Sukses

Harga Emas Dunia Cetak Rekor Termahal

Harga emas di pasat spot naik 1,8% menjadi USD 2.414,40 per ons, tertinggi sejak 22 Mei. Sedangkan harga emas berjangka AS naik sekitar 1,6% menjadi USD 2.418,70.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas melonjak lebih dari 1% pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta) hingga menembus level USD 2.400 per ons. Harga emas dunia melonjak setelah data menunjukkan harga konsumen Amerika Serikat (AS) secara tak terduga turun bulan lalu, meningkatkan prediksi untuk penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Dikutip dari CNBC, Jumat (12/7/2024), harga emas di pasat spot naik 1,8% menjadi USD 2.414,40 per ons, tertinggi sejak 22 Mei. Sedangkan harga emas berjangka AS naik sekitar 1,6% menjadi USD 2.418,70.

“Harga emas melonjak di atas USD 2.400 karena angka CPI yang bersahabat hampir memperkuat pemangkasan suku bunga pada bulan September. Para pegiat emas kemungkinan akan mencapai titik tertinggi baru minggu depan,” kata Pedagang Logam independen di New York Tai Wong.

Harga emas di pasar spot mencapai rekor tertinggi USD 2.449,89 per ons pada tanggal 20 Mei.

Harga konsumen AS turun secara tak terduga dan kenaikan tahunan tersebut merupakan yang terkecil dalam setahun, memperkuat pandangan bahwa tren deflasi kembali pada jalurnya dan membawa The Fed selangkah lebih dekat untuk memangkas suku bunga.

Harga suku bunga berjangka mencerminkan sekitar 85% kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan Fed bulan September, dibandingkan dengan sekitar 70% kemungkinan yang terlihat sebelum data tersebut.

Daya Tarik Emas

Daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil cenderung bersinar ketika suku bunga turun.

Menyusul data inflasi AS, dolar anjlok ke level terendah dalam lebih dari satu bulan, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun ke level terendah empat bulan.

Ketua Fed Jerome Powell, selama dua hari memberikan komentarnya di hadapan komite Senat dan DPR yang mengawasi bank sentral, mengindikasikan Fed semakin dekat dengan keputusan penurunan suku bunga.

“Mengingat keseluruhan lintasan kebijakan moneter dan permintaan emas, saya pikir kenaikan harga emas belum berakhir,” kata Zain Vawda, Analis Pasar di MarketPulse by OANDA.

Selain harga emas, harga perak di pasar spot naik sekitar 2,1% menjadi USD 31,44 per ons, tertinggi sejak 31 Mei. Harga Platinum naik 1,% menjadi USD 1.016,80 dan harga paladium naik hampir 1% menjadi USD 993,75.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Batangan Naik Usai The Fed Indikasi Turunkan Suku Bunga

Harga emas naik pada hari Rabu setelah komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral AS berada di jalur untuk menurunkan suku bunga segera. Penggerak harga emas lainnya yaitu, sementara para investor menunggu data inflasi AS untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut.

Dikutip dari CNBC, Kamis (11/7/2024), harga emas batangan spot naik 0,6% menjadi USD 2.378,25 per ons. Kontrak berjangka emas AS naik 0,7% menjadi USD 2.384,80."Powell tidak memberikan kejutan hawkish dalam pidatonya di Senat kemarin, dan itu semacam menenangkan pasar tentang gagasan bahwa The Fed tidak akan mampu menurunkan suku bunga tahun ini," kata Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals.

Pada hari Selasa, Powell mempertahankan nada hati-hati dan menambahkan bahwa "data yang lebih baik akan memperkuat" alasan untuk kebijakan moneter yang longgar.

Peluang Penurunan Suku Bunga

Pasar memperkirakan ada peluang 75% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada bulan September menurut alat CME FedWatch serta penurunan lainnya pada bulan Desember. Daya tarik emas yang tidak memberikan hasil cenderung bersinar ketika suku bunga turun.

 

3 dari 3 halaman

Apa yang Mempengaruhi Harga Emas?

Fokus sekarang beralih ke data indeks harga konsumen (CPI) AS yang akan dirilis pada hari Kamis dan laporan indeks harga produsen (PPI) pada hari Jumat, dengan angka terbaru menunjukkan inflasi mereda dari tingkat yang tidak terduga tinggi pada awal tahun ini.

"Jika laporan-laporan tersebut sesuai dengan perkiraan ... menunjukkan inflasi yang mereda, maka kita bisa melihat pasar emas-perak terus bergerak sideways ke arah yang lebih tinggi," tambah Wyckoff.

Memberikan dukungan lebih lanjut untuk emas, dolar turun 0,1% terhadap mata uang pesaingnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Sementara itu, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas secara fisik global mengalami arus masuk selama dua bulan berturut-turut pada bulan Juni karena penambahan kepemilikan oleh dana yang terdaftar di Eropa dan Asia, kata Dewan Emas Dunia pada hari Selasa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini