Sukses

Harga Minyak Melonjak Lagi, Brent Tembus USD 85,40 per Barel

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus dipatok USD 82,62 per barel, naik 52 sen atau 0,63%. Tahun ini, harga minyak AS ini telah naik 15,3%.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah naik pada hari Kamis karena inflasi mereda, memperkuat harapan bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga akhir tahun ini.

Inflasi yang diukur berdasarkan indeks harga konsumen turun 0,1% dari Mei hingga Juni, sehingga tingkat inflasi selama 12 bulan mencapai 3%, mendekati level terendah dalam lebih dari tiga tahun, menurut Departemen Tenaga Kerja AS.

Dikutip dari CNBC, Jumat (12/7/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus dipatok USD 82,62 per barel, naik 52 sen atau 0,63%. Tahun ini, harga minyak AS ini telah naik 15,3%.

Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak September dipatok USD 85,40 per barel, naik 32 sen atau 0,38%. Tahun ini, patokan harga minyak global naik 10,8%

Pasar memperkirakan Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga pada bulan September. Suku bunga yang lebih rendah biasanya akan merangsang pertumbuhan ekonomi, yang dapat meningkatkan permintaan minyak mentah.

Prospek Inflasi dan Suku Bunga

Prospek inflasi dan suku bunga membayangi sinyal beragam tentang permintaan minyak tahun ini. Badan Energi Internasional yang berpusat di Paris mengatakan pertumbuhan permintaan global melambat menjadi 710.000 barel per hari tahun ke tahun pada kuartal kedua, peningkatan paling lambat sejak kuartal keempat tahun 2022, karena konsumsi di Tiongkok mengalami kontraksi.

IEA memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak global akan rata-rata di bawah satu juta barel per hari pada tahun 2024 karena pertumbuhan ekonomi yang di bawah standar, efisiensi energi yang lebih besar, dan adopsi kendaraan listrik.

OPEC, di sisi lain, jauh lebih optimis, memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak sebesar 2,2 juta barel per hari karena kartel tersebut melihat pertumbuhan ekonomi yang solid sebesar 2,9% tahun ini. 

2 dari 4 halaman

Harga Minyak Dunia Melesat Tembus USD 82 per Barel, Apa Pemicunya?

Harga minyak mentah AS naik hampir 1% pada hari Rabu, menembus USD 82 per barel. Naikknya harga minyak mentah  ini karena persediaan AS menurun sementara OPEC melihat permintaan yang kuat didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat tahun ini.

Persediaan minyak AS turun sebanyak 3,4 juta barel minggu lalu sementara stok bensin menyusut sebanyak dua juta barel, menurut Administrasi Informasi Energi. Namun, permintaan minyak yang diukur dari produk yang dipasok ke pasar melemah sebanyak 334.000 barel per hari.Para pelaku pasar yang optimis mengharapkan penurunan berkelanjutan dalam persediaan AS untuk mengonfirmasi ekspektasi bahwa permintaan bahan bakar musim panas akan meningkat setelah awal musim yang lesu.

Dikutip dari CNBC, Kamis (11/7/2024), berikut adalah harga penutupan energi pada hari Rabu:

West Texas Intermediate kontrak Agustus: USD 82,10 per barel, naik 69 sen, atau 0,85%. Sejak awal tahun, minyak AS telah naik 14,58%.

Brent kontrak September: USD 85,08 per barel, naik 42 sen, atau 0,5%. Sejak awal tahun, patokan global naik 10,44%.

Sementara itu, OPEC mempertahankan perkiraan pertumbuhan permintaan minyaknya sebesar 2,2 juta barel per hari untuk tahun 2024.

Kartel ini merevisi pertumbuhan ekonomi global sedikit lebih tinggi untuk tahun ini menjadi 2,9%, didukung oleh kinerja paruh pertama yang lebih baik dari perkiraan di Brasil, Rusia, India, dan China serta pemulihan di zona euro.

Reli minyak baru-baru ini terhenti dengan harga jatuh selama tiga hari berturut-turut hingga Selasa. Tamas Varga, analis di broker minyak PVM, mengaitkan putaran penjualan terbaru ini dengan pembicaraan gencatan senjata yang dihidupkan kembali antara Hamas dan Israel serta Badai Beryl.

Infrastruktur minyak di Pantai Teluk tampaknya menghindari kerusakan substansial dari badai, tetapi pelabuhan Houston ditutup. Varga mengatakan pasar mungkin mengharapkan ekspor minyak menurun akibatnya, yang dapat menyebabkan peningkatan persediaan ketika putaran data berikutnya dirilis minggu depan.

3 dari 4 halaman

Berapa Harga Minyak Kita?

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) per Juni 2024 ditetapkan sebesar jadi USD 79,31 per barel. Harga minyak itu turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 79,78 per barel.  

Penetapan ICP Juni 2024 ini tertulis dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 327.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Juni 2024 yang diterbitkan pada 1 Juli 2024.

"ICP untuk bulan Juni 2024 ditetapkan sebesar USD 79,31 per barel, turun sebesar USD 0,47 dari harga rata-rata bulan Mei 2024 yang berada di angka USD 79,78 per barel," jelas Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (6/7/2024).

4 dari 4 halaman

Berapa Liter per Barel?

Sesuai dengan analisis Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, jelas Agus, penurunan harga minyak mentah utama internasional antara lain dipengaruhi oleh keraguan pasar terhadap permintaan minyak mentah dunia. 

Salah satu indikatornya yakni peningkatan stok minyak mentah di Amerika Serikat, yang naik sebesar 4,8 juta barel menjadi 460,7 juta barel. Adapun stok gasoline Amerika Serikat mengalami peningkatan sebesar 3,0 juta bbl menjadi 233,9 juta bbl dibanding stok bulan sebelumnya.

Faktor lain yang mempengaruhi pasar internasional, aksi profit-taking yang terjadi saat harga minyak mentah mengalami penguatan. Situasi ini dipicu oleh kekhawatiran atas gangguan pasokan minyak akibat pergolakan geopolitik di Rusia dan Timur Tengah.

Kekhawatiran pasar juga muncul dari kondisi ekonomi Amerika Serikat. The Fed selaku bank sentral Negeri Paman Sam menunda penurunan suku bunga yang juga memperkuat nilai tukar dolar AS. Itu kemudian membuat investor lebih memilih untuk mengalihkan investasinya dari pasar komoditas ke Dolar AS.

Video Terkini