Sukses

Kampus Pertanian Gelar Festival Kreatif untuk Generasi Muda

Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor merayakan Dies Natalis ke-6 dengan menggelar prosesi senat di aula utama kampus.

Liputan6.com, Jakarta Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor merayakan Dies Natalis ke-6 dengan menggelar prosesi senat di aula utama kampus. Acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan, staf, dosen, dan mahasiswa yang turut memeriahkan peringatan hari jadi Polbangtan Bogor.

Sebagai bagian dari perayaan Dies Natalis ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kabinet Pergerakan Polbangtan Bogor menyelenggarakan Polbangtan Sport dan Agriculture Young Action Festival (AYAF) selama dua hari, belum lama ini.

Festival diresmikan secara simbolis oleh Ketua Tim Kemahasiswaan dan Alumni, Usep Rizab diiringi penampilan spektakuler dari Drum Corps Canka Lembayung Muda.

Salah satu kegiatan utama Polbangtan Sport adalah pertandingan futsal bagi siswa SMA/SMK/MA sederajat se-Kota dan Kabupaten Bogor.

Sebanyak 13 sekolah turut berpartisipasi di Lpangan Futsal Polbangtan Bogor. Antusiasme peserta dan kemeriahan para suporter membuat pertandingan berlangsung lancar dan meriah.

Kategori juara dalam pertandingan ini meliputi Juara 1, 2, dan 3 serta penghargaan khusus untuk Best Supporter dan Top Score. Tingginya keterampilan para peserta membuat pertandingan menjadi kompetitif.

Kegiatan Polbangtan Sport ditutup oleh Wakil Ketua Pelaksana, Arya Ardyaloka Supriatna, dengan pengumuman tim pemenang dan Tim Futsal dari SMA Negeri 1 Cigombong berhasil meraih juara pertama.

Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto berharap melalui acara ini, semangat sportivitas dan kreativitas mahasiswa dapat terus berkembang, serta memperkuat citra kampus sebagai pusat pendidikan pertanian yang unggul di Indonesia.

2 dari 3 halaman

Mentan Kembangkan Padi Tahan Perubahan Iklim di Merauke, Bisa Panen 10,2 Ton per Hektare

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman mendorong secara masif pengembangan varietas unggul padi Cakrabuana Agritan di Kabupaten Merauke. Varietas ini disebut adaptif perubahan iklim dan memiliki produktivitas tinggi, sehingga penggunaannya diyakini mampu meningkatkan hasil produksi petani.

Andi Amran Sulaiman menjelaskan, pengembangan varietas unggul padi Cakrabuana Agritan ini sejalan dengan upaya pemerintah yang saat ini fokus melakukan akselerasi produksi beras untuk menghindari ancaman krisis pangan yang melanda banyak negara di dunia.

“Ini bagus sekali, subur sekali, ini luar biasa, potensinya. Kita uji coba varietas Cakrabuana, potensi produksinya hingga 9-10 ton per hektar. Ini kita kembangkan di Merauke, nantinya untuk 1 juta hektar,” jelas Amran di Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (24/7/2024).

Penanaman varietas ini di Merauke telah melalui uji coba dan menunjukkan hasil yang maksimal meskipun diimplementasikan di lahan rawa. Varietas Cakrabuana memiliki kemampuan adaptasi yang baik, menjadikannya pilihan ideal bagi petani, terutama saat pemerintah tengah membidik Merauke sebagai lumbung pangan di Indonesia Timur.

“Bapak Presiden (Joko Widodo) mendukung penuh pengembangan padi di Merauke dengan teknologi, full mekanisasi, dan benih unggul. Varietas ini bisa menghasilkan hingga 10 ton per hektar,” tambah Amran.

3 dari 3 halaman

Peningkatan Produksi

Sekretaris Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP), Haris Syahbuddin, menambahkan bahwa selain produktivitas tinggi, umur tanaman yang cepat merupakan keunggulan lain dari varietas ini, sehingga cocok untuk peningkatan indeks pertanaman.

“Varietas Cakrabuana Agritan, milik Kementerian Pertanian, memiliki potensi 10,2 ton per hektar. Di Merauke, bisa mencapai 8 ton lebih per hektar. Varietas ini juga lebih genjah 10 hari dibandingkan dengan varietas lain,” jelas Haris.

Haris juga menyoroti bahwa varietas ini tahan terhadap hama dan penyakit, serta mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan, seperti kekeringan dan banjir. Petani di sekitar Merauke sangat antusias dengan varietas ini.

“Varietas ini terbukti tahan terhadap penyakit blas, sehingga petani memiliki cukup waktu untuk mengelola ketersediaan air, terutama saat musim kering. Banyak petani yang meminta Cakrabuana,” ungkap Haris.