Sukses

Menko Airlangga: Think Tank Parlemen Eropa Menilai Ekonomi Indonesia Berhasil Pertahankan Pertumbuhan Berkelanjutan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, penilaian Think tank Parlemen Eropa tersebut strategis.

Liputan6.com, Jakarta - Upaya optimal Pemerintah lepas dari keterpurukan ekonomi akibat Covid-19 hingga kini berbuah manis. Kebijakan perekonomian yang diterapkan menghasilkan kinerja ekonomi yang solid sehingga membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif dari tahun ke tahun.

Pemulihan ekonomi yang dinilai cepat dan konsisten membawa Indonesia semakin diperhitungkan dunia. Lembaga internasional Moody’s, Fitch, dan JCR juga menilai ketahanan ekonomi Indonesia tetap terjaga dan kepercayaan investor terhadap Indonesia juga masih kuat.

Baru-baru ini, ketangguhan perekonomian Indonesia kembali diakui. Pada 26 Juni 2024, think tank Parlemen Eropa dalam infografisnya memandang ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan Uni Eropa karena Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan setelah resesi ekonomi tahun 2020.

"Think tank Parlemen Eropa menilai ekonomi Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan berkelanjutan setelah resesi ekonomi tahun 2020. Penilaian ini strategis karena data yang dirilis oleh mereka ini dijadikan referensi kerja bagi para anggota Parlemen Eropa," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin, 15 Juli 2024, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (16/7/2024).

Adapun think tank Parlemen Eropa terdiri dari European Parliamentary Research Service (EPRS) dan European University Institute (EIU). Secara umum, Indonesia unggul hampir di berbagai indikator yang diteliti oleh think tank Parlemen Eropa. Dalam hal investasi asing langsung (FDI) dan laju inflasi, Indonesia lebih stabil dari waktu ke waktu dibandingkan dengan Uni Eropa. Pada 2023, laju inflasi Indonesia hanya 3,7% sedangkan Uni Eropa mencapai 6,3%.

 

2 dari 4 halaman

Perdagangan Uni Eropa dengan Indonesia Meningkat

Dari segi sosial ekonomi, tingkat pengangguran, Human Development Index (HDI), dan GINI Index Indonesia juga lebih baik dibandingkan Uni Eropa.

Pada 2022, HDI Indonesia sebesar 71,3% yang mana berdasarkan standar Perserikatan Bangsa-Bangsa, angka tersebut menunjukkan capaian pembangunan manusia berbasis komponen dasar kualitas hidup di Indonesia termasuk dalam kategori baik. Sementara itu dalam hal GINI Index, Indonesia berada pada nilai GINI Index 38,3 yang berarti distribusi income cukup merata.

Indonesia sendiri termasuk dalam mitra dagang terbesar ke-8 bagi Uni Eropa. Sementara Uni Eropa bagi Indonesia merupakan mitra dagang terbesar keempat untuk barang setelah China, Jepang, Amerika Serikat dan Singapura, dengan porsi sebesar 5,7%.

"Perdagangan Uni Eropa dengan Indonesia secara umum menunjukkan tren peningkatan, dengan peningkatan tajam terjadi setelah perlambatan ekonomi global pada tahun 2020,” ujar Menko Airlangga.

3 dari 4 halaman

Dorong Penyelesaian IEU-CEPA

Meningkatnya tren perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa serta pengakuan pertumbuhan ekonomi Indonesia di mata dunia ini diharapkan juga dapat turut mendorong penyelesaian perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

Hal tersebut penting bagi komitmen Indonesia dan Uni Eropa yang telah sepakat untuk mendorong IEU-CEPA menjadi alternatif penyelesaian bagi permasalahan ekonomi, perdagangan dan investasi antara kedua pihak. Memasuki putaran negosiasi ke-19, Indonesia hingga kini terus mengupayakan secara optimal agar perundingan IEU-CEPA segera diselesaikan dan manfaatnya dapat dirasakan bagi perekonomian kedua pihak.

Hingga saat ini Pemerintah terus mengupayakan berbagai kebijakan perekonomian yang terbaik bagi Indonesia. Penguatan sinergi kebijakan fiskal dan moneter untuk stabilitas ekonomi melalui koordinasi antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil juga terus dilakukan secara rutin dan penuh kehati-hatian.

4 dari 4 halaman

AS Siap Dukung Indonesia Jadi Anggota OECD

Sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat (AS) siap mendukung penuh keanggotaan Indonesia di Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan, Jose W. Fernandez.

"Baru minggu lalu, OECD hadir atas permintaan kami (3:31) untuk mengkaji dan melihat ekosistem Indonesia untuk peluang pembentukan semikonduktor," kata dia dalam pertemuan dengan sejumlah media di Kedutaan Besar AS, Jakarta, Senin (15/7/2024).

"Kami telah membahas secara khusus tentang bagaimana kami dapat mendukung keinginan Indonesia untuk bergabung dengan OECD dan bagaimana kami dapat melakukan hal tersebut."

Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang berstatus sebagai negara aksesi OECD, pasca disetujuinya Peta Jalan Aksesi Indonesia yang secara resmi diserahterimakan dalam Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) OECD pada 2-3 Mei 2024 lalu. Saat ini, terdapat 7 negara aksesi OECD yaitu Argentina, Brasil, Bulgaria, Indonesia, Kroasia, Peru, dan Rumania.

Pemerintah Indonesia tengah mengintensifkan sejumlah hal terkait kerja sama ekonomi internasional, salah satunya terkait keanggotaan OECD.

"Pemerintah telah melakukan langkah strategis terkait aksesi OECD, untuk berkomitmen menjadi anggota OECD dalam waktu tiga tahun mendatang, antara lain integrasi aksesi OECD dalam RPJPN dan RPJMN hingga rencana pembentukan Project Management Office (PMO) untuk mendukung Tim Nasional OECD," ungkap Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi, seperti dikutip dari pernyataan resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa, 16 Juli 2024.

Video Terkini