Sukses

Sri Mulyani Bocorkan yang Bikin Menko Luhut Semangat, Apa Itu?

Sri Mulyani mengatakan, bahwa dalam implementasi Simara ini sangat disambut baik oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah resmi memerluas implementasi Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian dan Lembaga atau Simbara. Dalam perluasan ini semula batu bara dan sekarang berrtambah dua komoditas yakni nikel dan timah.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berharap, ke depan implementasi Simbara bisa diperluas ke komoditas lainnya, seperti tembaga, emas, hingga CPO.

Dalam kesempatan tersebut Sri Mulyani mengatakan, bahwa dalam implementasi Simara ini sangat disambut baik oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

"Saya berterima kasih kepada seluruh pihak yang bersedia untuk bekerjasama, terutama dalam hal ini Pak Menko, Pak Luhut, yang sangat berapi-api dan sangat bersemangat sejak awal waktu dia mendapatkan briefing mengenai dibangunnya Sistem Informasi Mineral batu Bara," jelas dia, Senin (22/7/2024).

Menkeu menyebut dengan perluasan implementasi Simbara ini merupakan sebuah ikhtiar untuk mengelola bumi, air, dan segala sesuatu yang ada di Indonesia untuk dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Menurutnya, pengelolaan sumber daya alam tidak mungkin dilakukan oleh satu kementerian. Oleh karena itu, sinergi dan kolaborasi menjadi kebutuhan dan sekaligus keharusan.

Dalam hal ini, sinergi untuk sumber daya alam dilakukan dengan mempertimbangkan lima komponen utama atau pilar utama, yaitu dokumen yang disampaikan dari mulai RKAB, sampai kepada seluruh proses penambangan, hingga proses ekpornya.

Pilar kedua, pergerakan uang, pengangkutan, sumber daya manusia dan barangnya dengan menciptakan proses bisnis yang tidak ruwet, melainkan semakin memudahkan.

"Masing-masing KL tidak membuat aturan sendiri-sendiri tanpa melakukan sinergi. Karena pada akhirnya kita berhadapan dengan perusahaan yang sama, untuk komoditas yang sama, orang yang sama, dan kemudian barang ini akan berjalan dengan dokumentasi, dan kemudian aliran uang yang sama," ujarnya.

Bendahara negara ini mengatakan, bahwa melalui proses bisnis yang diiringi dengan sinergi maka akan memudahkan bagi pelaku usaha, namun pada saat yang sama juga akan menimbulkan manfaat maksimal bagi Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kemenkeu Tambah Cakupan Simbara, Penerimaan Negara Dijamin Makin Moncer

Pemerintah memperluas implementasi Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementeriandan Lembaga atau Simbara dengan menambah dua komoditas yakni nikel dan timah.

Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatarwata mengatakan, perluasan tersebut lantaran nikel dan timah memiliki peran yang semakin strategis dalam mendukung perekonomian nasional maupun global.

“Melanjutkan keberhasilan Simbara untuk komoditas batu bara. Hari ini kita akan mulai memperluas Simbara untuk komunitas nikel dan timah yang perannya semakin strategis dalam mendukung perekonomian nasional maupun global,” kata Isa dalam laporannya di acara Launching Implementasi komoditas nikel dan timah melalui Simbara, Senin (22/7/2024).

Dalam laporannya, Isa menyampaikan bahwa dengan implementasi Simbara telah memberikan capaian langsung dan signifikan untuk penerimaan negara, antara lain pencegahan atas modus illegal mining (Penambangan tanpa izin) senilai Rp 3,47 triliun, tambahan penerimaan negara yang bersumber dari data analitik, dan juga risk profiling dari para pelaku usaha sebesar Rp 2,53 triliun, dan penyelesaian piutang dari hasil penerapan automatic blocking system yang juga merupakan bagian dari Simbara sebesar Rp 1,1 triliun.

Lebih lanjut, Isa menyebut bahwa Indonesia adalah salah satu produsen nikel dan timah terbesar di dunia. Cadangan nikel Indonesia mencapai sekitar 21 juta ton atau 24 persen dari total cadangan dunia. Sementara cadangan timah Indonesia menempati peringkat kedua dunia dengan cadangan sebesar 800 ribu ton atau 23 persen dari cadangan dunia.

Pada tahun 2023, volume produksi nikel Indonesia mencapai 1,8 juta metric ton menempati peringkat pertama di dunia dengan kontribusi sebesar 50 persen dari total produksi nikel global.

Ada pun produksi timah Indonesia sebesar 78 ribu ton menempati peringkat kedua dunia dengan kontribusi sebesar 22 persen dari total produksi timah global.

3 dari 3 halaman

LNSW

Melihat hal itu, dalam rangka mewujudkan pengeluaran nikel dan timah yang lebih terintegrasi dari hulu ke ilir, Direktorat Jenderal Anggaran bersama dengan Lembaga Nasional single window (LNSW) dan Direktorat Jenderal bea dan cukai akan kembali bersinergi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perhubungan, dan juga Bank Indonesia untuk mengembangkan lebih lanjut sistem informasi mineral dan batubara antar kementerian dan lembaga.

Dalam rangka sinergi diantara kementerian ini, dorongan dan supervisi secara terus-menerus dilakukan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan juga oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.

“Untuk itu semua, pada kesempatan ini kami selalu penanggung jawab mengembangkan simbara benar-benar dengan tulus mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh Kementerian dan Lembaga yang telah bersinergi dan akan terus bersinergi untuk mengembangkan simbara,” ujarnya.

Sebagai informasi, Simbara telah go live mulai bulan September 2023 dan saat ini mengintegrasikan pengelolaan komoditas batubara di dalam satu ekosistem.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini