Sukses

Sederet Inovasi Teknologi PTK untuk Terapkan Net Zero Emission di Grup Pertamina

PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) menerapkan inovasi teknologi hijau dalam menjalankan bisnis operasional dengan kapal tugboat pertama pakai LNG.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) secara konsisten melakukan berbagai inovasi teknologi di industri jasa marine Indonesia. Hal ini dilakukan untuk  mendukung target “net zero emission” 2060 pemerintah Indonesia.

Inovasi Teknologi Marine yang telah diimplementasikan PTK tersebut dipaparkan langsung oleh Direktur Utama PTK, I Ketut Laba dan Direktur Operasi PTK, Slamet Harianto dalam Forum Sinergi Inovasi Industri dalam ajang Indonesia International Shipbuilding, Offshore, Marine Equipment, Machinery & Services (INAMARINE) 2024 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, 30 Juli 2024.

Mengangkat tema "Green Technology in Marine Service Business”, Slamet Harianto mengungkapkan sederet usaha PTK dalam menjalankan green energy technology dalam kegiatan operasional PTK.

"Kami sudah menerapkan inovasi teknologi hijau dalam menjalankan bisnis operasional dengan kapal tugboat pertama di Indonesia yang menggunakan Dual Fuel Liquefied Natural gas (LNG), pemasangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di beberapa kapal, penggunaan energy substitution shore connection di port terminal, penggunaan bahan bakar alternatif methanol, dan uji coba penggunaan compressed natural gas (CNG) sebagai bahan bakar terbarukan," ujar Slamet Harianto seperti dikutip dari keterangan resmi, Minggu (4/8/2024).

Penerapan Dual Fuel LNG pada armada Tugboat Transko Rajawali mampu mereduksi 100% Gas SOx (sulfur oksida). Untuk PLTS yang dipasang Kapal Transko Pari dan FC Dwipangga mampu menghemat penggunaan BBM sebesar 54,24 KL/ year to date (ytd) Juni 2024. Selain itu, penggunaan Energy Substitution Shore Connection di 3 Port Terminal mampu menciptakan efisiensi sebesar Rp 1 miliar, hingga Juni 2024.

 

2 dari 4 halaman

Aktivitas Penerapan Teknologi Hijau

Direktur Utama PTK, I Ketut Laba mengungkapkan hingga Juni 2024, sederet aktivitas penerapan teknologi hijau yang dilakukan PTK mampu mereduksi 410 Ton Gas Karbon Dioksida (CO2).

“PTK 100% mendukung program pemerintah mencapai net zero emission di tahun 2060. Kami ingin menjadi pemimpin dalam sektor bisnis jasa marine yang menjalankan bisnis dengan penerapan inovasi teknologi hijau," ujar dia.

I Ketut Laba menambahkan, dengan menyediakan kapal, jasa marine, serta shorebase dan kantor yang operasionalnya menggunakan green energy, PTK terus menerus melakukan program penurunan konsumsi BBM dan transisi ke bahan bakar ramah lingkungan.

3 dari 4 halaman

Anak Usaha Pertamina Trans Kontinental Gandeng Perusahaan Malaysia untuk Pasok Kru Kapal

Sebelumnya, PT Pertamina Marine Solutions (PMSol), lakukan ekspansi bisnis melalui kerja sama dengan dua perusahaan Manning Agency dari Malaysia. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU).

PT Pertamina Marine Solutions adalah anak usaha PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) dan Manning Agency merupakan perusahaan agen penyediaan kru kapal yang mendukung berbagai operasi, baik di darat maupun di lepas pantai.

Dalam kesempatan ini, Pertamina Marine Solutions bekerja sama dengan Perkapalan Maju Borneo Sdn.Bhd (PMB) dan Varia Armada Sdn.Bhd (VAR).

Direktur Pertamina Marine Solutions Dian Prama Irfani mengatakan, kerja sama strategis ini mencakup penyediaan dan pengelolaan kru kapal yang dioperasikan oleh PTK di perairan Malaysia. Hal ini, kata dia, membuka peluang bagi PMSol untuk turut menghadirkan kru kapal berstandar internasional untuk berkompetisi di pasar global.

“Kerja sama ini sekaligus wujud kolaborasi kru kapal Malaysia dan Indonesia, sehingga bisa mendorong kapasitas kru untuk siap berkompetisi di dunia pelayaran internasional,” ujar Irfani, dikutip dari keterangan tertulis, Senin (29/7/2024).

 

4 dari 4 halaman

Buka Peluang Baru

Kerja sama ini, lanjutnya, juga bagian dari langkah penting dalam perjalanan PMSol menuju visi misi Perusahaan menjadi perusahaan berskala Internasional. Ini seiring dengan kebutuhan pasar dunia maritim atas suplai kru kapal yang semakin meningkat.

“Ini membuka peluang baru bagi kami untuk lebih mengembangkan jaringan bisnis di tingkat global. Kami berharap ini menjadi awal dari serangkaian kemitraan strategis lainnya, baik di dalam maupun luar negeri,” jelasnya.

Direktur PMB Awang Shapian Bin Awang Sulong menyampaikan bahwa perusahaan berkomitmen, serta mendukung PMSol dalam melakukan penetrasi ke kancah pasar internasional.

PMSol, sebagai anak usaha PTK, merupakan bagian dari Subholding Integrated Marine Logistic (IML) PT Pertamina International Shipping (PIS). PMSol telah berpengalaman selama 30 tahun dan mengelola lebih dari 5.000 pekerja baik kru kapal maupun pekerja di darat.