Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dan Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk (Gulf Cooperation Council/GCC) meluncurkan Perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia–GCC (Indonesia–GCC Free Trade Agreement/I–GCC FTA) pada Rabu, 31 Juli 2024.
Peluncuran kemitraan dagang itu dihadiri langsung oleh Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan, dan Sekretaris Jenderal GCC, Jasem Mohamed Albudaiwi.
Baca Juga
Mendag Zulhas menyampaikan, Indonesia dan negara-negara teluk Arab memiliki hubungan bersejarah yang panjang, namun hubungan perdagangannya sedikit.
Advertisement
Maka dari itu, kerja sama perdagangan kedua negara perlu ditingkatkan.
“(Negara) ASEAN punya 600 juta penduduk, GCC juga besar sekali, ukuran ekonomi yang besar dan kuat. Saya mengajak untuk kita bersama-sama meningkatkan kerja sama perdagangan,” ujar Mendag dalam pidato di kantor Kemendag, Jakarta, Rabu (31/7/2024).
Dalam kesempatan itu, Sekretaris Jenderdal GCC Jasem Mohamed Albudaiwi mengatakan bahwa kesepakatan kemitraan terbaru menandai hari yang bersejarah bagi Indonesia dan negara-negara Teluk Arab.
“Kami yakin dengan kesepakatan ini dapat membawa dampak baik bagi kedua negara, khususnya di bidang ekonomi,” tuturnya.
“Ada beberapa yang disampaikan diantaranya adalah perdagangan barang, jasa, kepabeanan, ekonomi Islam,” ungkapnya.
Sekilas Tentang GCC
Sebagai informasi, Gulf Cooperation Council (GCC) merupakan aliansi kerjasama ekonomi dan politik yang beranggotakan enam negara, yakni Arab Saudi,Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Qatar.
Pada periode Januari-Mei 2024, total perdagangan antara Indonesia dan GCC mencapai USD 6,2miliar.
Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke GCC tercatat sebesar USD 2,7 miliar, sementara impor Indonesia dari GCC mencapai USD 3,5 miliar.
Pada 2023, total perdagangan Indonesia—GCC mencapai USD 15,7 miliar.
Adapun ekspor Indonesia yang tercatat sebesar USD 6,1 miliar.
Kementerian Perdagangan mencatat, komoditas ekspor utama Indonesia di antaranya mobil dan kendaraan bermotor, minyak kelapa sawit, perhiasan, kapal suar, kertas,dan kertas karton tidak dilapisi.
Sedangkan, impor Indonesia tercatat sebesar USD 9,6 miliar. Komoditas impor utama nonmigas diantaranya produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan, alkohol asiklik, belerang, polimer.
Advertisement