Â
Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) masih tetap mempertahankan harga BBM miliknya per 1 Agustus 2024. Alhasil, harga BBM terbaru yang dijual perusahaan pelat merah ini belum mengalami kenaikan sejak 1 Januari 2024 silam.
Baca Juga
Harga BBM Pertamina belum berubah di tengah isu kenaikan per 17 Agustus 2024 mendatang, baik untuk produk subsidi seperti Solar dan Pertalite maupun non-subsidi seperti Pertamax dan Dexlite.
Advertisement
Mengutip laman resmi MyPertamina, Kamis (1/8/2024), Pertamina masih membanderol Pertalite di angka Rp 10.000 per liter. Begitu pun Solar (BioSolar subsidi) yang masih dijual Rp 6.800 per liter.
Sementara untuk harga BBM Pertamina non-subsidi jenis Pertamax juga masih dijual Rp 12.950 per liter untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Pun produk BBM lain yang tidak ditanggung APBN, seperti Pertamax Turbo yang bertengger di angka Rp 13.500-15.100 per liter. Lalu Pertamax Green 92 dan 95 di harga Rp 13.900.
Bahan bakar non-subsidi untuk kendaraan bermesin diesel seperti Dexlite dan Pertamina Dex juga tidak mengalami perubahan harga.
Daftar Harga BBM
Berikut daftar lengkap harga BBM milik PT Pertamina (Persero) per 1 Juli 2024:
1. Pertalite (RON 90): Rp 10.000 per liter (berlaku untuk seluruh daerah)
2. Pertamax (RON 92)
- Rp 12.100 (Free Trade Zone/FTZ Sabang)
- Rp 12.600 (FTZ Batam)
- Rp 12.950 per liter (Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur)
- Rp 13.200 (Aceh, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)- Rp 13.500 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah)- Rp 13.800 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu)
3. Pertamax Turbo (RON 98)
- Rp 13.500 per liter (FTZ Batam)
- Rp 14.400 per liter (Aceh, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
- Rp 14.750 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua)- Rp 15.100 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu)
4. BioSolar Subsidi (CN 48): Rp 6.800 per liter (berlaku untuk seluruh daerah)
5. Dexlite (CN 51)
- Rp 13.200 per liter (FTZ Sabang)
- Rp 13.800 per liter (FTZ Batam)
- Rp 14.550 per liter (Aceh, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
- Rp 14.900 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah)- Rp 15.250 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu)
6. Pertamina Dex (CN 53)
- Rp 14.400 per liter (FTZ Batam)
- Rp 15.100 per liter (Aceh, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
- Rp 15.450 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua Barat, Papua Barat Daya)- Rp 15.800 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu)
7. Pertamax Green 95 (RON 95): Rp 13.900 (DKI Jakarta dan Jawa Timur)
-
Harga BBM Pertalite untuk Motor Dijamin Tak Naik
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan tidak akan menaikan harga BBM Pertalite (RON 90) untuk konsumsi sekitar 130 juta pengendara sepeda motor.
"Tidak akan ada perubahan mengenai pembelian atau harga Pertalite kepada 130 jutaan sepeda motor. Enggak akan itu," tegas Menko Luhut di Jakarta, Kamis (25/7/2024).
Namun, pemerintah kini tengah berupaya agar penyaluran BBM subsidi itu tepat sasaran. Jika itu dilakukan, maka pemerintah bisa menambal kerugian akibat subsidi BBM, sehingga pengeluaran negara bisa hemat Rp 45 triliun.
"Itu kan rugi kita banyak. Mustinya kita hemat Rp 45 triliun atau lebih. Jadi kita lagi mikir hitung sekarang bagaimana," kata Luhut.
Kendati begitu, Luhut juga ingin memperbaiki kualitas BBM yang dijual ke masyarakat agar lebih ramah lingkungan. Dengan cara menekan kualitas sulfur pada BBM yang kini ada.
"Bensin-bensin kita sekarang ini kan sulfurnya masih 500 (ppm). Jadi ya kita semua kena dampaknya. Kita mau nurunin sampai low sulfur," ungkapnya.
Dengan memperbaiki kualitas BBM, sambung Luhut, pemerintah juga bakal bisa menekan pengeluaran untuk subsidi lainnya. Pasalnya, imbas dari emisi gas pembuangan sangat berdampak terhadap angka subsidi kesehatan.
"Subsidi kesehatan itu kan besar sekali gara-gara air polution. Saya kira Rp 10 triliun, kalau total Rp 38 triliun. Jadi angkanya besar sekali," ujar Luhut. * Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk men
Advertisement