Sukses

UI Gandeng Universitas Notre Dame Susun Studi Keberlanjutan Finansial Universitas di Indonesia, Ini Hasilnya

Perguruan Tinggi Negeri masih memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap UKT karena pendanaan perguruan tinggi negeri berasal sepenuhnya dari pelasanaan APBN.

Liputan6.com, Jakarta - Studi yang dilakukan Smart City Universitas Indonesia dan University of Notre Dame mengungkapkan temuan unik terkait keberlanjutan finansial di Institusi Pendidikan Tinggi di Tanah Air.

"Financial Sustainability adalah bagaimana sebuah perguruan tinggi memiliki sumber pendapatan yang diversifikasi, tidak bergantung hanya dari satu sumber saja ke UKT, atau bergantung ke Pemerintah/APBN," ujar Principal Investigator Universitas Indonesia, Ahmad Gamal dalam paparan di Fairmont Jakarta, Jumat (26/7/2024).

Hasil studi berjudul Higher Education Institutions Financial Sustainability ATAU HEIGHTS-FS itu menunjukkan, Perguruan Tinggi Negeri masih memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap UKT (Uang Kuliah Tunggal), karena pendanaan perguruan tinggi negeri di Indonesia berawal dari Satuan Kerja (Satker) pelasanaan APBN atau bergantung sepenuhnya kepada Pemerintah.

"Ketika Satker berubah menjadi BLU (Badan Layanan Umum), disini terjadi pengurangan ketergantungan kepada APBN tetapi kemudian shifting dari APBN menjadi bergantung ke UKT," ungkap ujar Research Specialist di Universitas Indonesia, Nanda Ayu Wijayanti.

"Sedangkan universitas swasta, dari yang kami survei (dimiliki oleh yayasan/perusahaan) sumber pendapatan utamanya dibantu oleh yayasan. Sehingga income dari subsidi yayasan masih lebih besar dibandingkan dengan UKT yang dibebani ke mahasiswa," lanjutnya.

Namun demikian, tantangan seperti kendala penyerapan anggaran dan terbatasnya sumber pendapatan alternatif masih tetap ada, sehingga mendorong perguruan tinggi untuk mengeksplorasi pendekatan inovatif terhadap keberlanjutan finansial.

Studi tersebut juga menemukan bahwa, selama pandemi COVID-19, perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia menghadapi kesulitan keuangan yang mendorong mereka untuk mengembangkan strategi pengelolaan anggaran dan keberlanjutan.

Para pemangku kepentingan menggarisbawahi pentingnya perencanaan keuangan yang proaktif dan kemampuan beradaptasi untuk menjaga keberlanjutan intitusi pendidikan tinggi di lanskap pascapandemi.

"Perguruan tinggi negeri berfokus pada mitigasi risiko melalui inisiatif realokasi anggaran, sedangkan perguruan tinggi swasta menerapkan langkah-langkah seperti pengurangan biaya sekolah dan pemotongan gaji," beber Nanda.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sekilas Tentang Studi HEIGHTS-FS

Studi HEIGHTS-FS (Higher Education Institutions Generating Holistic and Transformative Solutions – Financial Sustainability) merupakan bagian dari kegiatan penelitian SHARE (Supporting Holistic and Actionable Research in Education) yang didanai USAID.

HEIGHTS-FS merupakan inisiatif lintas negara yang mempelajari cara-cara untuk meningkatkan keberlanjutan finansial (FS) lembaga pendidikan tinggi (HEI) di Kenya, Indonesia, dan Filipina. Studi khusus yang ditampilkan dalam laporan ini berfokus pada lembaga pendidikan tinggi (HEI) Indonesia.

Studi ini memberikan wawasan tentang strategi pembiayaan berkelanjutan untuk mendukung Agenda Pembelajaran Pendidikan Tinggi USAID.

Kajian tersebut menyelidiki bagaimana universitas negeri dan swasta, institut, politeknik, dan akademi komunitas di Indonesia mengelola keuangan mereka di tengah dukungan pemerintah yang berfluktuasi dan tantangan sosial.

 

3 dari 3 halaman

Beri Wawasan Berharga

Meskipun terdapat keterbatasan seperti bias respons dan representasi geografis, penelitian ini memberikan wawasan berharga mengenai operasi keuangan, praktik keberlanjutan, dan strategi manajemen risiko di PT Indonesia.

Temuan penelitian ini dimaksudkan untuk menginformasikan kebijakan dan praktik, membantu PT untuk memperkuat stabilitas keuangan mereka dan beradaptasi dengan tantangan masa depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini