Sukses

Harga Emas Bakal Cetak Rekor Termahal Baru, Siap-Siap!

Harga emas di pasar spot turun 0,80% menjadi USD 2.388,34 per ons. Harga emas turun 1,5% pada sesi perdagangan sebelumnya, didorong oleh aksi jual global karena kekhawatiran AS akan resesi masih ada.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun pada perdagangan Selasa karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan kenaikan imbal hasil obligasi. Harga emas dunia melemah meskipun ekspektasi penurunan suku bunga AS pada bulan September dan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah membuat emas batangan tetap stabil menyusul penurunan tajam pada sesi lalu.

Dikutip dari CNBC, Rabu (7/8/2024), harga emas dunia di pasar spot turun 0,80% menjadi USD 2.388,34 per ons. Harga emas turun 1,5% pada sesi perdagangan sebelumnya, didorong oleh aksi jual global karena kekhawatiran AS akan resesi masih ada.

Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup turun 0,5% menjadi USD 2.431,60

Kurs dolar AS naik 0,25%, dalam perdagangan hari pertama lebih tinggi terhadap mata uang Jepang bulan ini, membuat harga emas batangan yang dinilai dalam dolar AS kurang terjangkau bagi pembeli luar negeri.

 

“Masih ada beberapa pelemahan pada emas yang terutama disebabkan oleh kekuatan dolar ... tetapi lingkungan makro untuk emas relatif positif sehingga kita mungkin akan melihat beberapa aktivitas dalam kisaran terbatas pada emas dalam waktu dekat,” kata Amelia Xiao Fu, Kepala Pasar Komoditas di BOCI.

Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, melancarkan serangkaian serangan pesawat tak berawak dan roket ke Israel utara.

Para pembuat kebijakan The Fed menepis anggapan bahwa data pekerjaan bulan Juli yang lebih lemah dari perkiraan berarti ekonomi sedang terjerumus dalam resesi, tetapi juga memperingatkan bahwa pemotongan suku bunga akan diperlukan untuk menghindari hasil seperti itu.

Rekor Tertinggi Harga Emas

Harga emas batangan dianggap sebagai aset yang aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan mendapat manfaat dari lingkungan suku bunga rendah.

Analis Pasar Forex.com Fawad Razaqzada menyatakan, para investor memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga, yang seharusnya membatasi potensi penurunan harga emas, jika tidak mengangkatnya ke rekor tertinggi baru, 

Dia memperkirakan harga emas akan mencapai USD 2.500 dalam jangka pendek. Menurut CME FedWatch Tool, pasar melihat peluang 100% terjadinya penurunan suku bunga pada bulan September. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Emas Ikut Jatuh Terseret Ketakutan Resesi AS

Harga emas dunia merosot lebih dari 1% pada perdagangan Senin dan terjabak dalam arus aksi jual pasar global. Aksi ini didorong oleh meningkatnya kekhawatiran ekonomi.

Pelemahan harga emas ini tetap terjadi meskipun sejumlah analis menyebutkan bahwa aksi jual ini hanya berlangsung sementara karena emas adalah instrumen safe haven.

mengutip CNBC, Selasa (6/8/2024), harga emas di pasar spot turun 1,6% menjadi USD 2.403,39 per ons. Sementara harga emas berjangka AS turun 1% menjadi USD 2.444,10 per ons.

Harga perak spot juga turun 4,9% menjadi USD 27,15 per ons .

Wall Street jatuh, karena kekhawatiran Amerika Serikat akan terjerumus ke dalam resesi menyusul data ekonomi yang lemah minggu lalu menyebar ke seluruh pasar global.

"Investor ketakutan dan mereka menjual apa yang mereka bisa, dan itu termasuk emas dan perak," kata Jim Wycoff, analis senior di Kitco Metals.

 Aksi jual autokatalis platinum dan paladium juga mencerminkan meningkatnya kekhawatiran atas permintaan industri.

Platinum turun 4,4% menjadi USD 916,05 per ons dan paladium turun 3,4% menjadi USD 859,25 per ons setelah mencapai titik terendah sejak Agustus 2018.

Kedua logam tersebut digunakan dalam knalpot mesin untuk mengurangi emisi.

 

3 dari 3 halaman

Lindung Nilai

Meskipun emas dianggap sebagai tempat berlindung yang aman selama ketidakpastian tersebut, emas tidak kebal terhadap aksi jual pada hari Senin karena investor menjual aset secara menyeluruh.

Sementara itu, obligasi pemerintah AS diminati, dengan imbal hasil 10 tahun AS menyentuh titik terendah sejak pertengahan 2023 karena kekhawatiran akan resesi memburuk setelah laporan penggajian bulan Juli yang suram.

Namun, analis mengatakan emas, yang telah naik lebih dari 16% sejauh tahun ini, dapat kembali menguat ke depannya, mengingat ketidakpastian ekonomi dan politik yang terus berlanjut dan juga ekspektasi penurunan suku bunga dari Federal Reserve, yang seharusnya menjadi pertanda baik bagi emas batangan dengan imbal hasil nol.

Keputusan FedPasar sekarang memperkirakan bank sentral akan memangkas sebanyak 50 basis poin dalam pertemuan bulan September.

"Meningkatnya ketegangan geopolitik dan harapan baru-baru ini untuk pemangkasan suku bunga Fed yang lebih besar akan menciptakan kondisi yang mendukung bagi emas batangan. Pada akhirnya, emas akan mampu mencetak rekor tertinggi baru setelah ketegangan mereda," kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity Group.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini