Sukses

Danareksa Pastikan Investor Asing Tinggal Bangun Pabrik Saja di KIT Batang, Infrastruktur dan Utilitas Sudah Lengkap

Kawasan Industri Terpadu Batang menghadirkan solusi terintegrasi di atas lahan seluas 4.300 hektare yang mengakomodasi kebutuhan industri global yang mengadopsi teknologi tinggi, termasuk juga industri padat karya.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Holding BUMN Danareksa Yadi Jaya Ruchandi menjelaskan, Holding BUMN Danareksa sebagai satu-satunya Holding Spesialis Transformasi dan Investasi di Indonesia berkomitmen menjalankan amanat Proyek Strategis Nasional (PSN) dari Pemerintah untuk meningkatkan kapasitas Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).

“Ini agar dapat menjaring PMA dan menyerap tenaga kerja yang masif, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan negara melalui pajak dan pendapatan daerah melalui retribusi,” kata Yadi dikutip Sabtu (27/7/2024).

Kawasan Industri Terpadu Batang telah disiapkan dengan infrastruktur dasar dan utilitas yang lengkap, serta didukung dengan konektivitas terlengkap, mulai dari jalan tol, pelabuhan, dan jalur kereta api dengan mengusung konsep green, sustainable, dan circular economy.

Kawasan Industri Terpadu Batang menghadirkan solusi terintegrasi di atas lahan seluas 4.300 hektare yang mengakomodasi kebutuhan industri global yang mengadopsi teknologi tinggi, termasuk juga industri padat karya.

 

“Dari aspek sosial, KITB saat ini telah menyerap 19 ribu tenaga kerja, dan diharapkan dapat menyerap lebih dari 200 ribu tenaga kerja di masa mendatang,” jelasnya.

 

Sampai saat ini nilai investasi yang masuk ke KITB sudah mencapai Rp 14,8 triliun dari utilisasi lahan seluas 271 hektare. Adapun investasi yang masuk berasal dari sejumlah negara di Asia, Amerika, dan Eropa.

Sediakan Utilitas Dasar yang Lengkap

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama KITB Ngurah Wirawan mengatakan, KITB menyediakan utilitas dasar yang lengkap dengan berorientasi pada keberlanjutan, antara lain industri berbasis teknologi (SEG Solar), penggunaan energi terbarukan, dan pengelolaan Water Treatment Plant (WTP),.

Selain itu, KITB juga memiliki fasilitas Waste-Water Treatment Plan (WWTP), dan Sewage Treatment Plant (SWTP) dan infrastruktur terpadu yang ramah lingkungan, fasilitas hunian bersertifikasi Greenship Neighborhood, serta bisnis model yang berkelanjutan dan berdaya saing dengan pemberdayaan tenaga kerja lokal.

“Kami optimistis KITB dapat turut berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi Indonesia dan turut mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar,” pungkas Yadi.

 

2 dari 3 halaman

Daftar Perusahaan yang Berinvestasi

Ngurah menjelaskan hingga saat ini sudah ada 18 perusahaan yang berinvestasi di KITB. Adapun berikut daftar ke-18 perusahaan tersebut:

  1. PT. KCC Glass Indonesia (Fase 1) asal Korea Selatan bergerak di industri Kaca
  2. PT. Yih Quan Footwear Indonesia (Fase 1), asal Taiwan, bergerak di industri Sepatu
  3. PT. SEG Manufaktur Ind. (Fase 2) asal Amerika Serikat bergerak di industri Solar Panel
  4. PT. Wanxinda Batang Industry Land Investment (Fase 2) asal China, bergerak di industri Sub Developer
  5. PT. Green Travel Industry Industry Development (Fase 2) asal China, bergerak di industri Sub Developer
  6. PT. Xiang Jiang Group Indonesia (Fase 2) asal China, bergerak di industri Penyemakan Kulit
  7. PT. CosmosIndo Ink (Fase 1) asal Korea Selatan, bergerak di industri Tinta
  8. PT. Wavin Manufacturing Indonesia (Fase 1) asal Belanda, bergerak di industri Pipa
  9. PT. Jayamas Medica Industri (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri alat kesehatan
  10. PT. Unipack Plasindo (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri PVC
  11. PT. Tawada Healthcare (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri alat kesehatan
  12. PT. Interskala Medika Indonesia (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri alat kesehatan
  13. PT. Interskala Medika Solusindo (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri alat kesehatan
  14. PT. Samator Indo Gas Tbk (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri Gas Industri
  15. PT. Acindo Medika Sejahtera (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri alat kesehatan
  16. PT. Window Shutters Indonesia (Fase 1) afiliasi negara Indonesia-Inggris, bergerak di industri alat furniture
  17. PT. Sumber Graha Sejahtera (Fase 1) afiliasi negara Indonesia-Singapura, bergerak di industri Wood Pellet
  18. PT. Rumah Keramik Indonesia (Fase 1) afiliasi negara Indonesia-India, bergerak di industri Keramik.
3 dari 3 halaman

Diresmikan Jokowi, KIT Batang Siap Buka 250.000 Lapangan Kerja Baru

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) atau Grand City Batang, Jumat, 26 Juli 2024. 

Peresmian oleh Jokowi ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.

Kemudian Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, serta pejabat kementerian dan lembaga lainnya.

"Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini saya resmikan operasional Kawasan Industri Terpadu Batang di Jawa Tengah," kata Jokowi saat peresmian Grand Batang City, Jumat (26/7/2024).

Jokowi menjelaskan KITB awalnya dibangun dengan luas 400 hektar. Karena minat yang tinggi, pembangunan kawasan diperluas dalam beberapa fase. Adapun total luas lahan kawasan industri dalam perencanaan mencapai sekitar 4.300 hektar.

Selain itu, nantinya KITB dapat menampung industri dan pabrik yang bisa menyerap kurang lebih 250.000 pekerja.

“Goalnya ke situ, karena memang kita harus membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya bagi rakyat kita," jelas Jokowi. 

Jokowi menambahkan pada fase pertama, sudah ada 18 perusahaan yang investasi di KITB dengan nilai investasi mencapai Rp 14 triliun. Adapun tenaga kerja yang diserap dari investasi tersebut kurang lebih 19.000 orang.