Sukses

Nasib Bisnis di Jakarta Usai Tak Lagi Berstatus Ibu Kota Negara, Bakal Sepi?

Ketua Umum Himpunan dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengungkap nasib bisnis di Jakarta usai tidak lagi berstatus sebagai ibu kota negara. Menyusul, keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara ke Nusantara, di Kalimantan Timur dalam waktu dekat.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Himpunan dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengungkap nasib bisnis di Jakarta usai tidak lagi berstatus sebagai ibu kota negara. Menyusul, keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara ke IKN Nusantara, di Kalimantan Timur dalam waktu dekat.

Budi menyakini Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis dan perdagangan meski tidak lagi berstatus sebagai ibu kota negara. Mengingat, kesiapan infrastruktur yang dimilikinya.

"Sampai dengan saat ini dan sebelum ada perpindahan ibukota, Jakarta masih menjadi ibukota, dan kita percaya Jakarta dengan segala fasilitas yang ada," kata Budi dalam acara Jakarta International Investment, Trade, Tourism and SME Expo (JITEX) 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (7/8).

Dia mencontohkan, potensi bisnis di Jakarta yang diyakini tetap tumbuh adalah aktivitas belanja atau shopping hingga kuliner. Potensi ini didukung oleh banyaknya pusat perbelanjaan atau mal di penjuru ibukota.

"Sesuai dengan tema kita turis and trade paginya melihat pameran malamnya bisa melakukan shopping atau kuliner," ujarnya.

Meski demikian, masih diperlukan banyak event pameran internasional seperti Jitex 2024 untuk menarik minat investor hingga wisatawan asing untuk berkunjung di Jakarta. Sehingga, Jakarta tetap menjadi pusat bisnis dan perdagangan meski tidak lagi berstatus sebagai ibu kota negara.

"Makanya diadakan pemeran hari ini, termasuk agar mereka berbelanja di Indonesia saja. Agar mereka berbelanja, kita membutuhkan pameran-pameran yang mendatangkan turis ataupun buyer tadi," beber dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Aset Barang Milik Negara

Sebelumnya, pemerintah pusat akan meninggalkan sejumlah aset barang milik negara (BMN) senilai Rp 1.640 triliun di DKI Jakarta ketika ibu kota negara pindah ke Nusantara di Kalimantan Timur.

Direktur Barang Milik Negara, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan Encep Sudarwan mengatakan sebanyak Rp300 triliun dari aset tersebut bisa dimanfaatkan untuk menambah kas negara.

"Rp1.640 triliun itu total antara kantor pusat dan pelayanan. Jadi dari Rp1.600-an tadi yang mungkin bisa dimanfaatkan Rp300 triliunan," kata Encep di Kantor DJKN, Jakarta, Kamis (21/12).

Encep menyebut pemanfaatan gedung milik pemerintah bisa digunakan swasta untuk kepentingan komersial. Semisal hotel, lapangan golf dan yang lainnya.

Dia mencontohkan, Gedung Dhanapala di Kompleks Kementerian Keuangan telah lama disewakan sebagai tempat pernikahan pada akhir pekan. Sementara itu, Gedung Dhanapala pada hari kerja tetap dioperasikan sebagai perkantoran bagi pegawai Kementerian Keuangan.

3 dari 4 halaman

Istana Garuda di IKN Dinilai Seperti Kerajaan Siluman Kelelawar, Ini Kata Menteri PUPR

Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono merespons anggapan di media sosial mengenai Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Pasalnya, netizen menyoroti bangunan yang menyerupai Garuda mengepakkan sayap itu disebut mirip kelelawar lantaran warnanya hitam. Bahkan Istana Garuda dinilai beraura mistis karena menyerupai kerajaan siluman kelelawar.

Basuki menerangkan bangunan Istana Garuda nantinya akan menjadi sesuai desain awal berwarna hijau ketika terkena proses oksidasi. Hal ini sesuai penjelasan dari Nyoman Nuarta selaku desainer Istana Garuda.

"Kalau menurut Nyoman Nuarta, itu nanti kalau kena oksidasi akan jadi hijau seperti GWK. Itu kan perunggu yang akan dikenai cairan, nanti dia beroksidasi menjadi lebih hijau, menjadi seperti GWK," ujar Basuki Hadimuljono ditemui di Kantor Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2024).

Basuki menjelaskan memang butuh waktu lama untuk melakukan proses oksidasi seperti patung Garuda Wisnu Kencana di Bali.

"Iya (butuh waktu untuk oksidasi). Kayak yang di GWK lah itu berapa lama itu," kata Basuki. "Kayak GWK itu berapa lama? Kan ini IKN untuk jangka panjang," tukasnya.

Salah satu yang viral di media sosial soal Istana Garuda itu seperti pada akun Twitter @AiraNtiereal yang dilihat pada Selasa (6/8/2024).

Dalam unggahannya, dia memperlihatkan video Istana Garuda IKN Nusantara bersayap hitam kecokelatan dengan perbandingan warna hijau sesuai desain awal. Video tersebut sudah diputar 5,6 juta tayangan.

"Sorry to say... kok aura nya mistis yaaaakk.. kek kerajaan siluman kelelawar...." tulis akun tersebut.

4 dari 4 halaman

Jokowi Beri Nama Kantor Presiden di IKN Istana Garuda

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi memberikan nama khusus untuk Kantor Presiden di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Dia menamakan Kantor Presiden di IKN menjadi Istana Garuda, sedangkan Istana Kepresidenan diberi nama Istana Negara.

"Beliau menyampaikan ini Istana Garuda, bukan Kantor Presiden lagi, tapi Istana Garuda yang di bawah Istana Negara," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Kawasan Istana IKN, Senin (29/7/2024).

"Official namanya. Kemudian ada Istana Garuda, di sana ada Istana Negara. Saya kira itu yang fokus," sambungnya.

Istana Garuda nantinya akan menjadi tempat Presiden melakukan pekerjaan. Kantor Presiden di Jakarta biasanya digunakan Presiden untuk menggelar rapat bersama para menteri kabinet.

Basuki juga mengungkapkan Jokowi meminta agar penataan IKN memprioritaskan partisipasi masyarakat. Jokowi tak ingin masyarakat sekitar IKN merasa terpinggirkan dan tergusur.

"Kami ada Pak Deputi Kemasyarakatan ini, ini nanti dalam rangka menata kawasan di sekitar IKN ini utamakan partisipasi masyarakat," ujar Basuki.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini