Sukses

Hilirisasi Mineral Diperluas ke Tembaga dan Pasir Silika, Tak Boleh Lagi Diekspor?

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkap kunci dalam mengejar visi Indonesia Emas 2045. Menurutnya, hilirisasi mineral bisa jadi salah satunya.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkap kunci dalam mengejar visi Indonesia Emas 2045. Menurutnya, hilirisasi mineral bisa jadi salah satunya.

Dia mengatakan, transformasi ekonomi menjadi hal penting dalam mengejar ambisi tersebut. Tujuan utamanya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, transformasi ekonomi merupakan salah satu langkah penting yang perlu dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ungkap Menko Airlangga dalam IndonesiaRe International Conference 2024, di Jakarta, Kamis (15/7/2024).

Salah satu transformasi yang dilakukan pemerintah, kata dia, adalah hilirisasi tambang untuk komoditas mineral. Dia memamerkan keberhasilan hilirisasi nikel yang mampu mengerek ekonomi daerah sentra pengolah nikel.

"Kami telah memulai dan mendengar keberhasilan kebijakan hilirisasi nikel," ujarnya.

Berkaca pada dampak positif yang berhasil dicatatkan itu, Menko Airlangga mengungkap langkah hilirisasi komoditas mineral lainnya. Sebut saja hilirisasi tembaga hingga pasir silika.

Dia mengatakan, keduanya bisa bermanfaat dalam pengembangan energi baru terbarukan. Mengingat Indonesia tengah mengejar upaya transformasi ke kendaraan listrik.

"Kami juga akan mengembangkan mineral penting lainnya seperti tembaga, turunan pasir silika yang berguna untuk pengembangan energi terbarukan," urai Menko Airlangga Hartarto.

 

2 dari 4 halaman

Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Pada konteks pertumbuhan ini, Menko Airlangga turut menyinggung ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen di 2024 ini. Angka tersebut naik dari realisasi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,05 persen sepanjang 2023.

"Kita bersyukur perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,05 persen pada tahun 2023 meskipun perekonomian global sedang melemah. Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada tahun 2024 dengan konsumsi domestik diperkirakan akan tetap menjadi kontributor utama PDB," paparnya.

Dia menyebut, pemerintah Indonesia telah mencanangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 dengan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

"Bonus demografi dan kepercayaan internasional merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045," tegasnya.

 

3 dari 4 halaman

Investasi Hijau Simpan Risiko

Diberitakan sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyoroti peluang investasi pada sektor ekonomi hijau dan berklanjutan. Namun, ternyata masih ada sejumlah risiko ketidakpastian yang melingkupinya.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid mengatakan, ada risiko dalam transisi menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan. Meski, ada ambisi target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89 persen pada tahun 2030 dan mencapai net zero pada tahun 2060 atau lebih awal.

"Ada risiko terkait upaya transisi mencapai ekonomi hijau dan berkelanjutan. Salah satu contohnya adalah banyaknya kemungkinan investasi dengan tingkat ketidakpastian yang tinggi," ungkap Arsjad dalam IndonesiaRe International Conference 2024, di Jakarta, Rabu (24/7/2024).

 

4 dari 4 halaman

Industri Asuransi Harus Ambil Peran

Menurutnya, risiko itu sulit diprediksi karena minim data historis. Maka, industri asuransi dan reasuransi bisa mengambil peran untuk menjamin ketidakpastian investasi tersebut.

"Hal ini menjadikan industri perasuransian, termasuk perusahaan reasuransi memiliki peran untuk mengambil bagian dari risiko tersebut. Dan membuat usaha investasi yang ramah lingkungan dapat lebih diupayakan dan aman untuk para investor," paparnya.

Arsjad menegaskan, Kadin mengakui peran penting industri reasuransi dalam mempromosikan keberlanjutan dan mempercepat transisi energi terbarukan. Misalnya dengan memberikan stabilitas finansial dan mitigasi risiko.

Termasuk didalamnya memungkinkan para perushaan asuranzi menawarkan cakupan covergae yang lebih luas untuk mendorong investasi ekonomi hijau.

"Dengan semangat gotong royong Kadin percaya kolaborasi di antara berbagai industri, baik pemerintah atau swasta juga pihak internasional dibutuhkan untuk membangun Indonesia yang lebih hijau, resilien dan future ready," paparnya.

 

Video Terkini