Sukses

Bukan Kaleng-kaleng, BUMN Pertahanan Pamer Serapan TKDN Produk Mobil Tempur

Rantis Maung 4x4 ini diproduksi oleh PT Pindad yang merupakan bagian dari BUMN Holding Pertahanan digunakan untuk mendukung operasi dan mobilisasi pertempuran jarak dekat serta jelajah segala medan.

Liputan6.com, Jakarta - Holding BUMN Industri Pertahanan atau DEFEND ID menyadari perlunya serapan lokal pada kendaraan taktis dan produk pertahanan lainnya. Hal ini turut dibuktikan dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dari beberapa produknya.

Holding BUMN Pertahanan yang dipimpin PT Len Industri (Persero) ini tak main-main soal serapan TKDN di produk yang dihasilkan. Misalnya yang tertuang dalam kendaraan taktis Maung 4x4.

Kendaraan taktis (rantis) yang pernah dikendarai Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Menteri BUMN Erick Thohir itu punya serapan TKDN tinggi. Hitungannya mencapai lebih dari 65 persen.

Rantis Maung 4x4 ini diproduksi oleh PT Pindad yang digunakan untuk mendukung operasi dan mobilisasi pertempuran jarak dekat serta jelajah segala medan.

Selain itu, kendaraan tempur lainnya adalah tank. Misalnya Harimau Medium Tank yang memiliki TKDN mencapai lebih dari 70 persen. Ini merupakan salah satu kendaraan tempur lokal.

Medium Tank Harimau diproduksi juga oleh PT Pindad, serta didesain khusus untuk daerah op2rasi militer tropis. Medium tank Harimau adalah simbol kekuatan baru Indonesia dalam menghadapi tantangan pertahanan moderen.

Selain dua kendaraan tempur tadi, Len Industri punya kejutan lain. Saat ini, induk Holding DEFEND ID itu tengah mengembangkan pesawat udara nirawak atau drone. Sebelum dirilis, TKDN drone yang disebut PUNA DID 3.11 ini mencapai lebih dari 45 persen.

PUNA DID 3.11 sendiri dikembangkan oleh PT LEN Industri (Persero) melalui Joint Development sejak 2022 sengan partner strategis dari Thailand. Proses integrasi dam assembly dilakukan sepenuhnya oleh anak bangsa, yakni Engineer dan Teknisi PT LEN Industri (Persero).

 

2 dari 3 halaman

Kinerja Holding DEFEND ID Positif

Sebelumnya, Direktur Utama PT Len Industri (Persero) Holding DEFEND ID Bobby Rasyidin membuka dengan menyampaikan capaian holding DEFEND ID di tahun 2023.

“Kinerja keuangan kami melonjak naik di tahun 2023, realisasi pendapatan kontrak kami tumbuh 29,65 persen dari tahun 2022. Dan dari sisi pendapatan usaha tumbuh signifikan sebesar 27,92 persen dari tahun 2022,” tutur Bobby, dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (13/7/2024).

Di tahun buku 2023, Len berhasil meraih pendapatan usaha sebanyak Rp 25,22 triliun atau tumbuh signifikan 27,92 persen dari tahun 2022 dan realisasi kontrak sebesar Rp109,65 triliun atau tumbuh 29,65 persen dari tahun 2022. Selain itu, Bobby menyampaikan kinerja laba bersih tahun 2023 tumbuh sebesar 56,05 persen dengan nilai Rp 726 miliar

Sementara itu, PT Dahana yang disampaikan Plt. Direktur Utama merangkap Direktur Keuangan, Manajemen Risiko, dan SDM PT Dahana, Ahyanizzaman. Pendapatan usaha PT Dahana di tahun 2023 terealisasi sebesar Rp 3,9 triliun atau 118,1 persen dari tahun 2022 yang sebesar Rp 3,3 triliun dan 120,5 persen dari target RKAP 2023 yang sebesar Rp 3,2 triliun.

 

3 dari 3 halaman

PTDI-Pindad

Kemudian, Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan menyampaikan capaian total realisasi nilai kontrak on hand tahun 2023 sebesar USD 1,484 juta atau tumbuh sebesar 149,4 persen diatas tahun 2022. Selain itu pendapatan usaha PTDI tahun 2023 naik 32,8 persen dari tahun 2022.

Selanjutnya, adalah PT PAL Indonesia yang dipimpin oleh Direktur Utama PAL Kaharuddin Djenod. Realisasi total nilai kontrak baru PT PAL tahun 2023 adalah sebesar Rp 330 miliar yang di dominasi oleh proyek Harkan Rutin. Pendapatan usaha tahun 2023 PT PAL tumbuh sebesar 42,43 persen dibandingkan tahun 2022 dengan nilai Rp 3,61 triliun.

Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, melaporkan realisasi total nilai kontrak tahun 2023 sebesar Rp 25,84 triliun yang meningkat sebesar 51 persen dibanding tahun 2022. Serta pendapatan usaha tahun 2023 meningkat sebesar 24 persen yaitu senilai Rp 7,98 triliun.

 

Video Terkini