Sukses

Ultra Mikro BRI Jangkau 36,1 juta Pelaku Usaha dan Mampu Salurkan Kredit Rp622,3 T

Ekosistem Ultra Mikro (UMi) yang terdiri dari BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) menyalurkan pinjaman kepada 36,1 juta debitur dengan portofolio pinjaman mencapai Rp622,3 triliun atau tumbuh 7,7% secara year on year.

Liputan6.com, Jakarta Ekosistem Ultra Mikro (UMi) yang terdiri dari BRI, Pegadaian, dan Permodalan Nasional Madani (PNM) menyalurkan pinjaman kepada 36,1 juta debitur dengan portofolio pinjaman mencapai Rp622,3 triliun atau tumbuh 7,7% secara year on year.

Sebagai rincian, dari total Rp622,3 triliun itu, Rp496,2 triliun di antaranya disalurkan melalui kredit mikro BRI, Rp77 triliun disalurkan oleh Pegadaian, dan sisanya senilai Rp49,2 triliun disalurkan PNM.

Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari mengungkapkan bahwa kunci pertumbuhan ekosistem UMi tak lepas dari penyaluran kredit yang selektif.

“BRI juga akan memperkuat positioning bisnis mikronya dengan pendekatan ecosystem centric dan strategi 'Pemberdayaan Berada di Depan Pembiayaan'," ungkapnya.

Supari juga mengatakan, BRI akan fokus pada penguasaan micropayment dengan pembentukan ekosistem berbasis pemberdayaan.

“Sehingga selain meningkatkan penghimpunan simpanan masyarakat, diharapkan mampu meningkatkan kedalaman inklusi keuangan yang berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat,” katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dorong Kinerja Ultra Mikro

Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir terus mendorong kinerja bisnis penyaluran pembiayaan ultra mikro meski di tengah kondisi ekonomi global tidak stabil dan daya beli masyarakat melemah. Ia mengingatkan peran penting UMKM dalam stabilisasi ekonomi saat krisis ekonomi 1998.

"Ketika daya beli masyarakat sedang turun atau UMKM sedang melemah, kami sebagai pemerintah atau BUMN tidak boleh meninggalkan mereka," ujarnya pada Selasa (30/7/2024).

Erick juga menegaskan, BUMN memiliki Key Performance Indicators yang mencakup kontribusi pada kebijakan fiskal melalui pajak dan dividen, serta peran sebagai agen perubahan yang mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan.

"Kita harus melindungi kelas menengah, mendorong usaha kecil menjadi besar, dan yang besar menjadi pemain global," tegasnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.