menghasilkan Rp 196 triliun per tahun, mengurus masalah itu. Saya melihat kita ini punya yang unik-unik,"pungkas Jokowi.
Jokowi Tegur Bupati
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegur para bupati karena uang penerimaan negara banyak dibelanjakan produk impor.Â
Padahal, kata dia, pemerintah pusat sangat sulit mengumpulkan uang dari pajak, royalti, hingga dividen untuk ditransfer ke daerah.
"Hati-hati, kita mengumpulkan uang dari penerimaan negara sangat sulit sekali baik itu pajak, PNBP, royalti, dividen, itu serupiah serupiah-serupiah semuanya dikumpulin Bu Menkeu," kata Jokowi saat Pembukaan Rakernas XVI Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) di JCC Senayan Jakarta, Rabu (10/7/2024).
"Terkumpul jadi penerimaan negara ditransfer ke daerah, dibelikan produk impor. Yang dapat manfaat adalah negara lain," sambungnya.
Jokowi menyesalkan serapan anggaran untuk penggunaan produk dalam negeri di tingkat kabupaten/kota masih kecil yakni, di angka 41 persen. Sementara, kata dia, sebanyak 59 persen merupakan produk impor.
"Soal serapan anggaran, dan utamanya penggunaan produk dalam negeri. Ini yang saya cek, ini masih diangka 41 persen penggunaan produk dalam negeri. Masih 41 untuk kabupaten dan kota 41 perseb masih kecil. Artinya, selain itu produk impor," ucap dia.
Jokowi meminta bupati menggunakan 100 persen anggaran untuk pengadaan produk dalam negeri. Dia mewanti-wanti kepala daerah berhati-hati menggunakan anggaran karena sangat sulit mengumpulkannya.
"Ini perlu saya ingatkan, beli produk kita sendiri, mengumpulkan anggarannya itu sangat sulit sekali. Jadi gunakan 100 persen untuk pengadaan barang dan jasa itu produk dalam negeri," terang dia.
Advertisement
Sampaikan Terimakasih
Dalam kesempatan ini, Jokowi menyampaikan lima tahun terakhir sangatlah tak mudah dan penuh tantangan. Mulai dari muncul pandemi Covid-19, geopolitik memanas, hingga perang yang menyebabkan harga minyak naik dan turun. Harga pangan naik dan turun.
"Dari sisi lingkungan juga begitu. Saya rasakan sekarang ini semakin nyata. Gelombang panas, El Nino, La Nina, semuanya. Ini menyebabkan banyak sekali baik krisi kesehatan, krisis ekonomi, krisis pangan, krisis keuangan, dan kemanusiaan," tutur Jokowi.
Menurut dia, Indonesia patut bersyukur karena mampu bertahan dari hambatan dan tantangan tersebut. Hal ini terlihat dari ekonomi nasional yang masih tumbuh baik di angka 5,11 persen di kuartal I tahun 2024.
Jokowi menuturkan sulit bagi negara lain mencapai hal yang diraih Indonesia. Selain itu, Indonesia juga berhasil mengendalikan inflasi di angka 2,5 persen pada bulan Juni 2024.
"Ini berkat bapak ibu sekalian, yang selalu rapat dengan Mendagri setiap hari Senin. Rutin setiap minggu, tapi hasilnya ada. Coba lihat Argentina inflasinya sekarang berapa. Bapak ibu cek saja. Turki inflasinya berapa. Coba bapak ibu cek. Mengerikan sekali angkanya," pungkas Jokowi.