Sukses

18 Perusahaan Investasi di KIT Batang, Menteri Bahlil Kasih Tahu Daya Tariknya

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) atau Grand City Batang, Jumat, 26 Juli 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkap pertimbangan terbesar dari investor untuk tanam modal. Salah satunya, terkait akses jalan tol terhadap kawasan industri.

Bahlil Lahadalia menjelaskan, rasio penanaman modal di Pulau Jawa cukup tinggi. Pasalnya, banyak infrastruktur jalan tol yang sudah ada dan masih akan dibangun.

Menurutnya, aspek akses ini menjadi pertimbangan para calon investor. Bukan tanpa alasan, akses tersebut bisa menekan biaya logistik yang dikeluarkan perusahaan.

"Karena terutama di Jakarta ini, di Jawa, di Jawa Barat dan Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY itu cukup berdampak luar biasa terhadap pertimbangan dari para investor," ujar Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II dan Semester I Tahun 2024, di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (29/7/2024).

Dia mencontohkan, salah satu kemudahan akses ada di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Jarak dari KIT Batang ke akses jalan tol pun disebut hanya 350 meter. Melihat kemudahan itu, dia mencatat ada 18 perusahaan yang masuk ke KIT Batang.

"Karena masuk cost logistic-nya jauh lebih murah, kaya kemarin di Batang, 18 perusahaan masuk padahal di situ kawasan industrinya hanya 350 meter dari tol," tuturnya.

Peresmian KIT Batang

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) atau Grand City Batang, Jumat, 26 Juli 2024. 

Peresmian oleh Jokowi ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif.

Kemudian Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, serta pejabat kementerian dan lembaga lainnya.

"Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini saya resmikan operasional Kawasan Industri Terpadu Batang di Jawa Tengah," kata Jokowi saat peresmian Grand Batang City, Jumat (26/7/2024).

Jokowi menjelaskan KITB awalnya dibangun dengan luas 400 hektar. Karena minat yang tinggi, pembangunan kawasan diperluas dalam beberapa fase. Adapun total luas lahan kawasan industri dalam perencanaan mencapai sekitar 4.300 hektar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sediakan Utilitas Dasar yang Lengkap

Direktur Utama KITB Ngurah Wirawan mengatakan, KITB menyediakan utilitas dasar yang lengkap dengan berorientasi pada keberlanjutan, antara lain industri berbasis teknologi (SEG Solar), penggunaan energi terbarukan, dan pengelolaan Water Treatment Plant (WTP),.

Selain itu, KITB juga memiliki fasilitas Waste-Water Treatment Plan (WWTP), dan Sewage Treatment Plant (SWTP) dan infrastruktur terpadu yang ramah lingkungan, fasilitas hunian bersertifikasi Greenship Neighborhood, serta bisnis model yang berkelanjutan dan berdaya saing dengan pemberdayaan tenaga kerja lokal.

“Kami optimistis KITB dapat turut berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi Indonesia dan turut mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar,” pungkas Yadi.

3 dari 3 halaman

Daftar Perusahaan yang Berinvestasi

Ngurah menjelaskan hingga saat ini sudah ada 18 perusahaan yang berinvestasi di KITB. Adapun berikut daftar ke-18 perusahaan tersebut:

  1. PT. KCC Glass Indonesia (Fase 1) asal Korea Selatan bergerak di industri Kaca
  2. PT. Yih Quan Footwear Indonesia (Fase 1), asal Taiwan, bergerak di industri Sepatu
  3. PT. SEG Manufaktur Ind. (Fase 2) asal Amerika Serikat bergerak di industri Solar Panel
  4. PT. Wanxinda Batang Industry Land Investment (Fase 2) asal China, bergerak di industri Sub Developer
  5. PT. Green Travel Industry Industry Development (Fase 2) asal China, bergerak di industri Sub Developer
  6. PT. Xiang Jiang Group Indonesia (Fase 2) asal China, bergerak di industri Penyemakan Kulit
  7. PT. CosmosIndo Ink (Fase 1) asal Korea Selatan, bergerak di industri Tinta
  8. PT. Wavin Manufacturing Indonesia (Fase 1) asal Belanda, bergerak di industri Pipa
  9. PT. Jayamas Medica Industri (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri alat kesehatan
  10. PT. Unipack Plasindo (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri PVC
  11. PT. Tawada Healthcare (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri alat kesehatan
  12. PT. Interskala Medika Indonesia (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri alat kesehatan
  13. PT. Interskala Medika Solusindo (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri alat kesehatan
  14. PT. Samator Indo Gas Tbk (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri Gas Industri
  15. PT. Acindo Medika Sejahtera (Fase 1) asal Indonesia, bergerak di industri alat kesehatan
  16. PT. Window Shutters Indonesia (Fase 1) afiliasi negara Indonesia-Inggris, bergerak di industri alat furniture
  17. PT. Sumber Graha Sejahtera (Fase 1) afiliasi negara Indonesia-Singapura, bergerak di industri Wood Pellet
  18. PT. Rumah Keramik Indonesia (Fase 1) afiliasi negara Indonesia-India, bergerak di industri Keramik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini