Sukses

Erick Thohir Mau Pertemukan Bos TikTok-YouTube dengan Jokowi dan Prabowo

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap pertemuannya dengan bos TikTok, Shou Zi Chew dan bos YouTube, Neal Mohan. Dia pun mengajak keduanya untuk menyambangi Indonesia, membahas soal peluang investasi.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap pertemuannya dengan bos TikTok, Shou Zi Chew dan bos YouTube, Neal Mohan. Dia pun mengajak keduanya untuk menyambangi Indonesia, membahas soal peluang investasi.

Pertemuan itu terjadi di sela-sela agenda Olimpiade Paris 2024. Dia mengatakan, ada peluang ekonomi digital Indonesia yang bisa dimanfaatkan.

“Ini yang kemarin salah satu yang kita bicarakan dengan mereka dan mereka melihat sebuah hal yang positif mereka janji mau ke Indonesia tapi saya belum dapat black and white-nya mereka mau datang,” ungkap Erick di Mandiri Corporate University, Jakarta, dikutip Rabu (31/7/2024).

Erick pun tak segan membawa keduanya untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) maupun Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Namun, dia belum memastikan keduanya akan datang ke Tanah Air. Utamanya untuk bicara soal investasi di Tanah Air.

“Saya tunggu aja saya bilang kalau memang nanti mereka ke Indonesia ya saya siap mempertemukan mereka dengan Presiden Pak Jokowi ataupun Pak Prabowo ke depan. Tetapi diskusinya yang sehat bagaimana membangun investasi dan juga melindungi daripada tadi aset kebudayaan Indonesia yang sudah baik,” urainya.

Erick mengatakan, pertemuan itu bukan sesuatu yang disengaja. Namun dalam sebuah pertemuan anggota International Olympic Committee (IOC). Memanfaatkan kesempatan itu, Erick bicara peluang investasi di Indonesia.

“nah kebetulan saya dapat kesempatan duduk waktu itu dengan Neil Mohan daripada CEO Youtube, lalu juga CEO TikTok Shou ya lucu aja gitu ketika ada dua perusahaan besar bersaing duduk di satu meja,” ucapnya.

 

2 dari 3 halaman

Peluang Ekonomi Digital RI

Tak membuang kesempatan emas itu, Erick lantas menyampaikan peluang investasi di sektor ekonomi digital Indonesia. Dimana nilainya ditaksir mencapai Rp 4.500 triliun.

Dia berharap, dua perusahaan raksasa itu mau untuk menanamkan modalnya ke Indonesia.

"Di situ ya kesempatan saya pitching. Pitching dalam arti bahwa ekonomi digital di Indonesia itu potensinya luar biasa akan menyampai Rp 4.500 triliun dan di mana kita berharap mereka berinvestasi tetapi juga investasi yang baik,” urai Erick.

Pada konteks investasi ini, Erick menegaskan enggan Indonesia sebatas dijadikan target pasar atau market. Tapi dia ingin lebih dari itu. Bahkan, soal investasinya pun, dia meminta nilainya bisa lebih besar dari negara lain.

"Jadi kalau misalnya di Thailand 1, ya di Indonesia 3. Itu juga saya sampaikan ke YouTube dan TikTok, bahwa potensi ini harus digarap bersama-sama, jangan hanya di Indonesia sebagai market," pungkasnya.

 

3 dari 3 halaman

Minta TikTok Tambah Investasi

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menguraikan potensi ekonomi digital Indonesia menjadi yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Untuk itu, dia turut menyinggung bos perusahaan teknologi, seperti TikTok untuk meningkatkan investasinya.

Erick Thohir mencatat, potensi ekonomi sigital Indonesia bisa tembus hingga Rp 4.500 triliun di 2030 mendatang. Dia juga enggan Indonesia dibandingkan dengan Thailand maupun Vietnam.

"Nah, tadi saya bilang Indonesia is the bigest economy in Asia Tenggara, and we will the bigest economy in the world. Saya berharap TikTok jangan jadi stranger untuk Indonesia, karena tadi potensi of economy-nya kalau TikTok bilang ‘oh di Bangkok ada, di Vietnam ada’ di Indonesia harus lebih, karena Indonesia bukan Thailand, bukan Vietnam," ungkap Erick dalam peluncuran TikTok-PosAja! Creator House di kawasan Kota Tua, Jakarta, Rabu (10/7/2024).

Dia mengingkan TikTok menanamkan investasi lebih banyak dari negara lain. Lantaran potensi ekonomi digital yang diprediksi semakin meningkat hingha 2045 mendatang.

Jadi tolong sampaikan bos TikTok, saya sudah pernah ketemu semua, jangan jadi stranger di Indoensia. Karena apa? Tadi potensi ekonominya jauh lebih besar dari yang lain. Jadi kalau yang lain kasih 1, Indonesia harus kasih 4, nah gitu," pintanya.

Erick menegaskan, hal tersebut bisa menjadi upaya untuk mengerek pertumbuhan ekonomi nasional bersama-sama. Bukan cuma bagi Indonesia, tapi juga ada manfaat bagi investor.

"Karena kenapa? Tadi kita ingin membangun yang namanya pertumbuhan ekonomi bersama ya, dan jadi win-win," tegas dia.