Liputan6.com, Jakarta Ekonom Senior INDEF Faisal Basri mengaku kurang setuju dengan rencana Pemerintah yang akan mengeluarkan BBM baru pada 17 Agustus 2024. Hal itu dinilai akan membuat masalah baru.
"Menyelesaikan masalah dengan menciptakan lebih banyak masalah baru. kayak dulu premium dibunuh muncul pertalite, pertalite (mau) dibunuh, muncul macam (BBM baru) gak tau," kata Faisal usai Diskusi INDEF terkait Menguji Rencana Kebijakan BMAD Terhadap Keramik, di Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Jika pemerintah tetap ingin meluncurkan produk BBM baru yang dikalim rendah sulfur, Faisal menyebut itu kemungkinan di jenis solar. Kendati begitu, ia pun tetap heran dengan ide tersebut kenapa baru dicetuskan.
Baca Juga
Padahal, sebelumnya ia telah menyampaikan kepada Pemerintah terkait cara mengelola minyak dan gas bumi Indonesia, ketika ia menjabat sebagai Tim Tata Kelola Migas pada 2014-2015.
Advertisement
"Kok baru sekarang? saya kan ketua tim tata kelola migas November 2014 hingga Mei 2015, sudah ada semua rekomendasinya. Gimana supaya harga BBM gak gonjang ganjing dengan harga minyak (harus) ada tabungan atau buffernya, gitu-gitu," jelasnya.
Adapun terkait rencana BBM baru itu muncul pasca Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan ada rencana pembatasan penggunaan BBM bersubsidi.
Luhut menyebut pembatasan itu akan dimulai pada 17 Agustu 2024 mendatang. Pembatasan menjadi salah satu cara untuk mengurangi konsumsi dan polusi yang dihasilkan. Menurutnya, hal itu sejalan dengan peralihan dari BBM ke bioetanol. Tujuannya, untuk mengurangi jumlah polusi yang mencemari udara. Dia mengatakan, pada konteks ini akan tercipta sebuah efisiensi anggaran.
Pembatasan BBM Subsidi Rencana 1 September 2024, 4 Menteri Rapatkan Barisan
Sejumlah menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkumpul di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Kabarnya, ada bahasan mengenai penyaluran BBM Bersubsidi. Lantas, apa jadi dibatasi?
Beberapa menteri yang hadir diantaranya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto selaku tuan rumah. Lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, serta Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono.
Kabar pembahasan BBM subsidi ini dibenarkan Menteri Trenggono. Dia mengatakan ada bahasan tersebut dalam pertemuan 4 menteri tadi.
"Oh masalah BBM," ujar Trenggono di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Untuk nelayan Tidak Berubah
Dia mengatakan, ketentuan pembelian BBM Subsidi tidak berubah untuk nelayan. Namun, dia mengamini adanya pembatasan konsumen Pertalite berdasarkan pada jenis kendaraan tertentu.
Meski begitu, dia belum berbicata lebih banyak dan mengarahkan keterangan itu kepada Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.
"Ada pembatasan di kendaraan tertentu, yang pasti nanti ke Pak Menko ya," ujar dia.
Dia lantas mengatakan pembatasan bukan berlaku pada 17 Agustus 2024 mendatang. Namun, dibuka peluang pada 1 September 2024 nanti. Meski dia tak berbicara banyak soal keputusan pastinya.
"Enggak, September. 1 September lah. Tapi belum (diputuskan)," ucap Menteri Trenggono.
Â
Advertisement
Kapan Penggunaan BBM Subsidi Dibatasi?
Sementara itu, Menteri ESDM Arifin Tasrif tak berbicara banyak saat ditemui usai rapat. Dia menyerahkan keterangan keseluruhannya akan disampaikan Menko Airlangga.
"Bahasannya ya udah dibahas tinggal tanya ke Kemenko," kata dia.
Dia juga irit bicara soal jenis kendaraan yang rencananya akan dibatasi nantinya. "Nanti tanya ke Kemenko," pungkasnya.