Sukses

Harga Minyak Dunia Anjlok ke Level Termurah

Harga minyak mentah AS pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) turun ke level terendah sejak awal Juni. Harga minyak anjlok karena kekhawatiran terhadap ekonomi China membayangi babak baru eskalasi di Timur Tengah.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah AS pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) turun ke level terendah sejak awal Juni. Harga minyak anjlok karena kekhawatiran terhadap ekonomi China membayangi babak baru eskalasi di Timur Tengah .

 

“Pertimbangan ekonomi makro terus membentuk sentimen investor dan minyak merosot melalui dukungan teknis seperti pisau panas menembus mentega,” tulis Tamas Varga, Analis Pialang Minyak PVM.

“Gejolak ekonomi Tiongkok, termasuk pertumbuhan yang lambat dan menurunnya impor minyak mentah, masih menjadi kekuatan pendorong utama bagi pasar kami,” kata Varga.

Daftar Harga Minyak Dunia

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak September dipatok USD 74,73 per barel, turun USD 1,08 atau 1,42%. Sepanjang tahun ini, harga minyak mentah AS ini telah naik 4,3%.

Harga minyak Brent untuk kontrak September diipatok USD 78,63 per barel, turun USD 1,15 atau 1,44%. Sepanjang tahun ini, patokan harga minyak global ini telah naik 2%.

Sementara itu di Timur Tengah, ketegangan meningkat antara Israel dan milisi Hizbullah yang didukung Iran, setelah sebuah roket yang ditembakkan dari Lebanon menewaskan 12 anak di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Militer Israel menanggapi pada hari Selasa dengan serangan udara di pinggiran kota Beirut selatan , menargetkan seorang komandan yang mereka klaim bertanggung jawab atas serangan roket tersebut.

Para pejabat Israel mengatakan kepada Reuters pada hari Senin bahwa Israel ingin menyakiti Hizbullah, tetapi menghindari perang habis-habisan. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perang Israel Meluas, Harga Minyak Justru Turun 2%

Sebelumnya, Harga minyak mentah berjangka AS turun hampir 2% pada perdagangan hari Senin karena para pelaku pasar tampak tidak terpengaruh oleh risiko perang yang meluas antara Israel dan milisi Hizbullah yang didukung Iran.

Sebuah roket yang ditembakkan dari Lebanon menewaskan 12 anak di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel pada hari Sabtu. Israel menyalahkan Hizbullah atas serangan itu. Milisi tersebut membantah bertanggung jawab.

Kabinet Israel telah mengizinkan pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk memutuskan bagaimana dan kapan menanggapi serangan roket tersebut.

Mengutip CNBC, Selasa (30/7/2024), berikut ini harga energi pada penutupan perdagangan Senin:

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak September ditutup USD 75,81 per barel, turun USD 1,35 atau 1,75%. Sepanjang tahun ini, harga minyak AS ini h naik 5,8%.

Harga minyak Brent untuk kontrak September ditutup USD 79,78 per barel, turun USD 1,35 atau 1,66%. Sejak awal tahun hingga saat ini harga minyak yang menjadi patokan global ini naik 3,6%.

Harga bensin untuk kontrak Agustus dipatok USD 2,41 per galon, turun 4 sen atau 1,84%. Tahun ini, harga bensin sudah naik 14,9%.

Harga gas alam kontrak Agustus USD 1,90 per seribu kaki kubik, turun 9 sen, atau 4,94%. Dari awal tahun sampai saat ini harga gas turun 24,1%.

 

3 dari 4 halaman

Ketegangan Timur Tengah

Ketegangan Timur Tengah mendorong harga minyak naik pada musim semi ketika Israel dan Iran hampir berperang, tetapi reaksi pasar terhadap peristiwa di kawasan itu telah diredam sejak saat itu karena tidak adanya gangguan pasokan minyak yang sebenarnya.

"Pasar minyak sebagian besar telah memudarkan cerita perang Timur Tengah setelah baku tembak antara Iran dan Israel pada bulan April gagal memicu konflik yang lebih luas atau membahayakan pasokan energi secara material," jelas kepala strategi komoditas global di RBC Capital Markets Helima Croft

Namun, Croft memperingatkan bahwa konfrontasi langsung antara Israel dan Hizbullah dapat menjadi katalisator yang membawa anggota OPEC Iran ke dalam perang karena pentingnya milisi tersebut bagi kepentingan regional Teheran.

"Israel mungkin memang menahan diri, seperti yang dilakukannya pada bulan April, dan memilih pembalasan yang lebih terukur yang tampak serius tetapi tidak membuka medan perang lainnya," tulis Croft.

 

4 dari 4 halaman

Masalah Pengungsi

Namun, serangan lintas batas yang terjadi hampir setiap hari dan jumlah pengungsi internal di dalam Israel.

"Tampaknya lebih jelas mengarah pada konflik yang lebih parah atau, paling tidak, peningkatan risiko eskalasi melalui salah perhitungaan," analis tersebut memperingatkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini