Sukses

Harga Emas Merosot Dampak Penguatan Dolar AS

Konsumsi emas di China, pengguna terbesar di dunia, turun 5,6% pada paruh pertama tahun 2024 karena permintaan perhiasan emas anjlok. Namun, pembelian emas batangan dan koin melonjak.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun pada perdagangan Senin, tertekan oleh kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Investor saat ini tengah menanti pertemuan Dewan Gubernur Bank Sentral AS yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan.

Mengutip CNBC, Selasa (30/7/2024), harga emas di pasar spot turun 0,1% menjadi USD 2.382,40 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus turun kurang dari 0,1% menjadi USD 2.379,9 per ons.

“Dolar AS menguat dan kami mendapat angka dari China bahwa konsumsi emas di sana turun jadi itu sangat negatif,” kata analis Marex Edward Meir.

Dolar AS naik sekitar 0,3% ke puncak lebih dari dua minggu terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Konsumsi emas di China, pengguna terbesar di dunia, turun 5,6% pada paruh pertama tahun 2024 karena permintaan perhiasan emas anjlok. Namun, pembelian emas batangan dan koin melonjak.

Namun, yang mendukung permintaan emas sebagai lindung nilai terhadap risiko geopolitik adalah kekhawatiran akan meluasnya konflik di Timur Tengah menyusul serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Pertemuan The Fed

Pelaku pasar bertaruh bahwa Fed akan meletakkan dasar untuk pemotongan suku bunga September pada pertemuan kebijakannya pada hari Rabu.

"Jika Fed mengonfirmasi sikap dovish, prediksi dapat meningkat menjadi tiga kali pemotongan sebelum akhir tahun," kata analis pasar di Forex.com Fawad Razaqzada dalam sebuah catatan.

World Gold Council melaporkan bahwa ETF emas, yang menyimpan emas batangan untuk investor, mengalami arus masuk bersih minggu lalu sebesar 9,8 metrik ton. ETF emas menuju bulan ketiga berturut-turut dengan arus masuk bersih sebesar 39 ton pada bulan Juli.

World Gold Council mengungkapkan bahwa di India, konsumen emas utama lainnya, permintaan perhiasan dan batangan serta koin dapat mengalami peningkatan sebesar 50 metrik ton pada paruh kedua tahun 2024 dari pengurangan pajak impor emas negara bagian minggu lalu ke level terendah dalam 11 tahun.

 

2 dari 4 halaman

Meneropong Harga Emas di Tengah Sentimen Pertemuan The Fed, Naik atau Turun?

Harga emas berpotensi menguat pada perdagangan pekan ini. Hal ini seiring harga emas bertahan di posisi tren bullish di atas USD 2.350 per ounce.

Mengutip laman Kitco, ditulis Senin (29/7/2024), harga emas meski tidak mampu mempertahankan dukungan awal di posisi USD 2.400 per ounce pada pekan lalu, pasar telah berhasil mempertahankan tren bullish di atas USD 2.350 per ounce. Menurut analis, hal itu dapat menciptakan momentum bullish baru untuk harga emas.

Harga emas berjangka kontrak Agustus diperdagangkan pada posisi USD 2.382,60 per ounce, naik lebih dari 1 persen pada hari itu. Namun, harga emas merosot 0,6 persen dari penutupan Jumat pekan lalu.

Harga emas meski terjadi volatilitas jangka pendek, analis mencatat harga emas telah mempertahankan tren naik yang solid. Hal ini karena pasar semakin mengharapkan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) untuk memangkas suku bunga pada akhir kuartal. Menurut CME FedWatch Tool, pasar telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga pada September.

Analis Senior di OANDA, Kelvin Wong melihat koreksi harga emas seiring volatilitas yang terjadi tetapi berada dalam tren naik. “Mengingat the Fed lebih suka menerapkan siklus pemangkasan suku bunga daripada siklus kenaikan suku bunga dalam jangka menengah, dengan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun yang masih berada di bawah resistensi, harga emas tetap dalam tren naik,” ujar dia.

Chief Gold Strategist State Steet Global Advisors, George Milling-Stanley mengharapkan harga emas dunia dapat mempertahankan momentum bullish seiring gerak suku bunga hanya ke satu arah.

"The Federal Reserve berada di jalur yang tepat untuk memangkas suku bunga pada September dan memulai siklus pelonggaran baru yang akan mendorong dolar AS lebih rendah dan memberikan dorongan untuk emas,” ujar Milling-Stanley. 

3 dari 4 halaman

Sentimen Suku Bunga The Fed

Adapun pasar yang terus agresif memperkirakan pemangkasan suku bunga pada akhir musim panas positif untuk logam mulia. Bahkan saat inflasi tetap di atas target bank sentral sebesar 2 persen. Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) mengatakan, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti dalam 12 bulan terakhir naik 2,6 persen, tidak berubah dari bulan lalu.

Ekonom menuturkan, data inflasi terbaru tidak menghentikan the Federal Reserve untuk memangkas suku bunga pada September 2024. Ada harapan yang berkembang kalau bank sentral setidaknya akan meletakkan dasar untuk pemangkasan suku bunga pada September.

“Panduan ke depan yang disiapkan Komite akan terbukti penting untuk menyiapkan panggung bagi dimulainya siklus pelonggaran. Sementara Powell kemungkinan tidak akan sepenuhnya berkomitmen untuk memangkas suku bunga pada September, ia kemungkinan akan mengisyaratkan bahwa Fed hampir melakukannya,” ujar Analis TD Securities.

Pada pekan ini, 16 analis partisipasi dalam survei Kitco News Gold. Analis menunjukkan optimisme untuk harga emas dalam jangka pendek. Tujuh analis prediksi harga emas menguat pekan ini. Sedangkan hanya empat analis yang prediksi harga emas melemah. Sedangkan lima analis melihat harga emas akan sideways.

Sementara itu, 193 pihak berpartisipasi dalam polling Kitco. Investor semakin optimistis dengan harga emas. 127 pelaku pasar berharap harga emas menguat. Sedangkan 37 pelaku pasar perkirakan, harga emas akan melemah. Sedangkan 29 responden melihat harga emas akan konsolidasi.

4 dari 4 halaman

Prediksi Harga Emas

Direktur Walsh Trading Sean Lusk mengamati pergerakan harga emas pada Jumat lalu dan menyesuaikan harapannya terhadap emas. “Target saya adalah USD 2.485,20, 20 persen lebih tinggi pada 2024, dan kami mencapainya. Harga diperdagangkan USD 2.488,” ujar dia.

Lusk menuturkan, ada risiko yang dapat membuat harga emas bergejolak. Hal itu mulai dari geopolitik, ekonomi dan keuangan yang dinamis. Ia menuturkan, China telah keluar dari pasar emas selama beberapa bulan tetapi kemungkinan kembali. “Sekarang ada ketidakpastian pasar besar dengan pemilihan umum AS.Ketidakpastian di sini melonjak, begitu pula dengan “angsa hitam”. Anda harus berpikir, penurunan harga emas dapat menjadi peluang pembelian yang luar biasa,” ujar dia.

Lusk mengatakan, jika tidak dapat mempertahankan area USD 2.285, USD 2.290, ada potensi penurunan USD 100. “Kita berada pada level 15 persen lebih tinggi tahun ini di USD 2.385, kita baru saja menembus sedikit lebih dari 5 persen pada level ini dalam waktu yang singkat,” ujar dia.