Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyampaikan Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kinerja kegiatan dunia usaha meningkat pada triwulan II 2024.Â
Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, menyebut hal ini tecermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 17,20%, lebih tinggi dari SBT pada triwulan I 2024 yang sebesar 14,11%.
"Meningkatnya kegiatan dunia usaha tersebut ditopang oleh kenaikan kinerja beberapa Lapangan Usaha (LU), antara lain LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sejalan dengan pergeseran musim panen khususnya komoditas tanaman pangan di sejumlah wilayah, LU Transportasi dan Pergudangan, dan LU Konstruksi," ujar Erwin dikutip dari keterangan BI, Kamis (18/7/2024).
Advertisement
Lebih lanjut, LU Perdagangan Besar Eceran dan Reparasi Mobil Motor, serta LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum juga mengalami peningkatan permintaan pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri, Waisak, Kenaikan Isa Al Masih, dan Iduladha.
BI mencatat, kapasitas produksi terpakai pada triwulan II 2024 tercatat sebesar 73,70%, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 73,61%.Â
Sama halnya dengan penggunaan tenaga kerja juga terindikasi meningkat disertai kondisi keuangan dunia usaha yang berada dalam kondisi baik, khususnya pada aspek likuiditas dan rentabilitas, didukung mudahnya akses pembiayaan
Adapun responden memperkirakan kegiatan dunia usaha pada triwulan III 2024 tetap kuat dengan SBT sebesar 15,91%. Kegiatan usaha pada seluruh LU diprakirakan tumbuh positif antara lain LU Industri Pengolahan didukung kapasitas penyimpanan dan ketersediaan sarana produksi, LU Pertambangan dan Penggalian, LU Konstruksi sejalan dengan berlanjutnya peningkatan aktivitas proyek bangunan, serta LU Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum didorong oleh peningkatan permintaan pada momen libur sekolah.
Â
Jokowi Bersyukur Ekonomi Indonesia Tetap Tumbuh 5% saat Global Melambat
Menjelang masa-masa akhir pemerintahannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memuji kinerja perekonomian Indonesia yang bertahan kuat di tengah gejolak geopolitik di berbagai negara.
Dalam Penyampaikan LHP LKPP BPK RI pada Senin (8/7/2024), Jokowi kembali menyoroti situasi dunia yang dalam beberapa tahun terakhir dibayangi gejolak geopolitik, perang dagang yang semakin memanas, juga perubahan iklim.Â
"Kita lihat pertumbuhan ekonomi global juga melambat tahun ini, diperkirakan hanya tumbuh 3,2% dan bahkan krisis ekonomi melanda beberapa kawasan," ungkap Jokowi dalam kegiatan BPK yang disiarkan pada Senin, 8 Juli 2024.
"Alhamdulillah patut kita syukuri ekonomi dan politik Indonesia sangat stabil. Ekonomi tetap tumbuh di atas 5%. Di kuartal pertama tahun ini tumbuh 5,11% inflasi tetap terjaga karena BI dan Kementerian Dalam Negeri setiap hari Senin selalu bertemu dengan para daerah untuk menjaga inflasi di setiap daerah," ujarnya.
Selain itu, Jokowi juga memuji pelaksanaan pemilu beberapa waktu lalu yang juga berjalan dengan baik. Menurut dia, sederet kemajuan tersebut dapat menjadi modal dasar bagi Indonesia untuk terus tumbuh lebih tinggi dan kompetitif.
"Kita harus lincah cepat dan taktis mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun, mampu ,memanfaatkan peluang yang sekarang ini sangat sempit. Oleh karena itu akuntabilitas dan fleksibilitas harus dijalankan secara seimbang dan tidak boleh terbelenggu pada rumusan prosedur yang berorientasi pada proses," pungkas Presiden Jokowi.
Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Ditarget 5,6 Persen
Â
Sebelumnya, Badan Anggaran DPR RI dan pemerintah menyetujui target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3-5,6 persen pada 2025 dalam Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan RI, Menteri PPN/ Kepala Bappenas Ri, dan Gubernur Bank Indonesia, Kamis (4/7/2024).
Target tersebut tercantum dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2025, dengan tema "Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan" pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2025.
"Sasaran pembangunan RKP 2025 pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,3-5,6 persen," kata Panja RKP dan Prioritas Anggaran 2025 Andi Akmal Pasludin.
Kemudian, Badan Anggaran juga menetapkan penurunan tingkat kemiskinan dikisaran 7-8 persen. Angka tersebut naik dari sasaran sebelumnya yang diajukan pemerintah yakni 6-7 persen.
Selanjutnya, untuk Rasio Gini ditetapkan sebesar 0,379-0,382 dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,5-5 persen. Berikut ini rincian lengkap sasaran pembangunan RKP 2025:
- Pertumbuhan Ekonomi 5,3-5,6 persen
- Rasio Gini 0,379-0,382
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,5-5,0 persen
- Indeks Modal Manusia (IMM) 0,56
- Tingkat Kemiskinan 7,0-8,0 persen
- Penurunan Intensitas Emisi Gas Rumah Kaca 38,6 persen
- Nilai Tukar Petani (NTP) nilainya 115-120
- Nilai Tukar Nelayan (NTN) nilainya 105-108