Sukses

Wamen BUMN Bidik Masalah Waskita-Indofarma Kelar Oktober 2024, Siapkan Program Baru Buat Prabowo

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menegaskan pihaknya akan selesaikan masalah lalu termasuk restrukturisasi Indofarma hingga Waskita Karya.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo membidik proses restrukturisasi BUMN bisa selesai sebelum Oktober 2024. Kemudian, pihaknya juga menyusun sejumlah program baru untuk dijalankan pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Dia menjelaskan, ada penguatan peta jalan atau roadmap BUMN 2024-2034. Pria yang karib disapa Tiko itu menyebut, roadmap itu menjadi bagian penyehatan BUMN, termasuk soal restrukturisasi.

Beberapa upaya reatrukturisasi misalnya yang sedang dijalankan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Indofarma Tbk (INAF). Dia menargetkan restrukturisasi keduanya dan BUMN lainnya selesai sebelum pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selesai.

"Jadi ini kita pastikan bahwa masalah masa lalu ktia selesaikan, kita harapkan bahwa Oktober ini InsyaaAllah seluruh restrukturisasi termasuk restrukturisasi Waskita, restrukturisasi Indofarma bisa ktia selesaikan," ucap Tiko dalam Mandiri Investasi Market Outlook 2024, dikutip Rabu (17/7/2024).

"Tapi juga kita bikin longterm yang memberikan peta jalan bagaimana BUMN menjadi engine untuk transformasi Indonesia 10 tahun kedepan," ia menambahkan.

Tiko menjelaskan, sejak 2019, fokus Kementerian BUMN salah satunya adalah penyehatan perusahaan. Terlihat dalam penanganan pada 2019-2022 lalu saat menghadapi covid-19 hingga restrukturisasi. Namun, pada 2022-2024 ini digenjot perbaikan portofolio hingga inovasi bisnis.

"Selama periode 2019-2022 tentunya kita kemarin cukup sibuk dengan covid dan dengan restructuring, maka banyak melakukan program untuk restrukturisasi dan recovery, tapi kita di 2 tahun terakhir ini banyak melakukan reimaging dan inovasi," tutur dia.

2 dari 4 halaman

Siapkan Program untuk Prabowo-Gibran

Dia mengakui, ada sederet program BUMN yang disiapkan untuk dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya. Utamanya pada program-program jangka panjang.

"Ini tentunya nanti saya sampaikan bahwa kita sebetulnya banyak program-program baru, nanti kita set untuk the next government, terutama program-program jangka panjang yang memang akan memberikan transformasi ekonomi buat Indonesia ke depan, seperti renewable energy dan juga hilirisasi tambang," urainya.

Ada sejumlah sektor yang menjadi fokusnya. Diantaranya, pertama, BUMN sebagai pelopor ekonomi hijau. Kedua, inovator teknologi digital. Ketiga, pendukung infrastruktur berkelas dunia. Ketiga, pemimpin inklusi sosial.

"Ini beberapa sektor utama, di digital, di ekonomi hijau, kemudian di infrastruktur dan juga program untuk social inclusion, kita sorong menjadi program jangka panjang yang juga menjadi engine transformasi ekonomi Indonesia," pungkasnya.

3 dari 4 halaman

Pangkas Klaster Usaha BUMN

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berencana memangkas jumlah klaster usaha yang dijalankan perusahaan pelat merah. Nantinya hanya akan tersisa 11 klaster usaha BUMN.

Ini juga sejalan dengan rencananya memangkas jumlah BUMN. Beberapa waktu lalu, Erick menargetkan BUMN nantinya hanya berjumlah 30 saja. Meski saat ini tercatat ada 41 BUMN, dari 118 BUMN di 2016 lalu.

"Bagaimana jumlah BUMN nanti ke depan jumlahnya lebih sedikit, tetapi klaster yang darinya 12 menjadi 11 (klaster usaha)," ungkap Erick, ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, dikutip Kamis (11/7/2024).

Pemangkasan jumlah BUMN sendiri sudah pernah diungkap Erick. Hal itu tertuang dalam peta jalan atau roadmap BUMN 2024-2034. Seiring dengan itu, didorong juga ada penguatan payung hukum, yakni Rancangan Undang-Undang (RUU) BUMN.

Sementara itu, dari sisi klaster usaha, ada 2 jenis besar, yakni BUMN di bidang Industri dan BUMN di bidang Jasa. Tercatat ada 12 klaster BUMN yang saat ini berjalan.

Di antaranya, Klaster Industri Mineral dan Batu Bara, Klaster Industri Pangan dan Pupuk, Klaster Industri Perkebunan dan Kehutanan, Klaster Industri Energi, Minyak dan Gas, Klaster Industri Kesehatan, Klaster Industri Manufaktur.

Kemudian, Klaster Usaha Jasa Telekomunikasi dan Media, Klaster Jasa Pariwisata dan Pendukung, Klaster Jasa Asuransi dan Dana Pensiun, Klaster Jasa Keuangan, Klaster Jasa Infrastruktur, Klaster Jasa Logistik.

 

4 dari 4 halaman

Danareksa Jadi Holding

Rencana lainnya, Erick ingin membentuk PT Danareksa (Persero) menjadi holding. Diketahui, saat inipun Danareksa turut mengelola beberapa perusahaan pelat merah, baik untuk tujuan penyehatan maupun pengembangan usaha.

Dia mengatakan, pembentukan Holding Danareksa itu masih harus menunggu restu dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

"Tetapi Danareksa pun menjadi holding dari beberapa BUMN yang hari ini pun surat persetujuan pembentukan holding, Danareksa sebagai holding sudah saya kirimkan ke Ibu Sri Mulyani," ungkap dia.