Sukses

Gandeng CPGCBL, Pertamina Kembangkan Energi Terbarukan di Bangladesh

Chief Financial Officer Pertamina NRE Nelwin Aldriansyah menyambut baik kerja sama antara CPGCBL dan Pertamina NRE.

Liputan6.com, Jakarta - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) bersama Coal Power Generation Company Bangladesh Limited (CPGCBL).

Kesepakatan dilakukan untuk proyek pembangkit Listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 500 MW di daerah Moheshkhali dan di berbagai area lain yang potensial di Bangladesh

Penandatanganan MoU ini merupakan tindak lanjut dari MoU government-to-government (G2G) yang ditandatangani antara Indonesia dan Bangladesh pada 2017, serta telah melalui studi Kelayakan oleh dua perusahaan energi ini. 

Dalam Mou ini juga mencakup pembangunan fasilitas pendukung dan menjadi dasar pengembangan kerja sama lainnya berdasarkan syarat dan ketentuan yang disepakati bersama. 

Chief Financial Officer Pertamina NRE Nelwin Aldriansyah mengungkapkan, kerja sama strategis ini menandai langkah menuju pemanfaatan solusi dan pengembangan infrastruktur energi terbarukan di Bangladesh. 

"Kami menyambut sangat baik kerja sama antara CPGCBL dan Pertamina NRE. CPGCBL adalah perusahaan listrik yang terkemuka di Bangladesh. Dan Pertamina NRE memiliki kemampuan dan pengalaman dalam mengelola portofolio energi bersih," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/7/2024).

"Saya yakin kemitraan strategis ini menjadi pondasi  untuk kerja sama yang tidak hanya akan meningkatkan kemampuan operasional kami, tetapi juga mendorong pertumbuhan, inovasi, kesuksesan bersama, serta mendukung keamanan energi nasional Bangladesh," imbuh Nelwin.

Menurut dia, kerja sama dengan CPGCBL merupakan salah satu upaya Pertamina NRE dalam menangkap peluang untuk ekspansi bisnis di luar negeri. 

"Saat ini, Pertamina NRE mengoperasikan lebih dari 2,7 Gigawatt portofolio pembangkit listrik yang mencakup gas to power, solar PV, geothermal, dan biogas," kata Nelwin.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Disambut Antusias

Managing Director CPGCBL Abul Kalam menyampaikan antusiasmenya  atas kerjasama dengan Pertamina NRE. "Kami sangat antusias dengan kerjasama ini, Pertamina NRE telah memiliki pengalaman dan portfolio bisnis energi bersih yang cukup mumpuni di Indonesia. Semoga kerjasama ini bisa mendorong pengembangan energi bersih di Bangladesh dan saling menguntungkan bagi dua belah pihak," ungkapnya.

Adapun Coal Power Generation Company Bangladesh Limited (CPGCBL) merupakan perusahaan milik Pemerintah Bangladesh. Didirikan sebagai perusahaan publik dengan tujuan bisnis utama untuk menghasilkan listrik. 

Perusahaan ini memiliki mandat untuk menjalankan skema pembangunan pembangkit listrik di bawah Kebijakan Pembangkit Listrik Sektor Swasta Bangladesh, Kebijakan Kemitraan Publik-Swasta (PPP), atau kerangka kebijakan pemerintah lainnya.

Selain itu, Pertamina NRE juga menetapkan sejumlah target lainnya pada 2029, antara lain kredit karbon ditargetkan terjual mencapai 19,2 juta ton setara CO2 pada tahun 2029.

Pada September 2023,  Pertamina NRE berhasil menjadi penjual kredit karbon pertama di perdagangan perdana IDX Carbon dengan volume yang diperdagangkan mencapai sekitar 800 ribu ton setara CO2.

Pertamina NRE juga menargetkan produksi hidrogen bersih mencapai 7000 ton per tahun pada tahun 2029 dan bioethanol mencapai 840 ribu kilo liter.

Sedangkan pada bisnis ekosistem baterai dan kendaraan Listrik, Pertamina NRE menargetkan produksi mencapai 51,4 GWh. Dengan semua target tersebut, anggaran investasi yang disiapkan mencapai USD 6,2 miliar pada tahun 2029. Angka ini naik lebih dari delapan kali lipat anggaran investasi tahun ini.

3 dari 6 halaman

Kejar Target 6 GW di 2029, Pertamina NRE Tambah Investasi Delapan Kali Lipat

Sebelumnya, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menargetkan kapasitas terpasang pengembangan pembangkit Listrik berbasis energi bersih mencapai 6 GW pada tahun 2029.

Target 6 GW tersebut akan dikontribusikan dari gas to power dan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan, seperti geothermal, tenaga surya, dan biogas. 

Target ini merupakan cerminan dari ambisi Pertamina untuk terus menambah portofolio bisnis energi bersih tercermin dari bisnis yang dilakukan oleh anak usahanya, yaitu Pertamina NRE, melalui pilar bisnis rendah karbon, energi terbarukan, dan pengembangan.

