Sukses

Inggris Mulai Pulih dari Resesi, Ekonomi Tumbuh 0,4% di Mei 2024

Pertumbuhan ekonomi Inggris menandai capaian negara itu keluar dari resesi dangkal pada kuartal pertama tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta Perekonomian Inggris tumbuh sebesar 0,4% pada bulan Mei 2024, menurut angka awal yang diterbitkan oleh Kantor Statistik Nasional Inggris.

Pertumbuhan ekonomi terjadi seiring lonjakan poundsterling ke level tertinggi dalam empat bulan terhadap dolar AS.

Melansir CNBC International, Jumat (12/7/2024) pertumbuhan produk domestik bruto Inggris menandai capaian negara itu keluar dari resesi dangkal pada kuartal pertama tahun ini.

Sektor jasa yang dominan di Inggris terus menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,3% di bulan Mei, karena output produksi dan konstruksi pulih dari kerugian, masing-masing meningkat sebesar 0,2% dan 1,9%.

Pound Sterling menguat 0,14% terhadap dolar AS pada level USD 1,2863 pada pukul 8:30 pagi waktu London, level tertinggi untuk mata uang Inggris sejak 8 Maret 2024, menurut data LSEG.

Pemulihan secara luas ini disambut baik oleh Partai Buruh yang baru terpilih, seiring Perdana Menteri baru Keir Starmer menjalani minggu pertamanya menjabat.

Goldman Sachs sebelumnya telah meningkatkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Inggris menyusul kemenangan besar Partai Buruh yang beraliran kiri-tengah dalam pemilihan umum di negara tersebut.

Adapun Ashley Webb, ekonom Inggris di Capital Economics dalam catatannya menggarisbawahi tren peningkatan PDB Inggris dalam beberapa bulan terakhir, kecuali kurangnya pertumbuhan pada bulan April yang mendukung gagasan bahwa hal ini akan menyeret aktivitas dari suku bunga yang lebih tinggi dan kenaikan inflasi mulai memudar.

 

2 dari 2 halaman

Catat Inflasi Tertinggi

Sebagai informasi, inflasi di Inggris telah mereda dari level tertinggi dalam 41 tahun sebesar 11,1% pada bulan Oktober 2022, hingga mencapai target Bank of England sebesar 2% pada bulan Mei tahun ini. Kinerja tersebut telah meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga Bank of England.

Namun, BoE terus memberikan nada hati-hati pada pertemuan bulan Juni bahkan setelah bank sentral Eropa (ECB) memulai jalur penurunan suku bunga mereka, memperingatkan bahwa indikator utama persistensi inflasi di Inggris tetap tinggi.

Pasar kini masih terpecah mengenai prospek pemotongan suku bunga pada pertemuan bulan Agustus mendatang.