Sukses

Usai Cetak Rekor Termahal, Harga Emas Bertahan di Level USD 2.400

Harga emas menguat ke level tertinggi sejak 22 Mei pada perdagangan Kamis setelah penurunan harga konsumen AS yang tidak terduga.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas mampu bertahan di atas level USD 2.400 per ounce pada perdagangan di hari Jumat. Harga emas menuju kenaikan pekan ketiga berturut-turut.

Kenaikan harga emas dunia ini terjadi karena investor semakin yakin bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) berada di jalur yang tepat untuk segera menurunkan suku bunga acuan.

Mengutip CNBC, Sabtu (13/7/2024), harga emas di pasar spot turun 0,1% menjadi USD 2.411,58 per ounce pada pukul 16.35 Eastern Time (ET).

Sedangkan harga emas batangan naik hampir 1% untuk minggu ini. Emas berjangka AS turun 0,2% menjadi USD 2.416,7 per ounce.

Harga emas menguat ke level tertinggi sejak 22 Mei pada perdagangan Kamis setelah penurunan harga konsumen AS yang tidak terduga.

Data tersebut memperkuat pandangan bahwa tren disinflasi telah kembali terjadi dan meningkatkan harapan penurunan suku bunga oleh The Fed.

 

“Kami melihat adanya tekanan aksi ambil untung, kemunduran korektif rutin setelah kenaikan yang solid. Laporan indeks harga produsen hari ini lebih panas dari perkiraan dan menambah tekanan jual,” kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

 

“Namun, jika dilihat dari reaksi pasar saham dan pasar obligasi, angka PPI hari ini tidak terlalu memitigasi laporan inflasi yang lebih dingin yang kita lihat pada hari Kamis. Jadi kemungkinannya besar untuk penurunan suku bunga tahun ini, mungkin pada awal bulan September.” tambah dia.

Harga produsen AS meningkat secara moderat pada Juni, yang semakin menegaskan bahwa inflasi telah melanjutkan tren penurunannya dan memperkuat alasan penurunan suku bunga pada September.

Menurut CME FedWatch Tool, pelaku pasar sekarang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 96% pada September. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Dunia Cetak Rekor Termahal

Sebelumnya, harga emas melonjak lebih dari 1% pada perdagangan Kamis (Jumat waktu Jakarta) hingga menembus level USD 2.400 per ons. Harga emas dunia melonjak setelah data menunjukkan harga konsumen Amerika Serikat (AS) secara tak terduga turun bulan lalu, meningkatkan prediksi untuk penurunan suku bunga oleh Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed).

Dikutip dari CNBC, Jumat (12/7/2024), harga emas di pasat spot naik 1,8% menjadi USD 2.414,40 per ons, tertinggi sejak 22 Mei. Sedangkan harga emas berjangka AS naik sekitar 1,6% menjadi USD 2.418,70.

“Harga emas melonjak di atas USD 2.400 karena angka CPI yang bersahabat hampir memperkuat pemangkasan suku bunga pada bulan September. Para pegiat emas kemungkinan akan mencapai titik tertinggi baru minggu depan,” kata Pedagang Logam independen di New York Tai Wong.

Harga emas di pasar spot mencapai rekor tertinggi USD 2.449,89 per ons pada tanggal 20 Mei.

Harga konsumen AS turun secara tak terduga dan kenaikan tahunan tersebut merupakan yang terkecil dalam setahun, memperkuat pandangan bahwa tren deflasi kembali pada jalurnya dan membawa The Fed selangkah lebih dekat untuk memangkas suku bunga.

Harga suku bunga berjangka mencerminkan sekitar 85% kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan Fed bulan September, dibandingkan dengan sekitar 70% kemungkinan yang terlihat sebelum data tersebut.

3 dari 3 halaman

Daya Tarik Emas

Daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil cenderung bersinar ketika suku bunga turun.

Menyusul data inflasi AS, dolar anjlok ke level terendah dalam lebih dari satu bulan, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Sementara patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun ke level terendah empat bulan.

Ketua Fed Jerome Powell, selama dua hari memberikan komentarnya di hadapan komite Senat dan DPR yang mengawasi bank sentral, mengindikasikan Fed semakin dekat dengan keputusan penurunan suku bunga.

“Mengingat keseluruhan lintasan kebijakan moneter dan permintaan emas, saya pikir kenaikan harga emas belum berakhir,” kata Zain Vawda, Analis Pasar di MarketPulse by OANDA.

Selain harga emas, harga perak di pasar spot naik sekitar 2,1% menjadi USD 31,44 per ons, tertinggi sejak 31 Mei. Harga Platinum naik 1,% menjadi USD 1.016,80 dan harga paladium naik hampir 1% menjadi USD 993,75.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.