Â
Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah berjangka AS naik pada hari Rabu, mematahkan penurunan selama tiga hari berturut-turut seiring dengan berkurangnya stok minyak, meningkatnya permintaan bensin, dan kebakaran hutan di Kanada yang meningkatkan risiko gangguan pasokan.
Baca Juga
Stok minyak mentah AS turun sebesar 3,7 juta barel dan persediaan bensin berkurang 5,6 juta barel untuk pekan yang berakhir pada 19 Juli, menurut Badan Informasi Energi (EIA).
Pasokan bensin ke pasar, yang merupakan proksi untuk permintaan, meningkat sebesar 673.000 barel per hari.
Advertisement
Berikut adalah harga penutupan energi pada hari Rabu dikutip dari CNBC, Kamis (25/7/2024):
- West Texas Intermediate : Kontrak September: USD 77,59 per barel, naik 63 sen, atau 0,82%. Sejak awal tahun, harga minyak mentah AS telah naik 8,3%.
- Brent: Kontrak September: USD 81,71 per barel, naik 70 sen, atau 0,86%. Sejak awal tahun, patokan global naik 6%.
- Gas Alam: Kontrak Agustus: USD 2,11 per ribu kaki kubik, turun 7 sen, atau 3,2%. Sejak awal tahun, harga gas turun 15,8%.
Sementara itu, kebakaran hutan terus berkobar di Alberta. Meski produksi minyak di Kanada masih solid, musim kebakaran hutan terburuk belum terjadi dan dapat menimbulkan risiko pada pasokan, menurut catatan Goldman Sachs pada hari Selasa.
Harga minyak mentah AS turun hampir 2% pada hari Selasa, penurunan selama tiga hari berturut-turut, di tengah harapan baru bahwa negosiasi gencatan senjata Gaza dapat meredakan ketegangan di Timur Tengah, dan karena permintaan bensin di AS sejauh ini mengecewakan sepanjang musim panas ini.
Apa yang membuat harga minyak mahal?
Harga minyak mentah mahal disebabkan oleh beberapa faktor utama:
- Permintaan dan Penawaran: Ketidakseimbangan antara permintaan global yang tinggi dan penawaran yang terbatas dapat menaikkan harga.
- Geopolitik: Ketegangan politik di negara-negara produsen minyak, seperti konflik di Timur Tengah, dapat mengganggu pasokan dan meningkatkan harga.
- OPEC: Kebijakan produksi oleh OPEC dan negara-negara penghasil minyak lainnya bisa membatasi pasokan untuk menjaga harga tetap tinggi.
- Kebijakan Ekonomi: Fluktuasi nilai tukar mata uang, inflasi, dan kebijakan moneter global juga mempengaruhi harga minyak.
- Bencana Alam: Peristiwa seperti badai atau kebakaran hutan dapat mengganggu produksi dan distribusi minyak, menaikkan harga.
Advertisement