Liputan6.com, Jakarta - Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau harga emas Antam kembali naik pada perdagangan Senin (29/7/2024). Harga emas Antam hari ini lebih mahal Rp 6.000 per gram.
Pada Senin, 29 Juli 2024, harga emas Antam dibanderol Rp 1.402.000 per gram. Sementara kemarin Harga emas antam dijual Rp 1.396.000 per gram.
Baca Juga
Tak hanya itu, kenaikan juga terjadi untuk harga emas Antam pembelian kembali atau buyback. Harga emas buyback hari ini lebih mahal Rp 6.000. Harga buyback emas Antam hari ini ditetapkan Rp 1.260.000.
Advertisement
Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 1.260.000 per gram.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Hingga pukul 08.17 WIB, harga emas Antam sebagian masih ada.
Daftar Harga Emas Antam
Berikut rincian harga emas Antam hari ini, melansir laman logammulia.com:
- Harga emas Antam 0,5 gram: Rp 751.000
- Harga emas Antam 1 gram: Rp 1.402.000
- Harga emas Antam 2 gram: Rp 2.744.000
- Harga emas Antam 3 gram: Rp 4.091.000
- Harga emas Antam 5 gram: Rp 6.785.000
- Harga emas Antam 10 gram: Rp 13.515.000
- Harga emas Antam 25 gram: Rp 33.662.000
- Harga emas Antam 50 gram : Rp 67.245.000
- Harga emas Antam 100 gram: Rp 134.412.000
- Harga emas Antam 250 gram: Rp 335.765.000
- Harga emas Antam 500 gram: Rp 671.320.000
- Harga emas Antam 1.000 gram: Rp 1.342.600.000.
Meneropong Harga Emas di Tengah Sentimen Pertemuan The Fed, Naik atau Turun?
Harga emas berpotensi menguat pada perdagangan pekan ini. Hal ini seiring harga emas bertahan di posisi tren bullish di atas USD 2.350 per ounce.
Mengutip laman Kitco, ditulis Senin (29/7/2024), harga emas meski tidak mampu mempertahankan dukungan awal di posisi USD 2.400 per ounce pada pekan lalu, pasar telah berhasil mempertahankan tren bullish di atas USD 2.350 per ounce. Menurut analis, hal itu dapat menciptakan momentum bullish baru untuk harga emas.
Harga emas berjangka kontrak Agustus diperdagangkan pada posisi USD 2.382,60 per ounce, naik lebih dari 1 persen pada hari itu. Namun, harga emas merosot 0,6 persen dari penutupan Jumat pekan lalu.
Harga emas meski terjadi volatilitas jangka pendek, analis mencatat harga emas telah mempertahankan tren naik yang solid. Hal ini karena pasar semakin mengharapkan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) untuk memangkas suku bunga pada akhir kuartal. Menurut CME FedWatch Tool, pasar telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga pada September.
Analis Senior di OANDA, Kelvin Wong melihat koreksi harga emas seiring volatilitas yang terjadi tetapi berada dalam tren naik. “Mengingat the Fed lebih suka menerapkan siklus pemangkasan suku bunga daripada siklus kenaikan suku bunga dalam jangka menengah, dengan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun yang masih berada di bawah resistensi, harga emas tetap dalam tren naik,” ujar dia.
Chief Gold Strategist State Steet Global Advisors, George Milling-Stanley mengharapkan harga emas dunia dapat mempertahankan momentum bullish seiring gerak suku bunga hanya ke satu arah.
"The Federal Reserve berada di jalur yang tepat untuk memangkas suku bunga pada September dan memulai siklus pelonggaran baru yang akan mendorong dolar AS lebih rendah dan memberikan dorongan untuk emas,” ujar Milling-Stanley.
Advertisement
Sentimen Suku Bunga The Fed
Adapun pasar yang terus agresif memperkirakan pemangkasan suku bunga pada akhir musim panas positif untuk logam mulia. Bahkan saat inflasi tetap di atas target bank sentral sebesar 2 persen. Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) mengatakan, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti dalam 12 bulan terakhir naik 2,6 persen, tidak berubah dari bulan lalu.
Ekonom menuturkan, data inflasi terbaru tidak menghentikan the Federal Reserve untuk memangkas suku bunga pada September 2024. Ada harapan yang berkembang kalau bank sentral setidaknya akan meletakkan dasar untuk pemangkasan suku bunga pada September.
“Panduan ke depan yang disiapkan Komite akan terbukti penting untuk menyiapkan panggung bagi dimulainya siklus pelonggaran. Sementara Powell kemungkinan tidak akan sepenuhnya berkomitmen untuk memangkas suku bunga pada September, ia kemungkinan akan mengisyaratkan bahwa Fed hampir melakukannya,” ujar Analis TD Securities.
Pada pekan ini, 16 analis partisipasi dalam survei Kitco News Gold. Analis menunjukkan optimisme untuk harga emas dalam jangka pendek. Tujuh analis prediksi harga emas menguat pekan ini. Sedangkan hanya empat analis yang prediksi harga emas melemah. Sedangkan lima analis melihat harga emas akan sideways.
Sementara itu, 193 pihak berpartisipasi dalam polling Kitco. Investor semakin optimistis dengan harga emas. 127 pelaku pasar berharap harga emas menguat. Sedangkan 37 pelaku pasar perkirakan, harga emas akan melemah. Sedangkan 29 responden melihat harga emas akan konsolidasi.
Prediksi Harga Emas
Direktur Walsh Trading Sean Lusk mengamati pergerakan harga emas pada Jumat lalu dan menyesuaikan harapannya terhadap emas. “Target saya adalah USD 2.485,20, 20 persen lebih tinggi pada 2024, dan kami mencapainya. Harga diperdagangkan USD 2.488,” ujar dia.
Lusk menuturkan, ada risiko yang dapat membuat harga emas bergejolak. Hal itu mulai dari geopolitik, ekonomi dan keuangan yang dinamis. Ia menuturkan, China telah keluar dari pasar emas selama beberapa bulan tetapi kemungkinan kembali. “Sekarang ada ketidakpastian pasar besar dengan pemilihan umum AS.Ketidakpastian di sini melonjak, begitu pula dengan “angsa hitam”. Anda harus berpikir, penurunan harga emas dapat menjadi peluang pembelian yang luar biasa,” ujar dia.
Lusk mengatakan, jika tidak dapat mempertahankan area USD 2.285, USD 2.290, ada potensi penurunan USD 100. “Kita berada pada level 15 persen lebih tinggi tahun ini di USD 2.385, kita baru saja menembus sedikit lebih dari 5 persen pada level ini dalam waktu yang singkat,” ujar dia.
Advertisement
Pertemuan Bank Sentral
Pada pekan ini, pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve akan menjadi agenda ekonomi utama. Bank sentral AS akan akhiri pertemuan dua hari pada Kamis pekan ini. Pertemuan tersebut akan berbagi sorotan dengan Departemen Tenaga Kerja AS karena angka penggajian nonpertanian Juli akan dirilis pada Jumat.
Seiring dengan meredanya inflasi, para ekonom memperkirakan perlambatan momentum di pasar tenaga kerja AS akan mendorong Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga sebelum akhir tahun.
The Federal Reserve bukan satu-satunya bank sentral yang akan mengadakan pertemuan kebijakan moneter minggu depan. Bank of England akan merilis keputusan suku bunganya pada Kamis, dengan para analis memperkirakan ada penurunan suku bunga. Sementara itu, Bank of Japan akan mengadakan pertemuan kebijakan moneternya pada Selasa malam.