Sukses

Orang Terkaya Thailand Keluar dari Bisnis Real Estat

Perusahaan milik miliarder Thailand, Charoen Sirivadhanabhakdi, ThaiBev akan keluar dari bisnis real estat. Simak selengkapnya.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan yang didirikan miliarder Thailand, Charoen Sirivadhanabhakdi, Thai Beverage (ThaiBev) mengungkapkan akan keluar dari bisnis real estat. 

Langkah tersebut dengan melepas seluruh sahamnya di Frasers Property yang berbasis di Singapura ke TCC Assets berdasarkan perjanjian pertukaran saham.

"Menyederhanakan fokus perusahaan terhadap bisnis minuman dan makanan dengan keluar dari bisnis properti dan meningkatkan eksposurnya terhadap minuman non-alkohol dan produk susu dapat menghasilkan potensi pemeringkatan ulang yang sejalan dengan perusahaan," Kata ThaiBev dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Marketscreener, Kamis (18/7/2024).

Perusahaan minuman yang dikendalikan salah satu orang terkaya di Thailand Charoen Sirivadhanabhakdi, mengatakan unitnya InterBev Investment akan mengalihkan 28,78% saham di Frasers Property ke TCC Assets yang berbasis di Thailand, yang sebagai imbalannya akan mengalihkan 41,30% kepemilikan saham di konglomerat Fraser dan Neave ke InterBev.

Pertukaran saham tersebut melibatkan saham senilai USD 1,60 miliar atau sekitar Rp.25,8 triliun menurut perhitungan Reuters.

Perusahaan ini akan menilai saham Frasers Property seharga SGD 1,89 masing-masing dan saham Fraser dan Neave masing-masing seharga SGD 3,55.

ThaiBev bertujuan untuk memperkuat segmen minuman non-alkohol dan Fraser dan Neave menargetkan untuk memperkuat merek minuman dan makanannya di Asia Tenggara melalui pertukaran saham.

Menurut Forbes, Charoen Sirivadhanabhakdi berada di urutan ketiga dalam daftar orang terkaya di Thailand tahun 2024. Sang miliarder dilaporkan memiliki kekayaan bersih sebesar USD 10,9 miliar atau setara Rp.176,3 triliun.

2 dari 2 halaman

IPO Perusahaan Gaming Korsel Shift UP Bikin Pendiri jadi Miliarder, Segini Kekayaannya

Salah satu initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana saham  yang paling ditunggu-tunggu di Korea Selatan tahun ini, saham pengembang game online Shift Up melonjak dalam debut perdagangannya pada Kamis, 11 Juli 2024 mendorong pendiri dan CEO-nya, Kim Hyung-tae meraih gelar miliarder.

Mengutip Forbes, ditulis Sabtu (12/7/2024) saham Shift Up ditutup pada 71.000 won pada hari pertama perdagangannya di Bursa Korea Selatan, naik 18% dari harga penawaran.

Capaian ini memberi Shift Up valuasi sekitar 4,1 triliun won atau sekitar Rp 48 triliun, menjadikannya perusahaan game online terbesar keempat yang terdaftar di Korea Selatan berdasarkan kapitalisasi pasar setelah Krafton, Netmarble, dan NCSoft.

Kim Hyung-tae sendiri merupakan pemegang saham terbesar Shift Up, dengan kepemilikan 39%. Istrinya, Chae Ji-yoon, memegang hampir 0,5% saham di perusahaan tersebut.

Forbes memperkirakan kekayaan bersih Kim Hyung-tae dan Chae Ji-yoon mencapai USD 1 miliar atau sekitar Rp 16,1 triliun.

Shift Up mengumpulkan 435 miliar won atau Rp 5 triliun melalui penawaran umum perdana 7,25 juta saham dengan harga masing-masing 60.000 won, yang merupakan nilai tertinggi dari kisaran indikatifnya.

Shift Up akan menggunakan dana hasil IPO untuk mengembangkan game baru dan memperluas judul-judul populer seperti Goddess of Victory: Nikke dan Stellar Blade.

IPO Shift Up ini merupakan yang terbesar kedua di Korea Selatan pada 2024—mengikuti penawaran HD Hyundai Marine Solution senilai 742 miliar won yang didukung KKR pada Mei 2024, dan IPO gaming terbesar di negara tersebut sejak penawaran Krafton senilai 4,3 triliun won pada 2021.

Investor yang mendukung Shift Up sebelum IPO termasuk Tencent; Wemade milik maestro game online Park Kwan-ho; Kakao Ventures, cabang modal ventura dari raksasa internet Kakao milik miliarder Korea Kim Beom-su, unit ekuitas swasta konglomerat energi Korea Daesung Group, cabang modal ventura dari raksasa game Smilegate, hingga IMM Investment, yang juga mendukung Krafton.