Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia merosot lebih dari 1% pada perdagangan Senin dan terjabak dalam arus aksi jual pasar global. Aksi ini didorong oleh meningkatnya kekhawatiran ekonomi.
Pelemahan harga emas ini tetap terjadi meskipun sejumlah analis menyebutkan bahwa aksi jual ini hanya berlangsung sementara karena emas adalah instrumen safe haven.
Baca Juga
mengutip CNBC, Selasa (6/8/2024), harga emas di pasar spot turun 1,6% menjadi USD 2.403,39 per ons. Sementara harga emas berjangka AS turun 1% menjadi USD 2.444,10 per ons.
Advertisement
Harga perak spot juga turun 4,9% menjadi USD 27,15 per ons .
Wall Street jatuh, karena kekhawatiran Amerika Serikat akan terjerumus ke dalam resesi menyusul data ekonomi yang lemah minggu lalu menyebar ke seluruh pasar global.
"Investor ketakutan dan mereka menjual apa yang mereka bisa, dan itu termasuk emas dan perak," kata Jim Wycoff, analis senior di Kitco Metals.
Aksi jual autokatalis platinum dan paladium juga mencerminkan meningkatnya kekhawatiran atas permintaan industri.
Platinum turun 4,4% menjadi USD 916,05 per ons dan paladium turun 3,4% menjadi USD 859,25 per ons setelah mencapai titik terendah sejak Agustus 2018.
Kedua logam tersebut digunakan dalam knalpot mesin untuk mengurangi emisi.
Lindung Nilai
Meskipun emas dianggap sebagai tempat berlindung yang aman selama ketidakpastian tersebut, emas tidak kebal terhadap aksi jual pada hari Senin karena investor menjual aset secara menyeluruh.
Sementara itu, obligasi pemerintah AS diminati, dengan imbal hasil 10 tahun AS menyentuh titik terendah sejak pertengahan 2023 karena kekhawatiran akan resesi memburuk setelah laporan penggajian bulan Juli yang suram.
Namun, analis mengatakan emas, yang telah naik lebih dari 16% sejauh tahun ini, dapat kembali menguat ke depannya, mengingat ketidakpastian ekonomi dan politik yang terus berlanjut dan juga ekspektasi penurunan suku bunga dari Federal Reserve, yang seharusnya menjadi pertanda baik bagi emas batangan dengan imbal hasil nol.
Keputusan Fed
Pasar sekarang memperkirakan bank sentral akan memangkas sebanyak 50 basis poin dalam pertemuan bulan September.
"Meningkatnya ketegangan geopolitik dan harapan baru-baru ini untuk pemangkasan suku bunga Fed yang lebih besar akan menciptakan kondisi yang mendukung bagi emas batangan. Pada akhirnya, emas akan mampu mencetak rekor tertinggi baru setelah ketegangan mereda," kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity Group.
Ada Kekhawatiran Resesi, Bagaimana Prediksi Harga Emas Pekan Ini?
Harga emas mengalami keuntungan sejak awal pekan lalu setelah harga emas mempertahankan level support pada USD 2.400 per ounce.
Momentum kenaikan meningkat pada Rabu pekan lalu usai Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengisyaratkan bank sentral dapat mulai memangkas suku bunga pada September.
Setelah reli yang solid ke level tertinggi sepanjang masa, pasar emas mengakhiri minggu dengan catatan yang tidak stabil karena ketakutan akan resesi telah menakuti pasar ekuitas, memaksa beberapa investor untuk menjual emas mereka untuk menambah modal.
Kepala strategi pasar di Blue Line Futures, Phillip Streible mengatakan, investor terkejut dengan aksi jual ini. Ada ekspektasi mungkin ada rotasi ke sektor lain. Ini membuat investor terpaksa menjual posisi emas mereka yang menguntungkan untuk mendukung taruhan ekuitas mereka.
"Saya tidak khawatir tentang emas karena aksi jual ini akan terbukti berumur pendek. Saya berharap penurunan ini akan dibeli.” kata Streible dikutip dari Kitco, Senin (5/8/2024).
Kepala Strategi Berjangka dan Valas di Tastylive.com melihat setiap pelemahan emas sebagai peluang pembelian. Ia menepis pelemahan emas karena investor hanya mengumpulkan uang tunai.
"Jika kita berbicara tentang ke mana arah emas pada kuartal berikutnya, dua kuartal berikutnya, hingga akhir tahun, saya pikir sejarah memberi kita petunjuk, dan kita harus melihat ke atas,” katanya.
Vecchio mengatakan secara historis, selama resesi, emas adalah salah satu aset dengan kinerja terbaik di pasar keuangan global.
Advertisement
Ketakutan Resesi Meningkat
Ketakutan akan resesi meningkat pada Jumat ketika para ekonom menjelaskan kenaikan tingkat pengangguran memicu Indikator Resesi Saham.
Menurut aturan tersebut, dimulainya resesi dapat ditentukan ketika rata-rata pergerakan tiga bulan dari tingkat pengangguran nasional naik sebesar 0,50 poin persentase atau lebih relatif terhadap minimum rata-rata tiga bulan dari 12 bulan sebelumnya.
Mengenai ke mana harga emas akan bergerak seiring meningkatnya kekhawatiran akan resesi, Michele Schneider, Kepala Strategi MarketGauge, mengatakan ia mengharapkan setidaknya pergerakan 8% lagi.
"USD 2.450 adalah USD 2.350 yang baru, jadi jika itu bertahan, maka kita akan bergerak ke USD 2.650-USD 2.700,” ujar dia.
Data ketenagakerjaan AS yang mengecewakan tidak hanya memicu indikator resesi yang penting, tetapi analis mengatakan bahwa hal itu menunjukkan Federal Reserve telah membuat kesalahan kebijakan dengan menunggu terlalu lama untuk memangkas suku bunga.
Hasil Survei Kitco
Berdasarkan survei emas mingguan Kitco News terbaru menunjukkan investor ritel berharap harga emas menguat pekan ini . Demikian juga analis optimistis dengan kenaikan harga emas.
Pada pekan ini, 14 analis berpartisipasi dalam surve emas kitco news. Analis optimistis harga emas melonjak setelah saham melemah di tengah ancaman ekonomi dan geopolitik. 11 analis atau 79 persen prediksi harga emas akan menguat pekan ini. Sedangkan satu analis atau 7 persen perkirakan, harga emas melemah. Dua analis lainnya atau 14 persen prediksi, tren emas akan sideways.
Sementara itu, 191 suara diberikan dalam jajak pendapat daring kitco. 140 pelaku pasar atau 73 persen prediksi harga emas menguat. 28 lainnya atau 15 persen perkirakan harga emas merosot. Sedangkan 23 responden atau 12 persen perkirakan harga emas konsolidasi pekan ini.
Advertisement