Sukses

Wamen Targetkan BUMN Ini Masuk Top Global, Siapa Saja?

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menginginkan banyak BUMN yang menjadi perusahaan top global

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan rencana pengembangan perusahaan pelat merah dalam 5 tahun kedepan. Salah satunya, menggenjot kemampuan BUMN menjadi lebih besar lagi dan menggantikan yang berkinerja buruk.

Misalnya, meningkatkan kapasitas perusahaan yang ada di skala menengah menjadi turut masuk ke lini unggulan. Saat ini tercatat ada nama PT Pertamina (Persero), PT BRI (Persero) Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Telkom Indonesia Tbk. Kelimanya masuk dalam daftar perusahaan terbaik di dunia.

"Kalau di top tier kita ada perusahaan kira seperti Mandiri, BRI, Pertamina, Telkom, ini kita harapkan dalam 5 tahun kedepan muncul size-size baru yang bisa masuk ke top company di dunia, baik di Forbes maupun Fortune. Seperti contohnya Pelindo Group yang sudah kita merger jadi satu Pelindo," ungkap Tiko, sapaan akrabnya, dalam Mandiri Invetasi Market Outlook 2024, dikutip Rabu (17/7/2024).

Upaya pengembangan itu dilakukan misalnya dengan menggabungkan pengelolaan bandara di Holding BUMN Industri Pariwisata dan Pendukung, InJourney. Menyusul, maskapai pelat merah, Garuda Indonesia Group yang dijadwalkan masuk dalam waktu dekat.

Rencana IPO

Di sisi lain, Tiko menjelaskan, nantinya ada BUMN yang juga didorong melantai di bursa saham selain yang sudah eksis saat ini. Sebut saja, BUMN dalam klaster pertambangan di Holding MIND ID

"Nanti grup MIND ID, kita muncul nanti ada size-size menengah yang akan menjadi besar yang harapannya suatu hari nanti juga akan kita bawa ke IPO juga," ungkapnya.

Dengan demikian, nantinya akan menggantikan beberapa BUMN yang sudah terdaftar di bursa namun berkinerja kurang baik. Tujuannya, hanya akan ada BUMN yang mumpuni yang bakal bersaing di pasar modal.

"Sehingga nanti pada akhirnya, kita tidak punya lagi perusahaan-perusahaan listed yang kecil-kecil yang tidak signifikan seperti Indofarma, seperti Adhi Karya, tetapi kita akan fokus kepada BUMN-BUMN yang punya significant size dan memang punya kompetensi dan future outlook yang baik untuk bisa dibawa ke capital market," beber Wamen BUMN.

 

2 dari 3 halaman

Pangkas Klaster Usaha BUMN

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berencana memangkas jumlah klaster usaha yang dijalankan perusahaan pelat merah. Nantinya hanya akan tersisa 11 klaster usaha BUMN.

Ini juga sejalan dengan rencananya memangkas jumlah BUMN. Beberapa waktu lalu, Erick menargetkan BUMN nantinya hanya berjumlah 30 saja. Meski saat ini tercatat ada 41 BUMN, dari 118 BUMN di 2016 lalu.

"Bagaimana jumlah BUMN nanti ke depan jumlahnya lebih sedikit, tetapi klaster yang darinya 12 menjadi 11 (klaster usaha)," ungkap Erick, ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, dikutip Kamis (11/7/2024).

Pemangkasan jumlah BUMN sendiri sudah pernah diungkap Erick. Hal itu tertuang dalam peta jalan atau roadmap BUMN 2024-2034. Seiring dengan itu, didorong juga ada penguatan payung hukum, yakni Rancangan Undang-Undang (RUU) BUMN.

Sementara itu, dari sisi klaster usaha, ada 2 jenis besar, yakni BUMN di bidang Industri dan BUMN di bidang Jasa. Tercatat ada 12 klaster BUMN yang saat ini berjalan.

Di antaranya, Klaster Industri Mineral dan Batu Bara, Klaster Industri Pangan dan Pupuk, Klaster Industri Perkebunan dan Kehutanan, Klaster Industri Energi, Minyak dan Gas, Klaster Industri Kesehatan, Klaster Industri Manufaktur.

Kemudian, Klaster Usaha Jasa Telekomunikasi dan Media, Klaster Jasa Pariwisata dan Pendukung, Klaster Jasa Asuransi dan Dana Pensiun, Klaster Jasa Keuangan, Klaster Jasa Infrastruktur, Klaster Jasa Logistik.

 

3 dari 3 halaman

Danareksa Jadi Holding

Rencana lainnya, Erick ingin membentuk PT Danareksa (Persero) menjadi holding. Diketahui, saat inipun Danareksa turut mengelola beberapa perusahaan pelat merah, baik untuk tujuan penyehatan maupun pengembangan usaha.

Dia mengatakan, pembentukan Holding Danareksa itu masih harus menunggu restu dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

"Tetapi Danareksa pun menjadi holding dari beberapa BUMN yang hari ini pun surat persetujuan pembentukan holding, Danareksa sebagai holding sudah saya kirimkan ke Ibu Sri Mulyani," ungkap dia.