Hingga tahun semester I 2024, kapasitas terpasang pembangkit Listrik yang dioperasikan Pertamina sudah mencapai sekitar 2,6 GW.

“Pertamina strategi pertumbuhan ganda, yaitu memperkuat bisnis migas eksisting dan mengembangkan bisnis rendah karbon sebagai penggerak bisnis masa depan. Untuk itu Pertamina NRE memiliki peran sangat strategis dengan menjadi garda terdepan Pertamina untuk mengembangkan bisnis energi bersih dan bisnis baru,” ujar CEO Pertamina NRE John Anis di Jakarta.

 

4 dari 6 halaman

Inisiatif Prioritas

Tahun ini Pertamina NRE fokus dengan beberapa inisiatif prioritas, antara lain pengembangan bisnis bioethanol untuk mendukung peningkatan pemanfaatan bahan bakar nabati di Indonesia yang bekerjasama dengan Pertamina Patra Niaga, pengembangan area geothermal Lumut Balai 2 sebesar 55 MW, pengembangan bisnis geothermal di luar negeri, bisnis karbon, dan hidrogen untuk bahan bakar kendaraan (hydrogen for mobility).

Pertamina NRE menunjukkan pertumbuhan bisnis yang cukup baik. Pada kinerja finansial tahun 2023, Pertamina NRE membukukan peningkatan pendapatan sebesar 6% dibandingkan tahun 2022, yaitu menjadi USD411,5 juta.

Sedangkan EBITDA dan laba bersih berturut-turut mencapai sebesar USD 331,77 juta dan USD 146,60 juta, atau naik sebesar 11% dan 24% dibandingkan tahun 2022.

“Saya sangat mengapresiasi kerja keras seluruh keluarga besar Pertamina NRE sehingga di tahun 2023 Pertamina NRE berhasil membukukan kinerja yang positif. Dengan amanah yang dipercayakan kepada Pertamina NRE untuk memimpin transisi energi di Pertamina Group, tantangan yang kami hadapi tidak mudah. Namun kami yakin dengan kolaborasi solid Pertamina NRE serta dukungan semua stakeholder, kami mampu mengawal transisi energi sesuai yang diharapkan,” ungkap Chief Executive Officer Pertamina NRE John Anis.

 

 

5 dari 6 halaman

Tingkatkan Produksi Listrik

Pada aspek operasional, pada 2023 Pertamina NRE berhasil meningkatkan produksi listrik menjadi 5.452 GWh, atau meningkat sebesar 17% dibandingkan tahun 2022. Kenaikan tersebut dikontribusikan dari berbagai jenis pembangkitan, antara lain gas to power, geothermal, solar dan biogas.

Pembangkit listrik yang dioperasikan Pertamina NRE juga menunjukkan keandalan yang baik, yang ditunjukkan dari equivalent availability factor (EAF) mencapai 97,20% dari target 89,37%, serta equivalent forced outage rate (EFOR) hanya 0,21%, atau jauh di bawah batas toleransi yang ditetapkan sebesar 2,43%.

Kinerja operasional ini juga didukung oleh kinerja HSSE yang baik, di mana total jam kerja selamat mencapai 18.518.447 dan tanpa fatalitas.

Kinerja Lainnya

Capaian Pertamina NRE lainnya selama tahun 2023 antara lain keberhasilan anak usahanya, Pertamina Geothermal Energy, melaksanakan initial public offering (IPO) pada 25 Februari 2023 dengan kode emiten PGEO.

PGE juga berhasil menerbitkan global green bond senilai total US$400 juta. Pertamina NRE juga menjadi penjual kredit karbon satu-satunya pada perdagangan perdana saat peluncuran bursa karbon pada 26 September 2023 yang diresmikan oleh oleh Presiden Joko Widodo.

Pada Juni 2023, konsorsium PGE dan Chevron berhasil memenangkan lelang ayah Kerja Panas bumi Way Ratai, Lampung, dan siap untuk melakukan pengembangan.

 

6 dari 6 halaman

Operasional PLTS

Selain itu, sejumlah PLTS di area operasi Pertamina berhasil terpasang dan beroperasi, antara lain PLTS WK Rokan berkapasitas 25,7 MW, beberapa PLTS di beberapa area kilang dengan total kapasitas 5,5 MW, dan gas to power di RU Dumai sebesar 12,9 MW.

Pertamina NRE juga menunjukkan kinerja keberlanjutan yang sangat baik, yang ditunjukkan dari ESG rating mencapai 13, atau masuk dalam kategori medium risk dan menduduki peringkat 3 dunia untuk sektor independent power producer (IPP).

Skor baik tersebut membuktikan bahwa Pertamina NRE cukup baik dalam mengelola risiko dari aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.

Pertamina NRE berkomitmen mendukung ketahanan energi melalui pengembangan energi bersih, serta mendukung Net Zero Emission 2060. Pertamina NRE mengimplementasikan aspek ESG secara terintegrasi ke dalam bisnisnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.